Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menabung atau Self-Reward? Tunda Gratifikasi Vs YOLO

28 September 2024   10:37 Diperbarui: 28 September 2024   13:39 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor lainnya adalah keengganan untuk kehilangan. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang merasakan sakitnya kehilangan uang lebih intens daripada kesenangan mendapatkannya. Hal ini dapat membuat tindakan menabung uang terasa seperti kehilangan—bagaimanapun juga, kita "merelakan" sesuatu yang sebenarnya bisa kita gunakan sekarang. Juga, mengeluarkan uang menawarkan gratifikasi instan atau kepuasan langsung, yang memperkuat pola pikir YOLO.

Tipe kepribadian yang berbeda juga memengaruhi cara orang menghadapi dilema "menabung atau habiskan". Orang yang berorientasi ke masa depan cenderung lebih mengutamakan menabung, karena mereka memperoleh kepuasan dari perencanaan dan keamanan. Orang-orang ini cenderung mendapat skor tinggi dalam hal ketelitian, suatu sifat kepribadian yang terkait dengan disiplin diri, tanggung jawab, dan perencanaan jangka panjang.

Di sisi lain, orang yang impulsif, yang cenderung lebih fokus pada kesenangan jangka pendek, mungkin merasa lebih sulit menahan keinginan untuk berbelanja. Orang-orang ini sering mendapat skor lebih tinggi dalam hal keterbukaan terhadap pengalaman dan ekstroversi, sehingga mereka cenderung menganut pola pikir YOLO.

Lingkungan juga memainkan peran penting dalam membentuk perilaku finansial. Orang yang dibesarkan dalam rumah tangga yang menekankan pentingnya menabung cenderung mengadopsi kebiasaan ini. Selain itu, faktor budaya dapat memengaruhi apakah orang menghargai perencanaan jangka panjang atau pemanjaan spontan.

Menemukan Keseimbangan: Menabung sambil Menikmati Hidup

Kunci untuk menavigasi dilema antara menabung atau membelanjakan uang adalah menemukan keseimbangan. Ini bukan tentang memilih satu ekstrem daripada yang satunya lagi, tetapi lebih kepada belajar cara menikmati masa kini sambil tetap mempersiapkan masa depan. Berikut ini beberapa strategi yang dapat membantu:

  • Belanja dengan Sadar: Sebelum melakukan pembelian, tanyakan pada diri kita apakah hal tersebut sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan jangka panjang kita. Apakah pengeluaran ini akan mendatangkan kebahagiaan yang awet atau hanya kesenangan sesaat?
  • Tetapkan Tujuan yang Jelas: Memiliki tujuan keuangan yang spesifik, seperti menabung untuk liburan atau membangun dana darurat, dapat membuat menabung terasa lebih bermakna dan tidak seperti pengorbanan.
  • Buat Sistem Hadiah: Untuk menyeimbangkan tabungan dan pengeluaran, buatlah sistem yang memberi kita reward untuk diri sendiri karena telah memenuhi tujuan tabungan. Misalnya, setiap kali kita menabung dalam jumlah tertentu atau mencapai milestone tertentu, kita bisa mengambil tabungan kita sejumlah tertentu untuk bersenang-senang atau membeli yang kita inginkan.
  • Buat Perencanaan dalam Menabung dengan Otomatiskan Tabungan: Salah satu cara termudah untuk menahan godaan untuk berbelanja adalah dengan mengotomatiskan tabungan Anda. Dengan menyiapkan transfer otomatis ke rekening tabungan

Tentu saja, strategi terbaik yang bisa kita terapkan adalah strategi yang works atau cocok dengan masing-masing diri kita, mulai dari kebutuhan, tujuan, dan lain-lain yang masing-masing kita bisa jadi berbeda.

Kesimpulan

Inti dari dilema menabung atau menghabiskan uang adalah benturan antara dua keinginan penting: kebutuhan akan keamanan finansial dan keinginan untuk mendapatkan imbalan langsung. Kita bekerja sangat keras, dan wajar saja jika kita ingin memberi imbalan kepada diri sendiri. Entah itu membeli gadget baru, pergi liburan, atau menikmati makanan enak. Keinginan untuk memanjakan diri sendiri ini wajar. Lagipula, apa gunanya bekerja keras jika kita tidak bisa menikmati hidup saat ini?

Di sisi lain, ada kenyataan yang menghantui bahwa tanpa menabung dengan saksama, kita mungkin tidak akan aman secara finansial di masa mendatang. Tagihan medis, dana pensiun, atau keadaan darurat yang tidak terduga dapat membuat kita kesulitan jika kita tidak memiliki cadangan finansial yang kuat. Ketakutan tidak akan memiliki cukup uang di kemudian hari sering kali mendorong kita untuk berhati-hati dalam mengelola uang, bahkan ketika kita sangat ingin menghabiskannya sekarang.

Perjuangan menabung untuk masa depan dan impuls untuk menikmati masa kini berakar dalam psikologi kita. Bias kognitif, rasa takut akan penyesalan, dan mentalitas butuh penguatan setelah bekerja keras membuat kita sulit menemukan keseimbangan. Namun, dengan memahami faktor-faktor psikologis ini, kita dapat membuat strategi yang memungkinkan kita menabung untuk kebebasan finansial dan memperlakukan diri kita dengan cara yang sehat dan terkendali.

Pada akhirnya, ini bukan tentang memilih salah satu di antara yang lain. Kuncinya adalah menciptakan gaya hidup yang memungkinkan Anda hidup dengan nyaman saat ini sambil memastikan bahwa diri Anda di masa depan terurus. 

Kita perlu menguasai kemampuan untuk menunda kepuasan, yang akan berdampak pada mengurangi perilaku impulsif kita yang sering kali tidak bermakna. Namun, kita juga jangan sampai lupa untuk memberi penghargaan kepada diri sendiri dengan terkontrol. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun