Mohon tunggu...
Qanith kurniawan Arham
Qanith kurniawan Arham Mohon Tunggu... mahasiswa -

asli maros, pecinta Hijau dan sangat menyukai semangka

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Monoton

10 Agustus 2016   18:12 Diperbarui: 11 Agustus 2016   05:24 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Naskah cerita hidupnya biasa saja

Di antara kalimat terdapat jeda

Terpisah oleh titik dan koma

Sungguh tiada nampak istimewa

Di pikiran sempitnya menggambar dunia

Berceloteh tentang semesta

Terdengar memang luar biasa

Tapi hanya sebuah khayal belaka

Bumbu kegagalan bermain dalam hidupnya

Bakal dikecap selama nampak surya

Dunia pun memandang remeh padanya

Pantas di dikte saja

Karena puisi ini tentang nya

Maka nya itu Aku!

Maros, 10 Agustus 2016

note #19 [project 52 dalam 365]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun