Kita akan membedah anatomi 5 tes baku terbaik di dunia, mengungkap prinsip-prinsip psikometri yang mendasari kredibilitas tes-tes tersebut.
Dari tes-tes terbaik ini, kita akan membahas karakteristiknya dan kenapa tes ini saya berani klaim sebagai salah satu dari tes yang terbaik.
Sebelumnya, berikut adalah berbagai kriteria yang menjadikan suatu tes baik dari perspektif psikometri:
- Reliabilitas: Tes yang baik secara psikometrik ditandai dengan keandalan atau reliabilitas yang tinggi, yang berarti tes tersebut secara konsisten mengukur apa yang ingin diukur. Tes-tes ini menjalani pengujian reliabilitas ekstensif untuk memastikan bahwa skor stabil dan konsisten dari waktu ke waktu dan di berbagai versi tes. Keandalan ini sangat penting untuk membuat perbandingan yang bermakna antar peserta tes.
- Validitas: Tes ini dirancang agar valid, artinya tes tersebut mengukur konstruksi yang ingin diukur. Upaya penelitian dan pengembangan yang ekstensif dilakukan untuk menetapkan konten, konstruksi, dan validitas terkait kriteria tes ini, memastikan bahwa tes tersebut secara akurat mencerminkan keterampilan atau pengetahuan yang ingin dievaluasi.
- Adil: Tes psikometrik yang ketat disusun secara hati-hati untuk meminimalkan bias yang dapat merugikan kelompok peserta tes secara tidak adil. Upaya dilakukan untuk memastikan bahwa isi tes, soal, dan prosedur penilaian tidak memihak secara budaya dan dapat diakses oleh semua peserta tes, apa pun latar belakang mereka.
- Baku: Tes yang baik harus distandarisasi atau dijadikan baku, artinya tes-tes tersebut dilaksanakan dan diberi skor secara konsisten untuk semua peserta tes. Standardisasi ini memastikan bahwa skor dapat dibandingkan di berbagai administrasi dan kelompok peserta tes.
- Analisis Butir: Analisis psikometrik melibatkan evaluasi kinerja setiap butir tes untuk mengidentifikasi butir soal bermasalah yang mungkin membingungkan, ditulis dengan buruk, atau bias. Analisis item membantu kita mengetahui kualitas item yang menyusun tes dan menyempurnakan tes dengan menghapus atau merevisi item yang tidak memenuhi kriteria psikometri.
- Skalabilitas: Mengikuti perkembangan dalam ilmu pengetahuan, tes di masa kini banyak menggunakan teori respons item (IRT) atau model psikometri tingkat lanjut lainnya untuk menskalakan dan menilai item secara akurat. Model ini memperhitungkan tingkat kesulitan setiap soal dan kemampuan peserta tes untuk memberikan pengukuran yang lebih tepat atas keterampilan atau pengetahuannya.
- Pengujian Adaptif (jika berlaku): Lagi-lagi, dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dunia pengetesan juga ikut berkembang. Sudah mulai banyak tes menggunakan pengujian adaptif, yang menyesuaikan tingkat kesulitan pertanyaan berdasarkan tanggapan peserta tes sebelumnya. Pendekatan ini memaksimalkan ketepatan tes dengan menyesuaikannya dengan tingkat kemampuan individu peserta tes.
- Pengembangan Berbasis Penelitian: Tes yang baik tentu saja melalui penelitian ekstensif selama pengembangan untuk memastikan tes tersebut memenuhi standar psikometri. Hal ini mencakup try out, analisis item, dan analisis statistik untuk menyempurnakan struktur dan konten tes.
- Pengakuan Global: Tes terbaik secara alamiah tentu saja harus diakui dan diterima oleh lembaga pendidikan, pemberi kerja, dan organisasi di seluruh dunia. Pengakuan global mereka merupakan bukti kualitas dan keandalan psikometrik tes tersebut.
- Perbaikan Berkelanjutan: Pengembang tes harus secara berkala memperbarui tes mereka agar selaras dengan standar pendidikan yang berkembang dan untuk menggabungkan kemajuan terkini dalam psikometri dan metodologi penilaian.
Di Indonesia sendiri, sepertinya belum ada tes yang memenuhi semua kriteria di atas, tetapi kriteria di atas memang diamond standard alias melampaui konsep ideal. Meskipun demikian, di Indonesia sudah ada tes yang memenuhi kriteria tes yang baik dan bisa kita anggap memenuhi gold standard, seperti UNBK, SNMPTN, dan berbagai tes yang dipublikasi oleh Faxtor, UGM, dan sebagainya.
Kriteria tes yang baik dan cukup untuk digunakan oleh praktisi dapat dibaca di sini.
Kembali ke tes yang terbaik, yang melampaui konsep baik, berikut adalah 5 tes terbaik tersebut (tidak ada peringkat, jadi 5 tes ini tidak berurutan):
Test of English as a Foreign Language (TOEFL) oleh ETS
Karakteristik Tes: TOEFL menilai kemahiran berbahasa Inggris yang bukan penutur asli bahasa Inggris. Ini mencakup bagian tentang membaca, mendengarkan, berbicara, dan menulis.
Karakteristik Item: TOEFL menampilkan berbagai jenis item, termasuk pertanyaan pilihan ganda, mendengarkan dan memahami bacaan, berbicara dan menulis terintegrasi, dan menulis mandiri.
Jenis Pertanyaan:
- Pertanyaan Pilihan Ganda: Ini mengharuskan peserta tes untuk memilih jawaban yang benar dari serangkaian pilihan.
- Pemahaman Mendengarkan dan Membaca: Tugas ini menilai pemahaman bahasa Inggris lisan dan tulisan melalui pertanyaan pilihan ganda dan format item lainnya.
- Berbicara dan Menulis Terpadu: Peserta tes diminta untuk menyatukan informasi dari bagian membaca dan mendengarkan dan merespons dalam format lisan dan tulisan.
- Menulis Mandiri: Tugas ini meminta peserta tes untuk mengungkapkan pendapatnya tentang suatu topik tertentu.
Mengapa Ini Dianggap Salah Satu yang Terbaik: Kalau berbicara tes terbaik di dunia dalam sudut pandang psikometri, sudah pasti TOEFL akan disebut. TOEFL sudah melegenda dengan proses pengembangan tesnya yang ketat, yang menjamin validitas dan reliabilitas skor. TOEFL juga update dengan perkembangan dalam psikometri. Saat ini, TOEFL bersifat adaptif komputer, artinya tingkat kesulitan soal disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta tes, sehingga memberikan penilaian yang tepat. Selain itu, dimasukkannya tugas berbicara dan menulis memungkinkan evaluasi keterampilan bahasa secara komprehensif. TOEFL juga diakui dan diterima secara luas oleh ribuan institusi dan organisasi pendidikan di seluruh dunia. Saya pribadi, jika ditanya bagaimana contoh tes yang baik, maka jawaban pertama saya adalah TOEFL oleh ETS.Â
Graduate Record Examination (GRE) oleh ETS
Karakteristik Tes: GRE adalah tes standar yang digunakan untuk penerimaan sekolah pascasarjana. Ini menilai keterampilan dalam penalaran verbal, penalaran kuantitatif, dan menulis analitis.