Mohon tunggu...
Putra Maulana H
Putra Maulana H Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya sering menjuarai turnamen mobile legend

Hobi saya bermain bola.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Peperangan yang Haru

29 Mei 2024   09:39 Diperbarui: 29 Mei 2024   09:51 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gema Perang

Asap mengepul, menyelimuti langit biru, Suara ledakan menggema, menggetarkan bumi. Pedang beradu, nyawa melayang, Tangisan dan jeritan, di tengah kekacauan.

Di medan perang, darah menetes bagai embun, Menyiram tanah tandus, penuh luka dan duka. Wajah para prajurit, penuh amarah dan ketakutan, Membunuh demi perintah, demi sebuah keyakinan.

Di balik gempuran, cinta dan kasih terkubur, Harapan dan mimpi, sirna ditelan amarah. Hanya kematian yang menjadi teman, Di medan perang yang tak kenal ampun.

Oh, peperangan, kapan engkau akan berakhir? Kapan kedamaian akan kembali menyapa bumi? Kapan manusia akan belajar dari sejarah, Bahwa perang hanya membawa luka dan derita?

Semoga suatu hari nanti, Pedang digantikan dengan pena, Dan pertempuran digantikan dengan diskusi. Semoga perdamaian abadi selalu terjaga, Di bumi yang indah ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun