Untuk suasana pada novel ini memiliki banyak suasana seperti senang saat Ali dan Zahra menikah ("Terima kasih telah bersedia menjadi istriku" perkataannya terdengar begitu lembut... Ia mengecup tangankuKutipan Wattpad Cinta dalam diam bagian 4), tegang saat Ayana datang ke rumah sakit. (Ali menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Bahunya bergetar hebat, ia menangis tergugu ditengah lorong rumah sakit. Zahra sedang hamil dan ia tidak tahu atas kehamilan itu, dan kini ia harus menerima kenyataan kalau janin yang tumbuh dirahim Zahra telah hilang. Kutipan Wattpad Cinta dalam diam bagian 17) Sedih saat Zahra keguguran (Ali menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Bahunya bergetar hebat, ia menangis tergugu ditengah lorong rumah sakit. Zahra sedang hamil dan ia tidak tahu atas kehamilan itu, dan kini ia harus menerima kenyataan kalau janin yang tumbuh dirahim Zahra telah hilang. Kutipan Wattpad Cinta dalam diam bagian17)
Sudut pandang yang digunakan cerita ini adalah orang ketiga, yaitu serba tahu. (POV Zahra Aku selalu berharap ketika kata ijab telah terucap maka kata cintalah yang selanjutnya kudengar terucap dari bibir imamku, imam yang inshaallah menuntunku mengejar ridho ilahi. Namun bukanlah kata cinta yang terucap, namun kata-kata yang ku dengar sungguh menyakitkan. Â Kutipan Wattpad Cinta dalam diam bagian 20.)
Ulasan ringkas cerita dari Wattpad Cinta dalam diam, yang kini juga telah diterbitkan menjadi novel.Â
Bermula dari Ibu Zahra yang menyuruhnya menggunakan gamis, dan kerudung yang syar'i, saat ingin mendatangi pengajian yang diadakan di rumah sahabat ibunda Zahra. Zahra yang tidak ingin durhaka kepada ibunya mengikuti apa yang dikatakan ibunnya, walaupun dengan rasa kesal didalam hati Zahra sama sekali tidak ingin menggunakan pakaian itu dikarenakan dia merasa belum pantas menggunakannya. Saat mendatangi pengajian yang diadakaan di rumah sahabat ibu Zahra, dia bertemulah dengan sahabat- sahabat ibunnya, termasuk sang pemilik rumah. Zahra banyak dipuji dengan pakaiannya yang syar'i membuat di merasa malu, senang, sekaligus bertanya tanya, apakah dirinya pantas untuk menggunakan pakaian ini?, apakah dia juga terlihat lebih cantik menggunakan pakaian syar'i ini?
Pertanyaain itu terngiang ngiang dikepalannya. Saat pengajian dimulai, Zahra lebih memilih pergi, karena merasa pengajiannya membahas tentang pernikahan, sedangkan dia belum menikah. Tapi tidak dengan tangan kosong dia pergi, dia pergi dengan membaca buku tentang Fatimah Azzahra yaitu putri Rasulullah SAW, dia membaca acak buku itu, dan sampailah dia dibacaan, "Inilah Yang Harus Kupakai" halaman ini yang berhasil membuat dia merasa malu, dia mengira cukuplah menggunakan baju yang tertutup dan menggunakan kerudung, maka selesai lah perkara menutup aurat, tapi dia salah, pakaian yang benar adalah pakaian yang dia gunakan sekarang, gamis yang longgar tidak membentuk lekuk tubuh, dan juga kerudung yang menutupi dada. Dia merasa bersalah sedari tadi telah menghina pakaiaan yang dia gunakan.
Saat dia ingin melanjutkan membaca bab selanjutnya, lamunannya terpecah saat telponnya berdering ternyata telepon dari ibunnya. Dia segera mendatangi ibunnya, dan merasa takut karena sedari tadi tidak mengikuti pengajiannya, dan tidak sadar bahwa pengajiannya pasti sudah lama berakhir, dia segera berlari menuju ruang tamu, dan tidak sengaja menendang batu, yang ternyata mengenai sesosok pria tampan dan tinggi. Namun pujian didalam hati Zahra seketika buyar saat dimarahi oleh lelaki tersebut, untuk saat berjalan harusnya berhati hati, agar tidak terjadi suatu hal seperti ini. Lelaki itu juga segera pergi sebelum mendengar perkataan maaf Zahra.
Dan ternyata lelaki yang sangat dingin perlakuaannya itu adalah, Ali anak dari sahabat ibunya, dia kaget dan juga tetap merasa kesal dengan Ali yang sangat bersikap dingin kepadannya, mereka berdua akhirnya dipertemukan. Setelah banyak kejadian yang terjadi Zahra hatinnya mulai terketuk, dia merasa terinspirasi oleh Fatimah Azzahra putri baginda Rasulullah, yang juga adalah namannya sendiri, dan dia juga telah diberi tahu oleh ibunnya jika ibunnya memberi nama Fatimah Azzahra, karena ibunnya sangat berharap Zahra dapat menjadi anak yang shalehah seperti putri baginda Rasulullah, tak bisa dipungkiri saat Zahra tau alasan ibunnya dia merasa sangat senang, bangga, dan terketuk hatinnya dia merasa ingin memperbaiki diri menjadi wanita muslimah yang lebih baik lagi. Zahra menjadi wanita yang senantiasa memperbaiki diri, mulai menghafal Al-Qur'an, pakaiannya semakin menutup, dan juga lebih berbakti kepada kedua orang tua.
Saat berangkat ke kampus Zahra merasa bosan dikelas dan akhirnya dia pergi ke Mushola kampus untuk shalat duha, disana dia bertemu dengan Ali, Ali menyapannya, dia merasa malu sekaligus senang karena sikap Ali sudah tidak sedingin saat pertama kali bertemu. Saat pulang ke kampus, di tengah jalan terdapat keramaian yang ternyata adalah Ali yang tengah tertabrak oleh geng motor SMA, Zahra membawannya ke rumah sakit, dan menghubungi ibu Ali, beruntung Ali selamat.
Setelah kejadian itu Zahra dilamar oleh Ali, karena Ali memang sudah jatuh cinta dengan Zahra saat pertama kali berjumpa, di Kairo. Ali namun tidak berani menghampiri, atau sekedar menyapa, namun saat bertanya kepada temannya siapa wanita berkerudung yang membawa Al-Qur'an itu, temannya hanya menjawab Azzahra, karena dia sangat mengagumi, putri Rasulullah Azzahra, jadi dia selalu menyebut nama Azzahra, dalam doannya agar menjadi istrinnya.
Setelah menikah barulah Ali sadar bahwa wanita yang dia cintai bukan Zahra, saat dia melihat Ayana dihari pernikahannya, dia baru menyadari bahwa Zahra hanya mirip dengan Ayana, yang rupannya adalah bibi dari istrinnya sekarang. Nasi telah menjadi bubur Ali telah menjadi suami Zahra, namun walaupun begitu Ali tetap mencintai, Zahra yang mengetahui hal tersebut hanya bisa diam, dan membiarkan suaminnya memikirkan perbuatannya itu, membayangkan sesuatu yang bukan mahromnya.
Lima bulan berlalu Zahra sudah mencintai Ali, dan Ali juga sudah menyayangi Zahra, lalu tiba-tiba Ayana melamar kerja di rumah sakit tempat Ali bekerja, merekapun saling bekerja, dan ternyata Ayana mengirimkan surat kepada Ali bahwa dia juga mencintai Ali, mengetahui itu Ali sangat senang, namun perlakuannya kepada Zahra menjadi berubah, menjadi dingin, bahkan jarang di rumah. Zahra merasakan ada yang berbeda dari suaminnya, akhirnya dia menyelidikinya, dan betapa hancurnya dia melihat suaminnya, tengah makan berdua di restoran, di saat dia sudah sangat mencintai Ali, dan berfikir bahwa Ali telah mencintainnya juga, ternyata dia salah besar, Ali belum bisa melupakan Ayana.