Misalnya, ada mahasiswa yang belum bisa lulus kuliah tepat waktu. Dia secara tidak langsung mendapatkan presure atau tekanan dari lingkungan sekitar karena mahasiswa seusia dia umumnya sudah lulus.Â
Padahal tidak ada yang tau sebesar apa usaha dia untuk segera lulus. Misalnya saja penelitian yang dia lakukan tergolong sulit, dosen pembimbing yang kurang kooperatif, dan banyak distraksi lain.Â
Atau misalnya ada seseorang yang memang sudah nyaman menggunakan ponsel pintar android, tetapi ternyata dicemooh orang sekitarnya yang mayoritas menggunakan iOS. Alhasil, ia menjadi tidak nyaman dan merasa tidak cukup dengan ponsel pintarnya.
Apalagi dengan kebebasan mengungkapkan segala sesuatu yang diberikan oleh sosial media. Rasanya, masyarakat seperti berlomba-lomba memberitahukan pencapaian dan banyak hal baik dalam hidup mereka.Â
Sebenarnya ini adalah hak masing-masing orang. Mereka berhak mengabadikan berbagai hal di akun mereka masing-masing. Namun, para penonton mereka akan kurang merasa cukup, kurang merasa bersyukur dengan apa yang mereka punya saat itu. Hal ini biasa disebut dengan insecure.
Dilansir dari Kompas.com, insecure adalah perasaan tidak mampu atau tidak cukup baik yang sering kali membuat kita berada pada situasi ketidakpastian.Â
Menurut WebMD, perasaan insecure membuat seseorang mengalami kecemasan tentang tujuan-tujuan dalam hidup, hubungan, hingga kemampuan untuk mengatasi situasi tertentu.
Dan situasi inilah yang saya alami di usia 20-an. Saya merasa apa yang saya punya saat ini tidak cukup. Saat melihat berbagai pencapaian orang lain di berbagai sosial media, saya mempertanyakan banyak hal kepada diri saya. Apa yang saya lakukan saat ini benar?Â
Apa ini semua sesuai dengan gambaran masa depan yang saya inginkan? Kenapa saya tidak seperti orang ini? Apa yang saya lakukan saat seusia dia?
Awalnya, rasa insecure membuat saya lebih semangat. Rasa ini menjadi pecutan bagi saya untuk lebih bekerja keras. Namun, seperti dua sisi koin, insecure juga memberikan efek negatif. Insecure ini lah yang membuat saya menjadi sangat perfeksionis.Â