Mohon tunggu...
Qanith kurniawan Arham
Qanith kurniawan Arham Mohon Tunggu... mahasiswa -

asli maros, pecinta Hijau dan sangat menyukai semangka

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aritmatika Doa

20 Mei 2016   19:55 Diperbarui: 20 Mei 2016   20:05 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menghitung doa (www.republika.co.id)

Kini gulita menjelang subuh

Terhitung sepertiga malam dalam bilangan imajiner

Namun aku seolah merekat diatas sajadah

Menghamba sambil menumpah himpunan do’a

Aku meringkuk,  menunduk layu

Semakin lama keluh kesahku makin berpangkat

Lantunan syair pengharapan telah ku urai

Hampir Serupa deret angka tak berlimit

Angin pelan mendesau diluar jendela

Hening dimakan waktu yang mengulur dalam konstanta

Mungkinkah saat ini tuhan mendengar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun