Awalnya memang masih malu bercampur dengan takut. Malu, karena nanti dicap tidak tahu bersyukur. Takut, kalau ketahuan urusan bisa runyam. Hari berganti bulan, mesra banget. Berjalan beriringan bergandengan tangan. Pokoknya nempel terus kayak perangko. Senyum selalu mengembang. Siapa pun disapa dan dirangkulnya. Perasaan jadi tidak tenteram jika dalam satu hari tidak bersama.
Bulan berganti tahun, semakin mesra saja. Membuat iri seluruh mata yang memandangnya. Perpaduan sempurna begitu komentar banyak warga. Sepertinya hanya hidup dan mati saja yang bisa memisahkan mereka. Puji memuji, hargai menghargai tidak ada cela sedikit pun. Semua berjalan begitu manis dan indah.
Tahun demi tahun berjalan, entah setan dari mana yang memulai. Perbedaan kecil berubah jadi masalah besar. Mulut tersungging tapi hati tersinggung. Warga yang dulu kagum sekarang berubah menjadi provokator. Tak ada lagi kemesraan. Yang timbul justru saling curiga. Intrik licik dan tipu daya menjadi mainan baru. Perangko sudah terlepas dari sampul surat. Persaingan harus tetap jalan. Sebentar lagi akan Pilkada. Selamat tinggal kenangan manis. Selamat berjuang para kandidat Bupati dan Wakil Bupati Soppeng. Kami semua merindukan kemesraan dan kebahagian itu hadir kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H