Mohon tunggu...
QayyumNaya
QayyumNaya Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Penulis

Hanya Penulis biasa yang suka menulis. Hobi membaca dan menulis. Dan biasa saja dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hampir Saja Merasa Enak

25 Juni 2023   13:59 Diperbarui: 25 Juni 2023   14:06 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Biarin aja yang penting kamu bisa bahagia dan aku mendapat kan tempat terkasih dalam hatimu, Alin."

"Apapun yang terjadi setelah nanti kita menikah biarlah terjadi seperti mengalir nya air yang deras. Setelah menikah, aku bukan hanya menjadi milikmu, Syarif tapi seutuhnya akan menjadi milikmu dan kapanpun kamu mau maka datangilah aku dalam keadaan yang paling indah."

"Akulah laki-laki yang paling beruntung, Alin yang kamu cintai tanpa berpikir panjang kemudian memberiku sebuah harapan besar. Jadi sangat wajar jika dirimu harus aku jaga baik dari perilaku cintaku padamu maupun yang mengganggumu. Namun ada hal yang tidak bisa aku jaga yaitu saat kamu sudah sah menjadi milikku maka saat itu segalanya yang baru saja kita candakan akan terbuka, akan kubuktikan dengan berbagai gayaku sendiri."

"Bicaramu saja Syarif. Kamu tuh dikasi hati, eh malah mintanya segalanya. Mana ada dengan berbagai gayamu ? Untuk melihat aja punggung ku tadi, kamu keok."

"Iya, ayok ! Sini aku lihat. Ada apa di punggungmu. Nanti kalau terasa ada yang sakit berarti aku yang gigit itu."

"He... Mulai lagi, kambuh lagi candaanya. Syarif, biarkan aku tersenyum terus seperti ini ya. Jangan biarkan lagi air mata ini jatuh, aku tidak mau lagi pikiran ku memikirkan hal-hal yang tidak perlu dipikirkan."

"Alin, percayalah !. Aku akan menjaga senyuman itu agar tetap bisa terlihat sempurna. Kesempurnaan kan dirimu dengan sebuah kesejukan, lalu kamupun memberiku kesempatan untuk menikmati keindahan bersamamu.''

"Aku milikmu, Syarif. Semuanya adalah milikmu tanpa tersisa sedikitpun dalam diriku, kuserahkan yang aku miliki untuk mu seorang."

Bahasa itu membuat Syarif mati kutu. Dia larut dalam kebahagiaan yang tiada duanya bahkan dia ingin sekali menggigit bibirnya yang selalu sensual itu. Syarif yang sabar ya, ada kok waktunya untuk bermain game dalam keadaan mencintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun