PEMBAHASAN
Salah satu warisan budaya Betawi adalah tradisi Palang Pintu, yang biasanya dilakukan saat acara pernikahan. Saat pasangan pengantin pria dan rombongannya tiba di rumah pasangan pengantin wanita. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai simbol penyambutan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kehormatan dan kekompakan antar dua keluarga. Peneliti sudah melakukan wawancara dengan narasumber salah anggota pemain Palang Pintu yaitu Adit. Adit adalah pemilik Sanggar Beksi Cing Simun. Sanggar tersebut sudah berdiri selama 10 tahun lamanya. Kegiatan latihan di sanggar tersebut di lakukan setiap satu minggu sekali. Adit menjelaskan bahwa penampilan Palang Pintu tidak untuk pernikahan saja, tetapi bisa untuk acara peresmian atau peresmian gedung, tinggal di sesuaikan saja dengan materi yang akan ditampilkan nanti. Palang Pintu melibatkan perpaduan seni bela diri, pantun, dan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran. Barang-barang yang di butuhkan dalam penampilan palang pintu zaman dulu menggunakan rebana ketimpring, kalau zaman sekarang menggunakan marawis atau hadroh. Barang lain yang dibutuhkan adalah petasan, kembang kelapa, sirih dare, golok, ondel-ondel dan memakai baju pangsi Betawi. Durasi penampilan Palang Pintu paling lama kurang lebih sekitar 20-30 menit. Satu tim Palang Pintu sudah dibagi dua, sebagai perwakilan calon pengantin laki-laki dan sebagai perwakilan calon pengantin perempuan. Selain Adit peneliti juga mewawancarai Marsin selaku ketua sanggar tersebut. Marsin menjelaskan bahwa fungsi Palang Pintu untuk mempererat tali silahturahmi antara dua keluarga, yang mengandung arti supaya mempelai laki-laki mendapatkan izin dari keluarga mempelai perempuan, selain itu mempelai laki-laki harus bisa bela diri dan mengaji untuk keluarganya nanti. Zaman modern ini Palang Pintu semakin di kenal masyarakat, bahkan masyarakat yang tidak berasal dari betawi ikut latihan Palang Pintu dan ikut tampil juga. Sanggar Beksi Cing Simun melatih 25 anak campur wanita dan laki-laki. Rata-rata yang mengikuti latihan adalah anak-anak sekolah. Peneliti tidak hanya mewawancari narasumber, tetapi peneliti juga menanyakan persepsi masyarakat terkait Palang Pintu. Peneliti berhasil bertanya kepada dua perwakilan masyarakat yaitu Iqbal dan Indur. Iqbal menjelaskan bahwa Palang Pintu adalah acara yang diadakan saat sebelum resepsi pernikahan. Iqbal sendiri pernah menonton penampilan Palang Pintu satu kali. Iqbal melihat Palang Pintu sebagai Nilai tata bahasa betawi, ia sendiri belum pernah terlibat sebagai anggota pemain Palang Pintu. Iqbal menganngap generasi muda sangat penting untuk memahami dan melestarikan tradisi Palang Pintu. Iqbal berharap tradisi Palang Pintu Dapat diselenggarakan lebih sering pada event besar, tidak hanya untuk acara pernikahan saja. Peneliti juga menanyakan kepada Indur, Indur menjelaskan bahwa Palang Pintu adalah tradisi khas yg terdapat di acara pernikahan. Indur sendiri pernah menonton penampilan Palang Pintu sekitar 1-2 kali. Indur melihat Palang Pintu sebagai ciri khas dalam adat pernikahan Suku Betawi untuk meramaikan suasana suka cita dalam suatu pernikahan, ia sendiri belum pernah terlibat sebagai anggota pemain Palang Pintu. Indur menganngap generasi muda cukup penting untuk memahami dan melestarikan  Palang Pintu, karena Palang Pintu salah satu ciri khas dalam acara pernikahan khususnya adat Suku Betawi yg masih tercipta hingga saat ini. Indur berharap semoga tradisi Palang Pintu ini bisa terus dilestarikan karena merupakan ciri khas budaya yang dimiliki Indonesia khususnya Suku Betawi.Â
KESIMPULAN
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Palang Pintu adalah kesenian khas Betawi yang digunakan untuk acara pernikahan atau acara peresmian. Barang-barang yang di perlukan untuk keperluan bermain Palang Pintu yaitu marawis atau hadroh, petasan, kembang kelapa, sirih dare, golok, ondel-ondel dan memakai baju pangsi Betawi. Durasi penampilan Palang Pintu paling lama sekitar 20-30 menit. Satu tim Palang Pintu sudah dibagi dua, sebagai perwakilan calon pengantin laki-laki dan sebagai perwakilan calon pengantin perempuan. Fungsi Palang Pintu untuk mempererat tali silahturahmi kedua keluarga. Palang Pintu menurut persepsi perwakilan masyarakat adalah tradisi yang biasa di tampilkan di acara pernikahan. Palang Pintu dinilai sebagai tata bahasa Betawi dan sebagai ciri khas dalam acara pernikahan khususnya adat Suku Betawi yg masih tercipta hingga saat ini. Perwakilan masyarakat berharap tradisi Palang Pintu Dapat diselenggarakan lebih sering pada event besar, tidak untuk acara pernikahan saja dan bisa selalu di lestarikan. Pemikiran Penulis terhadap palang pintu ini adalah mengandung pencampuran anatra religius dan bela diri. Inspirasi penulis terhadap tradisi ini adalah membuat film yang bertemakan Palang Pintu, nanti akan menceritakan tentang lika liku sebelum penampilan palang pintu, apa saja barang yang harus di siapkan dan bagaimana kesulitan dalam membuat materi sebelum tampil.
Penulis: Qeysha Qotrunnida
Mahasiswa Film dan Televisi, Institut Seni Indonesia Surakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H