Mohon tunggu...
Muhammad RifqiRomadhon
Muhammad RifqiRomadhon Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa IPB University

Nama saya Muhammad Rifqi Romadhon, biasa dipanggil Qidon. Saya adalah mahasiswa Ilmu Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University. Saya seorang mahasiswa yang aktif diberbagai kepanitiaan yang ada di IPB University, saya juga mahasiswa yang sangat tertarik pada bidang Pengabdian Masyarakat dan kegiatan-kegiatan sosial. Saya merupakan orang yang bertanggung jawab, amanah, dan mandiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Single Mother: Teknologi Komunikasi pada Keluarga di Era Digital

21 November 2023   22:42 Diperbarui: 21 November 2023   22:43 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keluarga adalah pondasi  pertama yang menjadi tempat tumbuh, berkembang dan tempat kehangatan manusia Salah satu tahapan dalam keluarga adalah pendidikan anak. Proses ini dilakukan oleh keluarga melalui kerjasama antar orang tua, khususnya ayah dan ibu, pendidikan dan perawatan anak. Tingginya angka pernikahan anak dan ketidakstabilan ekonomi merupakan penyebab utama perceraian. Hal ini sangat memengaruhi peningkatan kuantitas orang tua tunggal, baik ayah tunggal  maupun ibu tunggal. 

Single Mother yang disebabkan karena pasangan yang belum siap akan keadaan pernikahan, dll. Manajemen sumber daya manusia sangatlah penting demi kualitas dan kesejahteraan keluarga. Single mother memiliki tanggung jawab ganda, mengambil peran sebagai ibu sekaligus juga ayah bagi anak-anaknya.

Seorang single mother menghadapi banyak tantangan, tetapi peran mereka sangat penting dalam perkembangan anak-anak dan kesejahteraan keluarga. Berbagai tantangan yang dihadapi oleh single mother yaitu Masalah Finansial,  Waktu dan Energi Terbatas, Kepemilikan Tanggung Jawab Tunggal. Beberapa pendekatan yang efektif untuk mengatasi tantangan tersebut yaitu Mendidik anaknya melibatkan pengaturan waktu, Mendidik anaknya dengan pendekatan yang tidak melibatkan pemberian aturan khusus, Mendidik anaknya dengan menjaga komunikasi, melibatkan diri dalam setiap kegiatan anak.

Menjadi seorang single mother bukanlah hal yang mudah. Single mother yang harus menjadi seorang ayah sekaligus ibu untuk anaknya agar bisa tetap merasakan kasih sayang seutuhnya. Bukan hanya memikirkan kasih sayang anak, tapi pendidikan serta pergaulan seorang anak yang menjadi prioritas utama bagi seorang single mother. Waktu yang singkat untuk banyak mengetahui hal tentang anak dan keluarga terkadang menjadi salah satu permasalahan dalam keluarga. Cara single mother menjaga itu semua salah satu dengan Komunikasi melalui Teknologi handphone dengan banyak fitur-fitur didalamnya. Dengan teknologi tersebut dapat meringankan sedikit pekerjaan seorang single mother. 

Perkembangan teknologi adalah salah satu tantangan juga yang dihadapi oleh single mother. karena melalui teknologi lah para single mother lebih banyak melakukan komunikasi melalui handphone atau alat teknologi lainnya. Dan perkembangan teknologi yang terjadi dengan cepat dari tahun ke tahun ini dapat memengaruhi cara berpikir remaja dan interaksi sosial mereka. Dampak dari perubahan teknologi ini dapat positif dan negatif bagi remaja, terutama karena mereka sedang dalam masa transisi mencari identitas. Tanpa bimbingan dan pengawasan dari keluarga atau lingkungan terdekat, teknologi komunikasi dapat digunakan untuk tindakan yang melanggar nilai dan norma masyarakat. Maka banyaknya dari single mother yang harus bisa memperhatikan jangkauan teknologi untuk perkembangan anaknya serta kesejahteraan dalam keluarganya.

Setiap keluarga memiliki cara yang berbeda dalam melepaskan tanggung jawab mereka sebagai orang tua di era digital. Sebagian besar orang tua menerapkan aturan yang ketat dan standar yang jelas, berharap bahwa anak-anak akan mematuhinya. Namun, orang tua yang bijak cenderung menghindari pembatasan yang berlebihan. Pola asuh yang efektif memerlukan keseimbangan antara otoritas orang tua dan otonomi anak. Pertanyaannya adalah, gaya pengasuhan seperti apa yang paling efektif dalam konteks lingkungan digital?

Pengasuhan dalam penggunaan teknologi di era digital, atau penggunaan gadget, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi tingkat kebersamaan antara anak dan orang tua, pengaruh budaya dan rasa gengsi anak terhadap memiliki gadget, pendidikan, serta tujuan pengasuhan yang dipengaruhi oleh karakteristik anak dan konsistensi tanggung jawab orang tua terhadap anak (Darojad, 2010).

Namun, penggunaan teknologi dalam pengasuhan juga memiliki efek negatif. Orang tua tidak selalu menjadi sumber pertama yang anak-anak ceritakan tentang masalah pribadi mereka. Internet yang kompleks dan berubah cepat juga bisa membuat orang tua kesulitan untuk memahami apa yang perlu mereka ketahui. Sebagian kecil orang tua mungkin bahkan tidak memikirkan tanggung jawab ini, sehingga menjadi sulit untuk mengandalkan mereka untuk menjaga keselamatan anak-anak mereka. Namun, upaya harus dilakukan untuk memberdayakan semua orang tua dan menyediakan jaringan keselamatan bagi anak-anak dalam situasi yang rentan (Darojad, 2010).

Kesejahteraan keluarga adalah suatu kegiatan dalam menciptakan dan membentuk keluarga yang memiliki hubungan yang harmonis dan selalu nyaman, jikalau ada suatu masalah masih bisa diselesaikan secara baik baik dan secara bersama antar anggota keluarga. Kesejahteraan keluarga dapat dipenuhi dalam kebutuhan jasmani, rohani, sosial anggota keluarga. Kesejahteraan setiap keluarga itu berbeda beda jadi akan bisa terwujud sesuai standar kesejahteraan dan kebahagiaan masing masing keluarga. 

Terdapat berbagai teori yang telah dikembangkan untuk memahami kesejahteraan keluarga yaitu :

  • Teori Sistem Keluarga (Family Systems Theory)

  • Teori Ekologi Manusia (Human Ecology Theory)

  • Teori Keterlibatan Keluarga (Family Involvement Theory)

  • Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory)

  • Teori Resiliensi Keluarga (Family Resilience Theory)

Menjadi seorang ibu yang menjalani hidup sendiri tanpa bantuan suami, memang berat. Semua tugas yang seharusnya dibagi antara suami dan istri sekarang harus dipegang sendirian. Mulai dari mengurus anak, mendidik mereka, merawat, sampai mencari nafkah, semuanya jadi tanggung jawab sendiri. 

Tapi, yang perlu diketahui, tidak semua ibu tunggal menyerah begitu saja. Meskipun hidupnya berat, mereka tetap berjuang dengan segala cara untuk melanjutkan hidup. Mereka tidak menyerah dan selalu berusaha semaksimal mungkin.

Dalam merawat dan mendidik anak sambil bekerja, penting untuk memiliki jadwal terstruktur dan seimbang. Alokasikan waktu khusus untuk interaksi dan pembelajaran bersama anak, serta libatkan mereka dalam tugas-tugas rumah tangga. Pastikan anak memiliki jadwal tidur teratur dan cukup istirahat. Pilih kegiatan ekstrakurikuler sesuai minat mereka, dengan memperhatikan keseimbangan waktu bersama keluarga dan pribadi. Dengan pola yang terorganisir, single mother dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya sambil tetap memenuhi tugas di tempat kerja.

Untuk menjaga komunikasi yang baik dengan anak-anak saat orang tua sedang sibuk bekerja atau beraktivitas di luar rumah, kualitas waktu yang dihabiskan bersama diutamakan daripada jumlahnya. Selain itu, orang tua menggunakan teknologi komunikasi seperti panggilan video atau pesan singkat untuk tetap terhubung ketika mereka tidak berada di dekat anak-anak. Mereka juga selalu mendengarkan dengan penuh perhatian ketika anak-anak ingin berbicara, memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan atau bertanya. Menggunakan bahasa yang hangat dan pengertian juga membantu menciptakan suasana yang nyaman dan terbuka untuk berkomunikasi. Selain itu, orang tua berusaha untuk memahami hobi dan kebutuhan anak-anak, sehingga mereka dapat memilih aktivitas atau topik pembicaraan yang menarik bagi mereka. 

Pola asuh anak oleh single mother cenderung menggabungkan kemandirian dan perhatian ekstra serta komunikasi antar ibu dan anak. Namun, ada berbagai kesulitan yang dihadapi, mulai dari tekanan finansial, kurangnya dukungan sosial, hingga tantangan dalam membagi waktu antara pekerjaan dan peran sebagai orang tua. Meskipun demikian, banyak single mother yang berhasil mengatasi rintangan ini dengan sumber daya dan dukungan yang tepat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun