Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mode Autopilot si Penghambat Kepuasan Hidup

20 April 2023   12:04 Diperbarui: 24 April 2023   10:07 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Anda pernah merasa seperti sedang menjalani kehidupan sehari-hari tanpa benar-benar hadir pada saat itu?

Apakah Anda menemukan diri Anda terus-menerus terganggu dan sibuk, berjuang untuk fokus pada apa yang terjadi tepat di depan Anda?

Jika demikian, Anda mungkin hidup dalam mode autopilot, atau yang dalam psikologi disebut sebagai mindlessness.

Mindlessness adalah keadaan di mana kita menjalani hidup dalam mode autopilot, yaitu ketika kita menjalani gerakan rutinitas harian kita tanpa benar-benar hadir dan mengalami pengalaman tersebut. Kita tidak sepenuhnya hadir atau sadar akan lingkungan, pikiran, atau emosi kita. Mindlessness memang tidak sepenuhnya buruk karena mindlessness bisa menjadi cara yang membantu untuk menavigasi tugas dan kebiasaan rutin. Tapi, mindlessness juga bisa berbahaya ketika mode autopilot sudah sampai menjadi mode default kita.

Hidup dalam mode autopilot dapat menciptakan banyak rintangan yang menghalangi kita untuk menjalani kehidupan yang memuaskan. Berikut adalah beberapa kendala yang paling signifikan:

  • Kesadaran Berkurang: Ketika kita tidak sepenuhnya hadir atau menyadari lingkungan sekitar kita, kita cenderung kehilangan isyarat atau sinyal penting yang dapat mengindikasikan bahaya atau risiko. Ini dapat menyebabkan kecelakaan atau hasil negatif lainnya.
  • Fokus dan Perhatian Berkurang: Ketidakpedulian dapat membuat kita sulit berkonsentrasi pada tugas atau menjadi produktif dalam pekerjaan kita. Kita mungkin menemukan diri kita mudah terganggu, pelupa, atau tidak fokus.
  • Peningkatan Stres dan Kecemasan: Hidup dalam mode autopilot dapat menyebabkan stres dan kecemasan kronis. Kita mungkin merasa kewalahan dengan tuntutan hidup kita, namun tidak dapat sepenuhnya terlibat dengan pengalaman kita atau menemukan cara yang sehat untuk mengatasinya.
  • Penurunan Kesejahteraan: Ketidakpedulian dapat membatasi kemampuan kita untuk mengalami kegembiraan, kepuasan, dan koneksi dalam hidup kita. Kita mungkin merasa terputus dari diri kita sendiri dan orang lain, dan berjuang untuk menemukan makna atau tujuan dalam pengalaman kita sehari-hari.

Mindlessness 

Dalam kehidupan kita yang sibuk, terlalu mudah untuk tergelincir ke dalam keadaan tidak berpikir dan otomatis switch ke mode autopilot. Kita menjalani rutinitas harian kita tanpa benar-benar memperhatikan apa yang kita lakukan atau mengapa. Sementara mindlessness dapat memberikan kelegaan sementara dari stres dan kecemasan, hal itu juga dapat menimbulkan konsekuensi negatif yang serius bagi kesehatan mental dan fisik kita.

Mindlessness mengacu pada keadaan yang lebih familiar kita kenal sebagai mode autopilot, di mana kita tidak sepenuhnya hadir atau terlibat pada saat itu. Mindlessness dapat menyebabkan penurunan perhatian dan fokus, peningkatan stres dan kecemasan, dan penurunan kesejahteraan.

Salah satu teori psikologi yang berkaitan dengan mindlessness adalah flow theory yang dikembangkan oleh Mihaly Csikszentmihalyi pada tahun 1970-an. Teori aliran menggambarkan keadaan pengalaman optimal yang ditandai dengan penyerapan dan fokus yang lengkap dalam suatu aktivitas. Sementara aliran dapat bermanfaat, itu juga dapat menyebabkan kecerobohan jika individu menjadi terlalu fokus pada tugas yang ada dan kehilangan kesadaran akan lingkungan atau pengalaman internal mereka.

Teori lain yang terkait dengan mindlessness adalah teori konsumsi tanpa berpikir, yang menunjukkan bahwa individu sering terlibat dalam perilaku konsumsi tanpa berpikir, seperti makan berlebihan atau pengeluaran berlebihan, tanpa sepenuhnya menyadari konsekuensi atau motivasi di balik perilaku tersebut.

Selalu ada berbagai sisi untuk melihat sesuatu. Begitu juga ketika kita membahas mindlessness. Mindlessness memiliki manfaat dan kerugian, yaitu:

Manfaat Mindlessness:

  • Dapat memberikan bantuan sementara dari stres atau kecemasan
  • Dapat memungkinkan penyelesaian tugas rutin secara otomatis dan efisien
  • Dapat memberikan peluang untuk inspirasi kreatif atau pemecahan masalah
  • Dapat memfasilitasi keadaan flow dalam aktivitas fisik atau artistik

Kerugian dari Mindlessness:

  • Dapat menyebabkan kecelakaan atau kesalahan jika tidak sepenuhnya hadir atau sadar
  • Dapat berkontribusi pada stres kronis dan kelelahan saat melepaskan diri dari aktivitas atau hubungan
  • Dapat menyebabkan perilaku impulsif atau berbahaya ketika tidak secara sadar mempertimbangkan konsekuensinya
  • Dapat membatasi pertumbuhan pribadi dan kesadaran diri ketika terlalu mengandalkan pola perilaku atau pemikiran otomatis

Kebalikan dari mindlessness adalah mindfulness.

Mindfulness adalah keadaan kesadaran yang ditandai dengan memperhatikan pengalaman saat ini dengan sikap menerima dan tidak menghakimi. Mindfulness telah dikaitkan dengan berbagai manfaat psikologis, seperti berkurangnya stres dan kecemasan, peningkatan fungsi kognitif, dan peningkatan kesejahteraan.

Sebagaimana mindlessness, mindfulness juga memiliki manfaat dan kerugiannya.

Manfaat Mindfulness:

  • Mengurangi stres dan kecemasan
  • Meningkatkan fokus dan konsentrasi
  • Meningkatkan kesadaran diri dan pengaturan emosi
  • Meningkatkan hubungan dan koneksi sosial
  • Meningkatkan kesehatan fisik, termasuk fungsi kekebalan tubuh dan manajemen nyeri
  • Meningkatkan kesehatan mental, termasuk depresi dan pemulihan kecanduan

Kelemahan Mindfulness:

  • Sulit untuk dipraktikkan secara konsisten
  • Mungkin tidak cocok untuk semua orang, terutama mereka yang memiliki masalah kesehatan mental yang parah
  • Dianggap memakan waktu atau menyulitkan orang-orang dengan jadwal sibuk
  • Bisa jadi tidak efektif jika dilakukan tanpa bimbingan atau dukungan yang tepat

Secara umum, mindfulness memiliki manfaat yang lebih baik, namun sulit untuk diterapkan dengan benar dan konsisten. Meskipun mode autopilot juga memiliki manfaat, namun jika sampai menjadi mode default kita maka bisa membahayakan diri kita.

Dapat disimpulkan bahwa mindfulness telah dikaitkan dengan berbagai manfaat psikologis, sedangkan mindlessness lebih berpotensi untuk menyebabkan dampak negatif. 

Bahaya Mindlessness 

Hidup dalam mode autopilot dapat menimbulkan banyak konsekuensi negatif bagi kesehatan fisik, emosional, dan mental kita.

Salah satu bahaya utama dari mindlessness adalah dapat menyebabkan kecelakaan dan kesalahan. Saat kita dalam mode autopilot, kita tidak sepenuhnya hadir pada saat itu dan mungkin tidak menyadari potensi bahaya atau risiko. Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan di jalan, di tempat kerja, atau di rumah.

Bahaya lain dari mindlessness adalah dapat menyebabkan stres kronis dan kelelahan. Saat kita tidak sepenuhnya terlibat dalam apa yang kita lakukan, kita mungkin merasa bosan, tidak puas, atau terputus dari pekerjaan atau hubungan kita. Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak puas dan stres, yang pada akhirnya dapat merusak kesehatan mental dan fisik kita.

Secara spesifik, berikut adalah beberapa kemungkinan bahaya dari mindlessness:

  • Kurangnya Kesadaran: Saat kita hidup dengan autopilot, kita mungkin tidak sepenuhnya menyadari lingkungan, pikiran, dan emosi kita. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya peluang, pengambilan keputusan yang buruk, dan terbatasnya keterlibatan dengan pengalaman kita.
  • Penurunan Produktivitas: Mindlessness dapat membuat kita sulit untuk fokus pada tugas dan menjadi produktif. Kita mungkin menemukan diri kita mudah teralihkan, pelupa, atau terlepas dari pekerjaan kita.
  • Peningkatan Stres dan Kecemasan: Hidup dalam mode autopilot dapat menyebabkan stres dan kecemasan kronis. Kita mungkin merasa kewalahan dengan tuntutan hidup kita, namun tidak dapat sepenuhnya terlibat dengan pengalaman kita atau menemukan cara yang sehat untuk mengatasinya.
  • Dampak Negatif pada Hubungan: Mindlessness dapat memengaruhi hubungan kita dengan orang lain dengan membatasi kemampuan kita untuk berkomunikasi secara efektif dan empati. Kita mungkin kurang selaras dengan kebutuhan dan emosi orang lain, dan berjuang untuk terhubung dengan mereka di tingkat yang lebih dalam.
  • Penurunan Kesejahteraan: Mindlessness dapat menyebabkan rasa terputus dan ketidakpuasan dengan hidup kita. Kita mungkin merasa seperti hanya melakukan gerakan tanpa mengalami kegembiraan, tujuan, atau kepuasan.
  • Dampak Negatif terhadap Kesehatan: Mindlessness dapat berkontribusi pada kebiasaan dan perilaku yang tidak sehat, seperti makan berlebihan, tidur berlebihan, dan penyalahgunaan zat. Ini juga dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik, seperti tekanan darah tinggi dan nyeri kronis.
  • Peluang yang Hilang untuk Pertumbuhan dan Pembelajaran: Hidup dengan autopilot dapat mencegah kita mempelajari hal-hal baru, mencoba pengalaman baru, dan berkembang sebagai individu. Kita mungkin kurang terbuka untuk berubah dan kurang mau mengambil risiko.
  • Kurangnya Kreativitas dan Inovasi: Mindlessness dapat membatasi kemampuan kita untuk berpikir kreatif dan berinovasi. Kita mungkin terjebak dalam pola pikir dan perilaku lama, tidak mampu melihat kemungkinan atau peluang baru.
  • Kesadaran Diri yang Menurun: Mindlessness dapat membuat sulit untuk memahami pikiran, emosi, dan perilaku kita sendiri. Kita mungkin kurang reflektif diri dan kurang mampu mengidentifikasi area untuk pertumbuhan dan peningkatan pribadi.
  • Berkurangnya Empati dan Welas Asih: Mindlessness dapat mempersulit untuk terhubung dengan orang lain pada tingkat yang lebih dalam dan memahami perspektif mereka. Ini dapat mengakibatkan berkurangnya empati dan kasih sayang terhadap orang lain, yang dapat berdampak negatif pada hubungan dan interaksi sosial kita.
  • Kesulitan dalam Membuat Keputusan: Kecerobohan dapat mempersulit pengambilan keputusan karena kita mungkin tidak sepenuhnya menyadari pikiran, emosi, dan nilai kita. Kita mungkin membuat keputusan impulsif atau tidak rasional, yang dapat menimbulkan konsekuensi negatif.
  • Kurangnya Intensionalitas: Mindlessness dapat menyebabkan kurangnya intensionalitas dalam tindakan, perilaku, dan tujuan kita. Kita mungkin kurang proaktif dalam mengejar tujuan kita dan mungkin tidak memiliki tujuan atau arah hidup yang jelas.
  • Peningkatan Risiko Kecelakaan: Hidup dengan autopilot dapat meningkatkan risiko kecelakaan karena kita mungkin tidak sepenuhnya menyadari lingkungan kita. Hal ini dapat mengakibatkan mindlessness , seperti lupa mematikan kompor atau tidak memperhatikan saat berkendara.
  • Mengurangi Fleksibilitas Kognitif: Mindlessness dapat menyebabkan pola berpikir yang kaku dan fleksibilitas kognitif yang terbatas, sehingga sulit untuk beradaptasi dengan situasi baru atau memecahkan masalah secara kreatif.
  • Resiliensi yang Menurun: Mindlessness dapat membuat seseorang sulit untuk mengatasi situasi sulit dan bangkit kembali dari kejatuhan. Kita mungkin merasa terbebani oleh stresor dan berjuang untuk menemukan cara yang efektif untuk mengelolanya.
  • Gangguan Memori: Mindlessness dapat berdampak negatif pada ingatan kita, karena kita mungkin tidak sepenuhnya hadir atau penuh perhatian saat informasi disajikan kepada kita. Hal ini dapat mengakibatkan kelupaan dan kesulitan mempertahankan informasi.

Berbagai bahaya di atas tidak bersifat mutlak. Pengaruh mindfulness atau hidup dalam mode autopilot akan berbeda pada setiap orang. Mungkin sebagian dari kita merasa butuh atau nyaman dengan mode autopilot karena mengurangi tekanan dan beban. Meskipun demikian, terlalu terbiasa dengan mode autopilot apalagi sampai menjadikannya mode default kita akan banyak menghambat pertumbuhan, memperlemah diri, memperbesar kemungkinan burnout, dan menjauhkan kita dari merasa puas dalam kehidupan.

Mengatasi Mindlessness 

Kabar baiknya adalah kita bisa belajar untuk lebih sadar dan menghindari bahaya mindlessness. 

Ada berbagai teori dan teknik psikologis yang berkaitan dengan mindfulness dan mindlessness yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan diri dan kesadaran.

Secara praktis, kita dapat menghindari bahaya mindlessness dengan pertama-tama, menjadi lebih sadar akan kebiasaan dan rutinitas kita. Perhatikan setiap kali kita mulai masuk ke mode autopilot dan lakukan upaya sadar untuk memecahkan polanya.

Lalu, kita dapat melatih mindfulness. Mindfulness melibatkan membawa perhatian penuh kita ke saat ini tanpa penilaian atau gangguan. Ini dapat melibatkan praktik sederhana seperti menarik napas dalam-dalam, berjalan-jalan di alam, atau bermeditasi selama beberapa menit setiap hari. 

Berikut adalah beberapa tip untuk melatih mindfulness:

  • Latih Perhatian dengan Meditasi: Meditasi penuh perhatian adalah alat yang ampuh untuk menumbuhkan kesadaran dan kehadiran. Ini melibatkan pemusatan perhatian kita pada napas atau pengalaman indrawi lainnya, dan mengamati pikiran dan emosi kita tanpa penilaian.
  • Terlibat dalam Kesadaran Indera: Melibatkan indera kita dapat membantu membawa kita kembali ke saat ini dan menumbuhkan kesadaran. Luangkan waktu sejenak untuk fokus pada pemandangan, suara, bau, dan tekstur di sekitar kita, dan amati dengan rasa ingin tahu dan keterbukaan.
  • Lakukan Kebiasaan dengan Sadar dan Penuh Perhatian: Lakukan kebiasaan penuh perhatian, seperti makan dengan sadar dapat membantu kita tetap hadir dan terlibat dalam kegiatan kita.
  • Prioritaskan Perawatan Diri: Menjaga kesehatan fisik dan emosional kita sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran dan kehadiran. Prioritaskan aktivitas yang mendorong relaksasi, seperti olahraga, yoga, atau menghabiskan waktu di alam.

Strategi bermanfaat lainnya adalah menetapkan niat dan tujuan kita dalam rentang waktu tertentu, seperti to do list harian atau  mingguan. Dengan memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang ingin kita capai, kita dapat tetap fokus dan terlibat dalam pekerjaan atau aktivitas kita. Ini dapat membantu kitamenghindari tergelincir ke dalam kecerobohan dan merasa bosan atau tidak puas.

Terakhir, penting untuk beristirahat secara teratur sepanjang hari. Ini dapat melibatkan menjauh dari komputer atau ponsel kita, berjalan-jalan di luar, atau hanya menutup mata dan menarik napas dalam-dalam. Dengan beristirahat, kita dapat mengisi ulang energi dan tetap fokus serta terlibat sepanjang hari.

Penutup

Mindlessness dapat menjadi hambatan yang signifikan untuk menjalani kehidupan yang memuaskan. Saat kita hidup dengan autopilot, kita mungkin kehilangan kekayaan dan kedalaman pengalaman kita, yang menyebabkan berkurangnya rasa kesejahteraan, tujuan, dan kepuasan. Kita mungkin berjuang untuk membangun hubungan yang bermakna, mengejar tujuan kita, dan mengatasi tantangan kehidupan sehari-hari.

Namun, kabar baiknya adalah kita dapat memupuk mindfulness dan kesadaran untuk mengatasi kekurangan dari mindlessness. Dengan memperhatikan pikiran, emosi, dan sensasi kita, kita bisa menjadi lebih hadir dan terlibat dalam hidup kita, dan membuat pilihan yang lebih disengaja dan sadar. Kita dapat membangun hubungan yang lebih dalam dengan orang lain, mengejar hasrat dan tujuan kita dengan kejelasan dan tujuan yang lebih jelas, dan menemukan cara yang efektif untuk mengelola stres dan kesulitan.

Hidup dengan penuh perhatian membutuhkan latihan dan dedikasi, tetapi itu adalah investasi yang berharga dalam kesejahteraan fisik, mental, dan emosional kita. Dengan memilih untuk hadir dan disengaja dalam hidup kita, kita dapat mengatasi rintangan dari kecerobohan dan menciptakan kehidupan yang lebih memuaskan dan bermakna.

Mindlessness adalah keadaan berbahaya yang dapat membatasi kemampuan kita untuk terlibat dengan pengalaman kita dan mengarah pada hasil negatif. Dengan melatih perhatian penuh dan menumbuhkan kesadaran, kita dapat menghindari bahaya mode autopilot dan menemukan kegembiraan, koneksi, dan kesejahteraan yang lebih besar dalam hidup kita.

Mindlessness dapat menimbulkan konsekuensi negatif yang serius bagi kesehatan mental dan fisik kita. Dengan menjadi lebih sadar akan kebiasaan dan rutinitas kita, melatih perhatian penuh, menetapkan niat dan tujuan, serta beristirahat secara teratur, kita dapat menghindari bahaya mode autopilot dan menjalani kehidupan yang lebih memuaskan. (oni)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun