Sedari manusia lahir hingga meninggal manusia tidak pernah luput dari ajaran agama, pengajaran agama sangat amat penting untuk di terapkan di dalam dunia Pendidikan, guna menciptakan pemuda pemudi yang peka akan ilmu keagamaan tersebut, Pengajaran agama di di universitas menciptakan landasan kuat untuk pengembangan karakter, kesehatan mental, dan kesejahteraan holistik mahasiswa. Dengan membentuk nilai-nilai moral, etika, dan dimensi spiritual, pengajaran agama menjadi pondasi
yang mendukung mahasiswa dalam mengatasi tekanan akademis, mendorong keseimbangan mental, dan memberikan pandangan etis dalam pengambilan keputusan.
Pengajaran agama menyampaikan nilai moral yang mendasar serta dapat membentuk karakter positif di diri mahasiswa, selain ilmu untuk mendapatkan pandangan dan bimbingan spiritual. Tetapi juga bagaimana pengajaran agama tersebut dapat menjadi pencegahan dari bahaya Radikalisme seperti bahaya laten. Bahaya laten merupakan permasalahan yang harus di waspadai karena memiliki dampak dan masalah yang mungkin telah muncul tapi tidak disadari secara penuh.
Dalam konteks tertentu, bahaya laten dapat melibatkan risiko kesehatan mental, tekanan akademis yang berlebihan, isolasi sosial.
Adapun upaya pencegahan bahaya laten di tingkat Universitas dengan melibatkan bidang pengajaran agama, sebagai berikut:
1. Integrasi Nilai-nilai Positif
Â
  Memastikan bahwa nilai-nilai positif yang diajarkan dalam pengajaran agama diintegrasikan dalam budaya kampus dan menciptakan lingkungan yang mempromosikan etika, keadilan, dan toleransi.
2. Pengembangan Program Kesehatan Mental
  Mengintegrasikan aspek kesehatan mental dalam pengajaran agama dengan memberikan pemahaman tentang cara agama dapat memberikan dukungan psikologis dan membantu mengatasi tantangan mental.
3. Keterlibatan Komunitas Keagamaan
Â
 Membangun dan memperkuat komunitas keagamaan di kampus, memberikan mahasiswa tempat untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman.
4. Konseling dan Bimbingan Rohani
Â
 Menyediakan layanan konseling dan bimbingan rohani yang bersifat inklusif, memberikan dukungan dalam pencarian makna hidup dan pemecahan masalah berbasis nilai-nilai agama.
5. Pelayanan Masyarakat Berbasis Agama
Â
 Mendorong partisipasi mahasiswa dalam proyek-proyek pelayanan masyarakat yang terkait dengan ajaran agama, memberikan makna dan tujuan positif dalam kehidupan mereka.
6. Ruang Refleksi dan Meditasi     Â
Â
 Memberikan fasilitas dan ruang untuk meditasi, doa, atau refleksi, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan spiritual dan keseimbangan mental.
7. Mentorship Spiritual Â
 Membangun program mentorship spiritual di mana mahasiswa dapat berinteraksi dengan mentor atau pemimpin agama untuk mendapatkan pandangan dan bimbingan spiritual.
8. Penekanan pada Keseimbangan hidup
 Mengajarkan konsep keseimbangan hidup dan pencegahan kelelahan melalui perspektif agama, membantu mahasiswa menemukan harmoni antara tuntutan akademis dan aspek-aspek kehidupan lainnya.
Dengan mengintegrasikan aspek-aspek ini ke dalam pengajaran agama, universitas dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan holistik mahasiswa dan mencegah potensi bahaya laten.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H