Saat saya bekerja sebagai tentor bahasa Inggris untuk anak usia sekolah dasar, ada banyak kejadian yang terjadi dan membuat saya belajar banyak tentang psikologi siswa. Salah satunya adalah siswa menangis.Â
Selama dua hari berturut-turut, saya sempat mendapati ada dua siswa privat saya yang menangis saat pembelajaran berlangsung. Keduanya sedang melaksanakan kelas bimbingan belajar di sore hari setelah pulang sekolah. Keduanya tiba-tiba menangis diam-diam tanpa ada suara. Saya tentunya tertegun selama beberapa saat dan mulai menyusun strategi untuk menghadapi keadaan ini.
Setelah berkomunikasi dan memberikan cukup waktu, ada beberapa hal yang menyebabkan mereka menangis saat pembelajaran. Untuk siswa pertama, dia merasa frustasi karena kelelahan dengan pembelajaran di sekolah. Jadwalnya setelah pulang sekolah terasa sangat padat dan dia kewalahan.
Hal ini cukup berbeda dengan siswa kedua. Siswa kedua menangis karena merasa kesulitan untuk memahami pelajaran bahkan sebelum pelajaran tersebut saya mulai. Alasannya adalah semua teman-temannya dianggap sudah paham dengan pelajaran tersebut dan berbeda dengan dirinya.
Walaupun hal semacam ini sangat jarang terjadi, tangisan yang menjadi luapan emosi siswa juga harus menjadi hal penting yang tentor atau guru perhatikan. Menanganinya tentunya juga tidak sepele dan ada beberapa langkah yang cukup efektif.
Bagaimana menangani siswa menangis?
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan saat menghadapi siswa yang menangis saat pembelajaran berlangsung.
1. Tetap tenang
Saat mengetahui bahwa siswa menangis, pastikan diri sendiri tenang terlebih dahulu. Saat menangis, siswa mengekspresikan apa yang dia rasakan. Entah itu sedih, frustasi, bingung, marah, dan perasaan lainnya.
Siswa yang mampu mengekspresikan perasaannya tentu lebih baik daripada siswa yang pasif. Saat siswa sedang mengekspresikan perasaannya ini, kita tidak boleh panik dan merasa takut. Kita harus tetap tenang agar siswa juga merasa lebih cepat tenang dan aman. Intinya, jangan panik.Â
2. Cari penyebab dan validasi perasaan siswa
Mulai cari tahu apa yang menjadi penyebab siswa menangis. Seringkali, menangis menjadi cara paling cepat bagi siswa untuk mengungkapkan banyak perasaan. Mulai dari sedih, marah, capek hingga frustasi.
Mulai ajukan pertanyaan singkat mengenai perasaan siswa. Coba mulai menebak-nebak kira-kira apa yang menjadi penyebab siswa menangis sesuai dengan kondisi pada saat itu. Coba memikirkan kemungkinan yang lebih luas seperti Ada kemungkinan kejadian atau kegiatan tertentu yang menjadi pemicu tangisan.
Apabila pertanyaan kamu sesuai dengan perasaan siswa, siswa akan memberikan beberapa gesture atau bahasa tubuh tertentu seperti menganggukkan kepala atau bahkan tangisan yang semakin keras.
Setelahnya, coba untuk memvalidasi perasaan siswa. Tidak apa-apa untuk merasa sedih, marah, capek, ataupun frustasi. Perasaan itu wajar adanya apabila siswa dihadapkan dengan situasi yang tidak nyaman.Â
3. Beri sentuhan kecil
Misi selanjutnya adalah membuat siswa menjadi lebih tenang. Setelah mencari tahu penyebab dan memvalidasi perasaan, kamu bisa mulai berusaha untuk membuat siswa menghentikan tangisan dan tenang.
Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan sentuhan kecil. Sebelum memberikan bantuan kecil ini, kamu bisa meminta izin dulu kepada siswa. Apabila siswa setuju, kamu bisa mulai memberikan sentuhan kecil seperti mengusap-usap pelan jari, puncak kepala, atau punggung atau bahkan memberikan pelukan.Â
Walaupun terkesan sederhana, sentuhan kecil ini bisa membuat siswa menjadi lebih tenang dan cukup efektif untuk meredakan tangisan.
4. Alihkan perhatian dan beri suasana baru
Hal selanjutnya yang bisa kamu lakukan adalah mengalihkan perhatian atau memberikan suasana yang baru. Kamu bisa mengajak siswa untuk melihat video, memainkan permainan, dan banyak hal lain supaya siswa terdistraksi dari perasaan sedihnya.
Kamu juga bisa mengajak siswa untuk pergi keluar dari ruangan belajar untuk mendapatkan suasana yang baru dan udara segar. Mulai ajak siswa untuk berbicara tentang hal-hal kecil yang mereka lihat di luar ruangan.
5. Negosiasi
Saat siswa sudah mulai tenang dan reda tangisannya, kita bisa mulai mengajak anak negosiasi. Awali dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan agar siswa tidak merasa tertekan karena membicarakan terkait perasaannya.
Mulai bernegosiasi tentang solusi untuk mengatasi masalah yang siswa hadapi. Apakah mungkin untuk mengganti cara belajar, atau mungkin ada bagian dari pembelajaran yang dia tidak sukai. Biarkan juga siswa bercerita tentang hal yang tidak mengenakkan yang dialami.
Setelahnya, mulai sambungkan kembali dengan pembelajaran. Apakah pembelajaran ini akan dilanjutkan atau mungkin bernegosiasi tentang pelajaran lainnya. Atau mungkin siswa ingin mengetahui pandangan kita terhadap permasalahan yang dihadapi.
6. Beri siswa cukup waktu
Hal terakhir yang harus kamu perhatikan adalah memberikan siswa cukup waktu. Pasti siswa membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk belajar tentang perasaannya. Sebagai guru maupun tentor, kita harus berusaha untuk sabar dan tidak terburu-buru.
Bagi kita, mengetahui akar permasalahan dan mencari solusi mungkin hal yang bisa dikatakan cukup mudah. Namun, hal ini berbeda dengan anak-anak.
Anak-anak masih membutuhkan kita untuk mencari tahu akan masalah, solusi, perasaan dia dan lain sebagainya. Pastikan untuk berkomunikasi dengan maksimal agar siswa tetap merasa diperhatikan dan memiliki cukup waktu untuk menyadari perasaan dan masalahnya tersebut.
Cara-cara untuk menangani anak menangis di atas mungkin saja tidak efektif di sebagian orang. Namun, cara ini tak bisa menjadi referensi dan pastikan untuk mencari tahu cara yang paling efektif bagi diri kalian sendiri dalam memahami perasaan siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H