p.p1 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 13.0px 'Helvetica Neue'} p.p2 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 13.0px 'Helvetica Neue'; min-height: 15.0px}
Di suatu kota kecil yang terletak di pinggiran, hidup seorang gadis muda bernama Elena. Elena tumbuh dalam keluarga yang kurang mampu, di mana setiap hari adalah perjuangan untuk mencari cukup makanan di atas meja. Meskipun keadaan sulit, Elena memiliki mimpi besar: menjadi seorang balerina terkenal.
Sejak usia dini, Elena telah terpesona oleh keindahan gerakan dalam tarian. Setiap malam, setelah menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, dia akan menari di bawah bintang-bintang di halaman belakang rumahnya. Walaupun dia tidak pernah menerima pelajaran tari formal, Elena memiliki bakat alami yang luar biasa dalam mengekspresikan emosi melalui gerakan tubuhnya.
"Elena, kamu memang anak yang berbakat." Ibu Elena berkata saat dia selesai berlatih. Namun ekspresi dari ibunya sedikit membuat Elena khawatir. "Maafkan ibu yang tidak bisa membiayaimu nak." Ucapan sang ibu membuat Elena semakin ingin membuktikan bahwa dirinya yang merupakan orang biasa dan hidup kurang berkecukupan, bisa menjadi seorang balerina terkenal.
Suatu hari, sebuah pengumuman penting mengubah hidup Elena. Sekolah tari terkenal di kota itu akan mengadakan audisi untuk beasiswa penuh. "Inilah kesempatanku!" Ucap Elena. Elena tahu bahwa kesempatan besar yang dia tunggu-tunggu akhirnya datang. Namun, dia juga sadar bahwa persaingan akan sangat sengit, dan dia tidak memiliki uang untuk mengambil pelajaran tari profesional.
Elina mulai berlatih sendiri di studio tari yang dipinjamkan oleh gurunya. "Tidak, aku belum boleh menyerah. Aku masih harus membuktikan kepada semua orang dan ibuku bahwa aku bisa meraih mimpiku." Hal itu selalu diucapkan oleh Elena setiap ia melihat refleksi dirinya di cermin besar dan Elena memutuskan untuk tidak menyerah. Dia mencari buku tentang balet di perpustakaan setempat dan mulai berlatih dengan tekun. Dia berusaha keras, menghadapi kelelahan dan rasa sakit yang datang karena latihan yang intens.Â
Selain itu, Elena pun membantu ekonomi keluarganya dengan bekerja paruh waktu di sebuah kafe, setidaknya ia bisa membiayai diri sendiri dan mengumpulkan uang untuk sepatu balet dan baju baletnya sendiri dan tidak membebani kedua orangtuanya.
Waktu terus berlalu, dan hari audisi semakin dekat. Elena merasa tegang ketika dia melihat banyak peserta balet yang terlihat profesional di hadapannya, tetapi dia masih tidak akan menyerah.
"Elena, kamu pasti bisa! Aku tahu keterampilan baletmu memang yang terbaik di kota ini, aku akan terus mendukungmu." Allysa, teman kerja paruh waktunya memberi semangat saat Elena akan naik ke atas panggung. Tak hanya itu, teman-temannya yang lain juga kedua orang tuanya ikut mendukungnya dan memberinya dorongan moral juga semangat. Mereka melihat betapa keras Elena bekerja untuk mewujudkan mimpinya, dan itu menginspirasi mereka juga. Hal itu membuat Elena semakin percaya diri dan semangat.Â
Saat gilirannya tiba, Elena tampil dengan baik dan gemilang. Dia menari dengan sepenuh hati, membiarkan emosi dan mimpi besar mengalir melalui setiap gerakan tubuhnya. Dari atas panggung, ia bisa melihat sorakan penonton juga teman-teman dan orang tuanya yang menatapnya dengan bangga. Elena semakin yakin bahwa ia ingin terus tampil dengan percaya diri di hadapan orang-orang.
Ketika penari-penari professional mengevaluasinya dan memberinya nilai, mereka tidak tahu tentang kehidupan sulit yang telah dia alami. Mereka hanya melihat emosi dan kecantikan dalam tariannya. Para juri dan petinggi sekolah taro terlihat sangat puas dengan penampilan Elena.Â
Setelah selesai dengan penampilannya, tibalah saat pengumuman beasiswa. Teater hening, semua orang berdebar menunggu pengumuman yang akan diterima di sekolah tari tersebut.Â
"Dan orang yang akan terpilih untuk beasiswa tari adalah..." Sang MC berujar pada mikrofon, sedangkan Elena berdiri di sana dengan deretan penari lain yang ikut audisi. Jantungnya berdebar, ia ingin sekali menang dalam audisi kali ini agar ia bisa mewujudkan cita-citanya.
"Elena!! Selamat untuk Elena yang telah terpilih!" MC menyuarakan nama pemenang dan lampu sorot mengenai Elena. Elena tak dapat menyembunyikan rasa senangnya hingga menangis. Ia pun memeluk keluarga dan teman-temannya yang sudah mendukungnya sepenuh hati.
Elena pada akhirnya mendapatkan beasiswa penuh untuk sekolah tari tersebut dan menajdi salah satu murid di sana. Ini adalah awal dari perjalanan menuju suksesnya. Dia belajar keras, menerima pelatihan profesional, dan akhirnya menjadi seorang balerina yang diakui secara internasional. Elena tidak hanya mencapai mimpinya, tetapi dia juga membawa harapan kepada banyak orang yang pernah menghadapi kesulitan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H