Mohon tunggu...
QayyumNaya
QayyumNaya Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Penulis

Hanya Penulis biasa yang suka menulis. Hobi membaca dan menulis. Dan biasa saja dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tetaplah Disini

22 Juni 2023   18:12 Diperbarui: 22 Juni 2023   18:15 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    "Tidurlah, Alin !. Setelah kamu bangun, aku akan kembali kesini menemani dalam urusan asmara yang sebenarnya."

    Tidak seperti yang tergambar dipikirkan ku. Tanpa aku sadari, telapak jemari tangannya ternyata disangkutkan dibajuku sehingga saat aku bangkit berdiri, dia ikut terbangun. Entah bagaimana bisa dia lakukan, aku tidak menyadarinya.

    Kemudian dia berkata padaku dalam bahasa yang paling lembut, "Syarif, mau kemana lagi ?. Kukira setelah kembali, kamu tidak pergi lagi meninggalkan aku sendiri di kamar ini. Bukankah aku sudah bilang agar selalu berada di sampingku dalam keadaan apapun juga. Sekarang kamu kembali, lalu mau pergi lagi. Apa yang kamu inginkan dariku ? Dan apa yang kamu cari diluar sana. Aku disini sebagai wanita yang selalu update, bisa berharap dalam setiap detiknya, ada kamu di mataku."

    Itu yang meluluhkan hatiku sampai aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memasang posisi duduk yang lebih efektif lagi.

    "Jangan berkata demikian, Alin. Separuh nafasku hilang seketika saat mendengar rasa yang sedalam samudera itu. Aku sampai tidak bisa menutup mataku untuk selalu melihat lagi dan lagi."

    "Syarif, bukankah aku sudah pernah bilang bahwa ada hal yang paling menarik yang menunggu kedatangan perasaan yang bersumber dari dalam kamar ini, hati kita terpaut satu sama lain. Kita bahkan tidak bisa lepas untuk sesaat. Bertanya lah pada dirimu apakah aku hidup dihatimu sejak kamu mengenal cinta dariku ?. Bertanyalah kepada setiap hembusan nafasku, apakah ada rasa hangat yang keluar, berhembus menyebut namaku?. Jika ada, lalu mengapa mau pergi lagi meninggalkan aku sendiri lagi dan lagi di kamar ini ?."

    "Bukan seperti itu, Alin. Aku tidak akan kemana-mana, aku akan selalu menjadi laki-laki yang paling menjagamu. Sejujurnya, aku takut bila berada disampingmu ketika kamu dalam keadaan tidur. Setan mengganggu pikiranku, setan merasuki pikiranku pikiranku dan membawaku hanyut dalam ilusi hingga aku melihat dirimu seakan aku melihat sebuah kehidupan yang mestinya menjadi awal kebahagiaan yang sempurna bagiku''_

    "Itu yang aku hindari, Alin. Aku tidak ingin melakukan satu kesalahan yang akhirnya bisa kita sesali selamanya."

    "Ooo... Itu ya, tidak apa-apa, Syarif !. Sesekali jadilah seperti yang aku cintai."

    "Maksudnya, Alin apa ?."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun