Mohon tunggu...
QayyumNaya
QayyumNaya Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Penulis

Hanya Penulis biasa yang suka menulis. Hobi membaca dan menulis. Dan biasa saja dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Impian Lain Cerita

9 Juli 2023   14:22 Diperbarui: 9 Juli 2023   14:29 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

    Mendengar tetek jelas dari Alin, bertambahlah keresahan ini. Sudah cukup aku kehilangan Lina, jangan lagi Alin yang pergi sebelum masanya hilang seluruhnya dari hatiku.

    Aku tidak menghendaki hal itu terjadi padaku sampai kukatakan padanya, "biarkan aku menemui mereka, biarkan aku melampaui pandangan mereka dan biarkan aku menyatakan sikap serius didepan mereka bahwasanya aku akan menikahimu tanpa harus menodai kesucian setiap kehendak yang ada dalam benak kita masing-masing. Alin, kamu betul ! Sesungguhnya aku mendapatimu dalam bentuk yang unik dan akupun harus memberi penjelasan kepada mereka bahwa inilah wanita yang kucintai, sekarang ada bersamaku dalam rumah kami."

    "Syarif, apakah kamu mampu mengambil keputusan itu seperti mampunya dirimu menopang beban kerja yang pernah menegangkan urat-urat hidup yang ada pada kita. Sekuat itukah tekadamu ? Aku hanya berharap semoga lebih kuat dari sekedar menegangkan kasih mesra saat menyatu dalam ruang lingkup yang meluaskan rezeki dari semua arah."

    Hatiku berbisik menyatakan sikap yang paling dibutuhkan oleh tubuh ini tapi cukuplah aku sendiri tidak mengerti suara bisikin itu. Aku tidak mau mengatakan nya langsung pada Alin. Kalau aku katakan langsung padanya maka bisa saja mengundang reaksi nyata yang bisa membawa kelupaan pada sorotan masalah yang kami hadapi.

    Hanya ada jawaban kecil tapi menggugah humoris hati sehingga ada canda tawa yang kami tawarkan sebagai suatu kebenaran bahwa kami memang selalu ingin tampil lebih selektif mengisolasi senyawa yang agak besar dari cinta yang terjadi ketika malam telah berlalu.

    "Jangan katakan seperti itu Alin. Aku akan mengeluh setiap saat tatakala melihat kebeningan hati, kulit wajahmu yang bersinar lalu aku mencoba untuk mendapatkan sinarnya. Saat itu kamu cuman mengatakan sudah terlambat''_

    "Pantaskah surga kecil yang berada diluar ruanganmu yang biasa menampung tamu undangan sepesialmu tidak kamu jamu dengan cara istimewa ? Bahkan ketika aku yang datang menjadi tamumu ?''_

    "Jika karena soal ancaman yang datang dari beberapa tetangga yang mengusik mimpi kita berdua, percayalah, aku akan mengatakan pada mereka bahwa kita sedang menempatkan satu kisah yang bisa membuat kita menyatu. Saat itu tiba, mereka akan sadar kalau kita sudah menjadi pasangan sehidup semati''_

    "Pada waktu itu, aku bukan lagi sebagai tamu yang datang sekedar menemuimu namun semua ruangan yang berpintu glowing akan terbuka dengan model-model pembelajaran kooperatif, tipe cinta yang bertepuk dalam keadaan paling sempurna.''

    Bukan hanya biasa Alin namun ketika bersamamu cerita dewasa, mimpi unik, kebahagiaan sejati, senyum yang paling mengundang perhatian selalu berebut untuk mendapatkan tempat-tempat istimewanya.

Tidak ada rasa lelah, yang ada hanyalah suatu harapan agar waktu diperpanjang sesuai dengan keinginan yang deras ibarat hujan yang disertai angin kencang, bertiup menghembus sampai pada komponen mimpi dengan cerita yang paling lengkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun