Mohon tunggu...
Imam FaqihAlrifqi
Imam FaqihAlrifqi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hello everyone! saya imam faqih al-rifqi dari NTB mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stereotype terhadap Orang Salafi di Indonesia

4 Januari 2023   00:46 Diperbarui: 4 Januari 2023   01:07 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah kalian arti kata stereotype? yaitu pandangan atau penilaian terhadap suatu kelompok yang membawa harapan pada seperti apa individu di dalam kelompok tersebut dan bagaimana perilakunya atau bisa dibilang pandangan mengenai individu kelompok tersebut.

Negara Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak agama dan budaya di dalamnya, walaupun Indonesia dikenal sebagai negara yang penduduk paling terbanyak memeluk agama islam di dunia tapi banyak juga agama dan budaya lainnya yang ada di indonesia, sebagai negara yang penduduknya mayoritas islam maka tak heran juga banyak aliran atau organisasi lainnya yang ada di sini. Contohnya besarnya seperti NU,NW,MUHAMMADIYAH dan masih banyak lagi, dan yang akan saya bahas kali ini adalah salah satu faham atau aliran lainnya yang bernama Salafi, kata dari salafi sendiri adalah salaf bermakna kembali ke orang-orang yang terdahulu dan orang-orang terdahulu yang dimaksud adalah para sahabat,tabi'in dan tabiut tabi'in.

Kemunculan gerakan salafi tidak bisa dilepaskan dari sejarah kemunculan ideologi salaf yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1794 M). Gerakan ini mengajak seluruh umat Islam kembali kepada dasar hukum Islam yang murni, yaitu Al-Qur`an dan Sunnah, dan melakukan pembersihan tauhid dari berbagai kesyirikan. Gerakan ini berawal di daerah Uyaynah yaitu sebuah daerah yang sekarang terletak di bagian timur Negara Saudi Arabia tanah kelahiran Muhammad bin Abdul Wahhab.

Perkembangan gerakan salafi di Indonesia tidak mungkin dilepaskan dari dinamika internasional, sama seperti kecenderungan internasional, gerakan salafi baru ter ekspos di Indonesia pada awal dekade 1980-an. Dorongan utamanya adalah berdirinya lembaga LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab) yangmerupakan cabang dari Universitas Imam Muhammad ibn Saud Riyad di Indonesia. Berbeda dari faham atau aliran lainnnya salafi sendiri mempunyai faham tersendiri bahwa agama islam sudah sempurna sejak rasulullah wafat jadi tidak perlu ditambah ataupun dikurangi atau juga dicampur dengan budaya-budaya yang ada di indonesia khususnya di jawa, karena di jawa sendiri masih banyak masyarakat yang memakai agama yang di campur dengan budaya, karena itu tak jarang faham salafi di mendapatkan penolakan oleh masyarakat di daerah jawa karena budaya dan adat istiadat masyarakat yang masih kental, seperti perayaan maulid nabi dan tahlilan yang masih lumrah di lakukan oleh masyarakat.

Tak jarang pula masyarakat memberi penilaian kalau salafi itu ajaran keras atau ekstrem karena menganggap intoleran dalam budaya mereka, serta banyaknya yang tersinggung oleh pernyataan mereka kalau menambah nambah ajaran yang tidak sesuai dengan Al-qur'an dan sunnah (Bid'ah) maka amalan tersebut ditolak. Akan tetapi pernyataan mereka ini juga di dasarkan dari hadits nabi yang berbunyi "Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak" (HR. Muslim). Dan banyak juga yang akhirnya menerima dan mengikuti faham salafi di indonesia, karena dalam pikiran mereka yg mengikuti pada intinya mereka tidak memusuhi atau membeda bedakan ummat akan tetapi mereka hanya berkeinginan untuk meluruskan ajaran agama yang telah tertinggal atau ditambah sesuai dengan Al-qur'an dan hadist. 

Kesimpulannya dalam hal ini, agama islam itu agama sudah sempurna tidak bisa di tambah tambah dalam hal beribadah jika ada perdebatan kembalikan lagi kepada al quran dan hadis agar semua masalah akan bisa teratasi karena kalau sudah al quran dan hadis  yang berbicara logika manusia akan kalah. Jangan membenci sebuah mazhab hanya karena mengharamkan/membidaahkan sesuatu yang menurut mereka itu tidak baik, tetaplah pada mazhab yang di yakini karena tidak ada paksaan di dalam islam serta saling menghormati karena islam bisa bersatu disebabkan sikap saling toleransi kurangnya toleransi bisa mengakibatkan perpecahan contohnya, di negara islam yang konflik penyebabnya kurangnya saling menghargai antara saudara sesama islam. 

Jadilah islam yang cinta damai apa kata agama lain jika sesama islam saja kita saling bertikai dan jangan mencari kesalahan orang lain untuk menjatuhkan orang karena itu merupakan prliaku yang di benci. Mazhab salafi bukan harus di ikuti itu balik lagi ke diri sendiri karena dalam beragama itu  tidak ada paksaan tinggal kita yang memilih mana yang baik dan mana yang benar dengan menggunakan akal dan pikiran. Gunakan logika dalam memilih sebuah mazhab dengan logika kita bisa mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, jadilah manusia yang cinta damai jangan karena perbedaan mazhab membuat kita enggan untuk berkomunikasi tetap menjalin silaturahmi sesama islam karena allah melarang kita untuk memutus hubungan sesama saudara. carilah  apa yang menurut anda benar jangan mengikuti kata orang maupun hanya ikut ikutan sebab jalan hidup yang kita pilih itu tergantung diri sendiri bukan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun