Mohon tunggu...
Putri Wulandari
Putri Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - English Tutor | Freelance Content Writer

Random Thought About Lifestyle, Movies, K-drama, Beauty, Health, Education and Social Phenomena | Best Student Nominee Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tiga Ancaman Budaya Thrifting untuk Indonesia, Apa Saja?

5 Maret 2023   18:00 Diperbarui: 19 Maret 2023   16:07 2782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sampah pakaian (sumber: Waste4Change)

Menurut data SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional) sampah kain di Indonesia mencapai 2,6% dari total sampah atau sebanyak 2.633 ton pada tahun 2021. Bukan jumlah yang sedikit, bukan?

Thrifting Bahaya bagi Kesehatan?

pasar pakaian bekas (sumber: Kesah.id)
pasar pakaian bekas (sumber: Kesah.id)

Dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 tentang Larangan Impor Pakaian Bekas, thrifting dianggap berpotensi membahayakan kesehatan. 

Sebelumnya, Balai Pengujian Mutu Barang, Dirjen SPK, dan Kementerian Perdagangan pernah melakukan uji coba terhadap pakaian bekas impor.

Dalam uji coba ini, ditemukan sejumlah bakteri seperti S. Aureus, E. Coli, Kapang, hingga jamur berbahaya lewat uji coba dengan metode bacteriological analytical manual (BAM).

Jamur dan bakteri ini kemungkinan muncul karena kondisi pakaian yang lembab. Pakaian biasanya dikumpulkan dalam karung di gudang dalam jangka waktu tertentu. Kondisi awal pakaian juga berbeda-beda. Ada yang memang sudah dalam kondisi bersih, ada pula yang kotor.

Belum lagi jika kondisi gudang penyimpanan yang buruk. Penjual biasanya juga langsung memajang pakaian bekas setelah membuka bal, tanpa mencuci terlebih dahulu.Tentunya hal ini menimbulkan makin banyak jamur yang muncul.

Jamur dan berbagai bakteri ini juga berpotensi memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Mulai dari gatal-gatal, alergi, iritasi, hingga infeksi pada kulit. 

Oleh karena itu, barang-barang thrifting tidak cukup hanya dicuci berkali-kali. Kita harus memastikan barang dicuci dengan detergen anti-bakteri, dijemur dibawah sinar matahari, dan wajib di setrika agar semua jamur dan bakteri mati.

Nah, setelah membaca seluruh penjelasan di atas, apakah thrifting memang keputusan yang bijak? Dan, apakah kalian masih tertarik untuk thrifting?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun