Mohon tunggu...
Putri Wulandari
Putri Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - English Tutor | Freelance Content Writer

Random Thought About Lifestyle, Movies, K-drama, Beauty, Health, Education and Social Phenomena | Best Student Nominee Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pengalaman Mengunjungi Museum Song Terus Pacitan: Museum Pra-Sejarah Tapi Modern?

21 Desember 2022   18:00 Diperbarui: 10 Januari 2023   23:07 3659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
area koleksi pra-sejarah (dokumen pribadi)

Setelah memasuki area museum, kita akan diarahkan ke area Registrasi. Karena masih di masa pandemi, kita harus registrasi secara manual dan cek suhu tubuh. Sementara ini, kita bisa menikmati berbagai koleksi temuan situs Pacitanian dan situs Gunung Sewu secara gratis karena belum ada keputusan mengenai tiket masuk oleh Kemendikbud. 

bagian registrasi awal (dokumen pribadi)
bagian registrasi awal (dokumen pribadi)

Setelahnya, ada ruang penitipan untuk pengunjung yang memiliki barang bawaan banyak. Ada pula VIP room untuk pengunjung khusus. Ada juga list yang mempermudah pengunjung meng-explore area Museum, walaupun pada saat saya berkunjung lift ini belum berfungsi maksimal. Toilet juga ada di setiap sudut dan lumayan bersih. Di kawasan luar museum ada 2 mushola kecil yang bisa digunakan untuk ibadah umat muslim. Terkadang juga ada pameran UMKM yang memang diadakan untuk membantu perekonomian masyarakat.

Area sekitar museum juga banyak digunakan masyarakat sekitar untuk berjualan makanan dan minuman. Jadi, urusan perut aman, lah.

Apa yang kurang, ya?

Ada beberapa hal yang menurut saya masih kurang dimaksimalkan Museum Song Terus.

Pertama, pegawai yang sangat sedikit. Saat saya bertanya kepada salah seorang tenaga teknis disana, total pegawai saat ini ada 19 orang. Dengan tenaga teknis berjumlah 8 orang dan tenaga kebersihan serta keamanan berjumlah 11 orang, museum ini harus beroperasi dan menerima banyak pengunjung tiap harinya. Tenaga teknis ini berasal dari Kemendikbud, sedangkan tenaga keamanan dan kebersihan berasal dari warga lokal. 

potret keluarga yang mengunjungi Museum Song Terus (dokumen pribadi)
potret keluarga yang mengunjungi Museum Song Terus (dokumen pribadi)

Kurangnya pegawai ini berakibat pada banyak hal. Kebersihan area lantai dasar menjadi kurang. Banyak sampah yang berserakan disana. Walaupun tidak sampai menumpuk, tapi cukup mengganggu. Jumlah tenaga teknis yang sedikit ini juga membuat pengawasan terhadap pengunjung berkurang. Banyak peraturan yang dilanggar oleh pengunjung, seperti larangan untuk menyentuh objek, larangan untuk tidak berisik, dan larangan membawa makanan.

Alhasil, ada rasa tidak nyaman saat mengunjungi museum ini, apalagi saat weekend dan rame-ramenya. 

Kedua, kurangnya teks keterangan berbahasa Inggris. Sejak awal, Museum Song Terus memang dibuat dengan standar internasional. Oleh karena itu, fasilitas dan desain yang dipakai memang modern dan enak dilihat. Namun, ada satu hal yang agak mengganggu pikiran saya. Jika ini berstandar internasional, kenapa hanya ada sedikit keterangan teks berbahasa Inggris?

Keterangan hanya dalam Bahasa Indonesia (dokumen pribadi)
Keterangan hanya dalam Bahasa Indonesia (dokumen pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun