Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Waspadai Penyalahgunaan Tes Psikologi

24 April 2023   12:43 Diperbarui: 27 April 2023   15:54 1586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat umum harus menyadari misuse dan abuse dalam tes psikologi karena dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. 

Berikut adalah beberapa alasan mengapa masyarakat umum harus menyadari misuse dan abuse dalam tes psikologi:

  • Untuk melindungi diri sendiri: Misuse dan abuse dalam tes psikologi dapat membahayakan individu dengan mengarah pada diagnosis yang tidak akurat, stigmatisasi, diskriminasi, dan konsekuensi negatif lainnya. Dengan menyadari masalah ini, individu dapat mengedukasi diri mereka sendiri dan memastikan bahwa mereka menerima tes yang sesuai dan etis.
  • Untuk mendorong keadilan dan kesetaraan: Misuse dan abuse dalam tes psikologi dapat menyebabkan perlakuan tidak adil terhadap individu dan diskriminasi terhadap kelompok orang tertentu. Dengan menyadari masalah ini, individu dapat mendorong keadilan dan kesetaraan dalam praktik tes psikologi.
  • Untuk menghindari kesalahan informasi: Misuse dan abuse dalam tes psikologi dapat menyebabkan kesalahan informasi dan kesalahpahaman tentang kesehatan mental dan psikologi. Dengan menyadari masalah ini, individu dapat mencari informasi yang akurat dan menghindari informasi yang salah.
  • Untuk meminta pertanggungjawaban profesional: Misuse dan abuse dalam tes psikologi dapat melanggar pedoman etika dan standar profesional. Dengan menyadari masalah ini, individu dapat meminta pertanggungjawaban profesional untuk menggunakan tes secara tepat dan etis.
  • Untuk mendorong transparansi dan kepercayaan: Misuse dan abuse dalam tes psikologi dapat mengikis kepercayaan dalam proses pengujian dan di bidang psikologi secara keseluruhan. Dengan menyadari masalah ini, individu dapat mengadvokasi transparansi dan praktik etis dalam pengujian, yang dapat membantu membangun kepercayaan profesional dan publik.

Secara keseluruhan, masyarakat umum harus mewaspadai misuse dan abuse dalam tes psikologi karena dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan menyadari masalah ini, individu dapat melindungi diri mereka sendiri, mengadvokasi keadilan dan kesetaraan, menghindari kesalahan informasi, meminta pertanggungjawaban profesional, dan mempromosikan transparansi dan kepercayaan dalam proses pengujian.

Masyarakat umum dapat mengambil beberapa langkah untuk menghindari misuse dan abuse dalam tes psikologi. Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan individu untuk memastikan bahwa mereka menerima pengujian yang sesuai dan etis:

  • Do your research: Kita sebaiknya mengetahui tujuan dan validitas tes apa pun yang kita ambil. Kita dapat melakukan hal ini dengan bertanya pada penyelenggara tes atau mencari sendiri dari jurnal-jurnal ilmiah bereputasi. Kita juga harus mengetahui kualifikasi dan kredibilitas profesional yang menyelenggarakan tes.
  • Ajukan pertanyaan: Kita dapat mengajukan pertanyaan tentang proses pengujian, termasuk tujuan tes, bagaimana tes akan diberikan, dan bagaimana hasilnya akan digunakan. Kita juga dapat bertanya mengenai potensi risiko atau konsekuensi negatif dari mengikuti tes.
  • Minta diinformasikan: Kita berhak diberi tahu tentang hak kita sebagai peserta tes, termasuk hak kita atas kerahasiaan dan privasi.
  • Cari profesional yang memenuhi syarat: Kita harus mencari profesional yang memenuhi syarat yang memiliki pelatihan dan kredibilitas yang sesuai dalam prinsip psikometri dan prosedur pengujian. Kita seharusnya hanya mencari profesional yang berlisensi atau tersertifikasi di bidangnya, seperti psikolog yang terdaftar dan memiliki surat izin praktik (SIP dan SIPP).
  • Waspadai potensi bias: Kita harus menyadari potensi bias dalam pengujian, seperti bias budaya atau gender untuk mendorong praktik pengujian yang adil dan merata.
  • Speak up: Kita dapat berbicara jika kita khawatir tentang proses pengujian atau jika kita merasa bahwa hak atau martabat mereka dilanggar. Kita juga dapat melaporkan praktik pengujian yang tidak etis kepada pihak yang berwenang.
  • Menjawab sesuai keadaan diri: Penting bagi kita untuk tidak menjadi orang lain atau mengada-ada dalam merespons item dalam tes psikologi agar hasil tes bersifat akurat.

Secara keseluruhan, masyarakat umum dapat mengambil beberapa langkah untuk menghindari penyalahgunaan dan penyalahgunaan tes psikologi. 

Saya kira semuanya dimulai dari profesional yang menyelenggarakan tes, baik individu maupun biro, sebaiknya tes ditangani oleh profesional yang memenuhi kualifikasi dan dapat dipercaya. Selanjutnya, kita dapat menanyakan validitas dan tujuan tes untuk meyakini bahwa hasil dari tes yang ditempuh akurat dan dapat digunakan.

Catatan Untuk Praktisi

Misuse dan abuse dalam tes psikologi dapat terjadi karena beberapa alasan. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada kedua hal tersebut dari sudut pandang praktisi:

  • Kurangnya pelatihan: Praktisi yang kurang pelatihan yang tepat dalam prinsip-prinsip psikometrik, prosedur pengujian, dan pedoman etika mungkin lebih cenderung menyalahgunakan tes psikologi. Tanpa pelatihan yang tepat, mereka mungkin tidak menyadari keterbatasan dan potensi bias tes, atau mereka mungkin tidak tahu bagaimana menyelenggarakan tes dengan tepat.
  • Salah tafsir hasil tes: Hasil tes bisa rumit dan berbelit-belit, dan praktisi mungkin salah menafsirkan atau menginterpretasikan hasil secara berlebihan tanpa mempertimbangkan sumber informasi lain atau faktor kontekstual. Hal ini dapat menyebabkan keputusan yang tidak tepat atau berbahaya berdasarkan hasil tes.
  • Tekanan komersial: Komersialisasi tes psikologi telah menyebabkan peningkatan penggunaan tes untuk keuntungan komersial atau finansial. Hal ini dapat menyebabkan tekanan untuk menggunakan tes secara tidak tepat atau menggunakan tes yang tidak valid atau reliabel.
  • Bias budaya: Tes dapat dikembangkan berdasarkan norma dan nilai budaya tertentu, dan mungkin tidak sesuai atau valid untuk budaya atau populasi lain. Hal ini dapat menyebabkan bias budaya dan diskriminasi dalam pengujian.
  • Stigma dan diskriminasi: Hasil tes dapat digunakan untuk menstigmatisasi atau mendiskriminasi individu atau kelompok, khususnya jika hasil tes digunakan untuk membuat keputusan tentang pekerjaan, pendidikan, atau peluang lainnya.
  • Kurangnya pengawasan: Tanpa pengawasan dan regulasi yang tepat, praktik pengujian mungkin tidak sesuai dengan standar etika atau profesional. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya akuntabilitas dan peningkatan penyalahgunaan atau penyalahgunaan pengujian.

Secara keseluruhan, misuse dan abuse dalam  tes psikologi dapat terjadi karena berbagai faktor, antara lain kurangnya pelatihan, salah interpretasi hasil, tekanan komersial, bias budaya, stigma dan diskriminasi, serta kurangnya pengawasan.

Untuk mencegah misuse dan abuse dalam tes psikologi, penting untuk menggunakan tes yang sesuai untuk tujuan dan pengaturan tertentu. 

Praktisi juga harus tetap up to date pada penelitian dan perkembangan terkini di lapangan dan harus terus mengevaluasi validitas dan reliabilitas tes yang mereka gunakan. Selain itu, praktisi harus menyadari bias mereka sendiri dan bekerja untuk menghilangkannya dari latihan mereka.

Meskipun demikian, masyarakat umum tidak perlu khawatir. Kita dapat menghindari praktisi yang kurang mumpuni ini dengan hanya menerima interpretasi tes psikologi dari profesional yang kredibel dan tersertifikasi.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun