Mohon tunggu...
Qarinata AinySalsabila
Qarinata AinySalsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sering membaca membuat saya mempunyai gambaran sendiri akan dunia di kepala saya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik dan Kekuasaan: Strategi Pemimpin dalam Mempertahankan Kendali

5 Juni 2024   10:07 Diperbarui: 5 Juni 2024   10:08 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Para pemimpin kerap kali menggunakan politik identitas dan sentimen nasionalis sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan politik mereka. Dengan cara menekankan perbedaan antara kelompok-kelompok berdasarkan etnis, agama, atau budaya, pemimpin dapat memperkuat dukungan dari basis massa mereka dan melemahkan oposisi. Sentimen nasionalisme juga sering digunakan untuk mengalihkan perhatian dari masalah internal yang lebih mendesak, seperti ketidakstabilan ekonomi atau korupsi dalam pemerintahan.

Meskipun politik identitas dan sentimen nasionalis bisa menjadi alat yang efektif untuk membangun solidaritas di antara pendukung politik, penggunaannya sering kali menghasilkan perpecahan dan konflik di dalam masyarakat. Pemimpin yang memanfaatkan perpecahan ini untuk keuntungan politik pribadi mereka bertanggung jawab atas meningkatnya polarisasi dan ketegangan dalam masyarakat.

Pemilihan dan Manipulasi Sistem Pemungutan Suara

Pemilihan umum adalah momen kunci dalam siklus politik di mana para pemimpin dapat mempertahankan atau kehilangan kendali politik. Oleh karena itu, para pemimpin sering menggunakan berbagai strategi untuk memastikan kemenangan mereka, termasuk manipulasi pemilihan dan pemilih, intimidasi terhadap lawan politik, atau bahkan pemalsuan hasil pemungutan suara. Dengan mengontrol proses pemilihan, pemimpin dapat memastikan bahwa suara oposisi dicegah atau dilemahkan, sehingga memperkuat posisi mereka di dalam pemerintahan.

Manipulasi dalam proses pemilihan adalah pengkhianatan terhadap prinsip demokrasi dan keadilan. Jika rakyat tidak memiliki kepercayaan bahwa pemilihan mereka adalah adil dan bebas dari manipulasi, legitimasi pemerintahan dapat dipertanyakan. Penting bagi masyarakat dan komunitas internasional untuk memantau pemilihan dan memastikan bahwa prosesnya berjalan dengan transparan dan sesuai dengan standar demokratis.

Kesimpulan

Para pemimpin memiliki berbagai strategi yang tersedia untuk mempertahankan kendali politik mereka, dari kontrol media hingga manipulasi pemilihan. Namun, penggunaan strategi ini sering kali melanggar prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia. Penting bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap tindakan yang melanggar kebebasan dan keadilan, serta untuk berdiri bersama dalam memperjuangkan demokrasi yang sehat dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun