Kemahiran soft skill yang baik merupakan salah satu faktor penentu kualitas mahasiswa. Soft skill memberikan dukungan signifikan dalam aspek akademik maupun non-akademik. Contohnya, mahasiswa dengan kemampuan berinteraksi yang baik mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan dosen, sesama rekan, maupun staf kampus. Selain itu, kemahiran ini membantu mahasiswa untuk lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai tantangan, menyelesaikan masalah secara efektif, serta bekerja sama dalam tim dengan lebih optimal. Dengan soft skill yang terasah, mahasiswa juga memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan potensi diri secara holistik.
Rumah Kearifan merupakan sebuah lembaga yang didirikan oleh Dr. Muqowwim, M.Ag, dengan Ibu Ziadatul Husna, M.Pd sebagai direktur. Lembaga ini berlokasi di Santan, RT 009, Joho, Jambidan, Banguntapan, Yogyakarta. Fokus utama Rumah Kearifan terbagi menjadi dua bidang, yaitu "Pelatihan, Konsultasi, dan Advokasi" serta "Riset dan Penelitian." Lembaga ini bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai kearifan melalui pendekatan pelatihan praktis, pendampingan, dan kegiatan penelitian yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Soft skill adalah serangkaian kemampuan interpersonal dan intrapersonal yang memungkinkan seseorang untuk berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi. Salah satu bentuk soft skill yang penting adalah kecerdasan intrapersonal, yaitu kemampuan untuk mengenali emosi, keinginan, dan perasaan diri sendiri secara mendalam. Kecerdasan ini bersifat unik karena melibatkan proses refleksi dari, untuk, dan oleh diri sendiri.
Pada tanggal 7 Desember 2024, Rumah Kearifan menyelenggarakan pelatihan komunikasi di Ruang Multi Purpose. Pelatihan ini diikuti oleh 8 mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kegiatan berlangsung selama satu hari dengan jadwal yang padat dan beragam, yang lebih difokuskan pada pengembangan kecerdasan intrapersonal. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan ini antara lain:
1.Guardian Angel
Dalam kegiatan ini, setiap peserta diberikan selembar kertas untuk menuliskan nama mereka, yang kemudian ditukarkan secara acak dengan peserta lain. Nama yang didapatkan menjadi "orang yang dijaga" selama pelatihan berlangsung. Peserta diberikan tugas untuk melakukan kebaikan kepada orang tersebut, menjaganya, dan mencatat kebaikan yang telah dilakukan. Di akhir sesi, ada ritual penyerahan kertas tersebut kembali kepada pemiliknya, lengkap dengan catatan kebaikan yang dilakukan oleh "malaikat penjaga" mereka.
2.Visualisasi Masa Depan
Dalam kegiatan ini, peserta diajak untuk menggambarkan impian mereka selama 10 tahun ke depan secara rinci dan terperinci. Tujuan dari aktivitas ini salah satunya adalah untuk memotivasi individu sekaligus memberikan panduan yang jelas dalam menetapkan dan meraih tujuan hidup.
3. Latihan Menjadi Pendengar Aktif
Pada kegiatan ini, peserta diminta untuk duduk berhadapan dengan salah satu teman dan bercerita secara bergantian mengenai banyak hal. Dalam kegiatan ini, kami bebas untuk berbagi cerita tanpa batasan topik, baik itu mengenai pengalaman pribadi, impian, atau hal-hal ringan lainnya. Namun, yang paling penting adalah saat teman kami bercerita, kami diminta untuk menerapkan keterampilan pendengar aktif yang sudah dipelajari sebelumnya. Pendengar aktif mengajarkan kami untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak menginterupsi, dan memberikan respons yang empatik, sehingga teman yang bercerita merasa didengarkan dan dihargai. Kegiatan ini tidak hanya membantu kami untuk lebih memahami orang lain, tetapi juga memperkuat hubungan interpersonal antar peserta.
4. Refleksi Diri dan Mendalami Pengalaman
Dalam kegiatan ini, peserta diminta untuk menceritakan pengalaman yang tidak terlupakan di masa lalu. Setiap peserta diminta untuk mencari nilai-nilai yang bisa diambil dari momen tersebut dan mengaitkannya dengan kehidupan serta profesi yang sedang dijalani saat ini. Kegiatan ini berlangsung dengan penuh haru, di mana setiap peserta bebas bercerita tanpa merasa dihakimi. Suasana penuh kehangatan dan empati membuat kami terbuka dan saling memahami satu sama lain sehingga membuat pengalaman ini menjadi sangat berkesan.
Selain kegiatan yang telah disebutkan di atas, masih ada beberapa kegiatan lain yang tidak kalah menarik dan sangat mendukung untuk melakukan pengembangan diri. Setiap kegiatan dirancang untuk menggali potensi dan mengasah soft skill terutama kecerdasan intrapersonal, sehingga kegiatan ini memberikan pengalaman yang lebih kaya dalam proses pembelajaran dan refleksi diri.
Melalui pelatihan yang berlangsung selama satu hari, saya mendapatkan berbagai inspirasi dan pelajaran yang sangat bermakna, di antaranya:
1. Tanggung Jawab
Pelatihan ini menekankan pentingnya sikap tanggung jawab dalam menjalankan peran, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari tim. Saya belajar bahwa tanggung jawab adalah fondasi untuk membangun kepercayaan, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
2. Empati
Selama sesi pelatihan, saya diingatkan bahwa memahami perspektif orang lain adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang harmonis. Empati tidak hanya tentang mendengar, tetapi juga merasakan apa yang dialami oleh orang lain, sehingga kita bisa memberikan respon yang tepat.
3. Menjadi Pendengar Aktif
Kemampuan untuk mendengarkan secara aktif juga sangat ditekankan dalam pelatihan ini. Saya belajar bahwa mendengarkan bukan sekadar menerima informasi, tetapi juga menunjukkan perhatian penuh kepada pembicara, memahami maksudnya, dan merespon dengan tepat.
4. Mengenal Diri Sendiri
Kecerdasan intrapersonal yang dibahas dalam pelatihan mendorong saya untuk lebih memahami diri sendiri, mulai dari emosi, kekuatan, kelemahan, hingga tujuan hidup. Dengan mengenal diri sendiri, saya merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan dan menjalani hidup dengan lebih percaya diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H