Mohon tunggu...
Putri Wulandari
Putri Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - English Tutor | Freelance Content Writer

Random Thought About Lifestyle, Movies, K-drama, Beauty, Health, Education and Social Phenomena | Best Student Nominee Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Problematika Car Free Day di Ponorogo: Sampah di Sudut Mana Pun

4 Desember 2022   18:00 Diperbarui: 5 Desember 2022   15:45 1526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan sampah di pinggir jalan area CFD di Ponorogo (Dokumen pribadi)

Hari Minggu adalah hari libur terakhir yang didapatkan pekerja dalam satu minggu. Sebelum menghadapi hectic-nya hari Senin, banyak orang yang menghabiskan waktu dengan berbagai hal. 

Mulai dari bermalas-malasan di rumah, jalan-jalan, hingga berolahraga di luar. Intinya, mencari hiburan entah di dalam atau pun diluar rumah.

Nah, salah satu acara hiburan yang bisa dijangkau oleh semua kalangan masyarakat adalah Car Free Day. 

Car Free Day adalah salah satu gerakan untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Gerakan ini dimulai dari kesadaran penduduk dunia mengenai bahaya pemanasan global dan pentingnya pengurangan emisi bahan bakar. 

Car Free Day, biasa disingkat CFD, biasanya dilaksanakan tiap hari Minggu di beberapa ruas jalan tertentu. Dalam beberapa jam, kendaraan bermotor tidak akan bisa melintasi beberapa ruas jalan tersebut. Oleh karena itu, masyarakat biasa memanfaatkan kosongnya ruas jalan dengan berbagai kegiatan.

Ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan di Car Free Day. Pertama, berolahraga ringan. Masyarakat biasanya berolahraga ringan seperti jalan santai, jogging, dan senam. 

Kedua, ajang promosi. Bagi UMKM, CFD adalah salah satu sarana promosi karena banyaknya orang yang datang meningkatkan brand awareness mereka. 

Ketiga, edukasi dan sosialisasi. Biasanya banyak komunitas yang memanfaatkan CFD sebagai ajang edukasi dan sosialisasi, misalnya komunitas reptil. Dan masih banyak kegiatan lain seperti penggalangan dana, berbagai perayaan hari penting, dan lain-lain.

suasana Car Free Day di jalan Suromenggolo, Ponorogo (sumber: Blog'e Didin)
suasana Car Free Day di jalan Suromenggolo, Ponorogo (sumber: Blog'e Didin)

Acara Car Free Day ini juga dilaksanakan setiap hari Minggu di beberapa ruas jalan Kabupaten Ponorogo. Tepatnya di jalan Suromenggolo dan jalan Hos Cokroaminoto. Kedua jalan ini akan ditutup sejak Minggu pagi buta hingga kisaran jam 9 untuk kendaraan bermotor. 

Karena kendaraan bermotor dilarang melintas, banyak sekali masyarakat yang datang untuk sekedar berjalan-jalan ringan dengan keluarga dan teman di tengah jalan. 

Di kanan dan kiri jalan akan ditemui banyak pedagang, mulai dari pakaian, makanan, minuman, buah, sayur, hingga hewan. Saat memasuki area jalan Suromenggolo, kiri dan kanan jalan akan lebih banyak ditemui berbagai pedagang makanan dan UMKM. 

Jujur, daripada CFD, saya merasa seperti memasuki area pasar kaget saking lengkap dan crowded-nya. 

Setelah sempat ditiadakan selama hampir 3 tahun, Car Free Day di Ponorogo kebali diadakan tahun ini. Antusiasme yang sangat tinggi ini membuat banyak sekali masyarakat datang untuk sekedar berjalan-jalan santai sambil jajan.

Namun, di balik ramai dan manfaatnya, ada satu permasalahan yang pasti ada setelah CFD. Ya, masalah sampah.

Seperti yang kita tahu, semakin banyak orang yang datang dalam suatu event, pasti banyak pula sampah yang dihasilkan. Demikian pula yang saya lihat saat melintasi jalan Suromenggolo siang tadi. 

Sampah sisa CFD ada dimana pun. Di tengah dan pinggir jalan, di tengah taman, di area pedestrian, dan banyak area lain. Saat beberapa kali melintasi jalan ini setelah CFD pun selalu begitu, sampah dimana-mana. 

Ada beberapa hal yang terlintas di pikiran saya setelah melihat pemandangan yang cukup mengganggu ini.

  • Kurangnya kesadaran membuang sampah pada tempatnya

Saat melintas, saya dapat melihat berbagai bungkus makanan dan botol air minum menumpuk di salah satu sudut jalan. Lalu ada juga sampah yang sudah dimasukkan kedalam satu kantong plastik lumayan besar tergeletak di pinggir jalan. 

Tentunya bisa disimpulkan bahwa tidak hanya pengunjung saja yang membuang sampah sembarangan, tetapi kemungkinan pedagang juga melakukan hal yang sama.

sampah di tengah taman jalan Suromenggolo Ponorogo (Dokumen Pribadi)
sampah di tengah taman jalan Suromenggolo Ponorogo (Dokumen Pribadi)

Tentunya ini hal yang sangat miris. Di tahun 2022 ini masih ada orang yang membuang sampah sembarangan. 

Perlu adanya perubahan mindset bahwa diri kita lah yang bertanggungjawab akan sampah yang kita hasilkan. Lebih baik bawa pulang sampah daripada membuang sampah sembarangan. 

Masyarakat bisa membawa kantong plastik sendiri dari rumah untuk menampung sampah yang mereka hasilkan. Sampah ini nantinya bisa dibuang setelah sampai di rumah atau saat menemukan tempat sampah. 

  • Kurangnya tempat sampah

Hal yang juga perlu perhatian adalah sedikitnya jumlah tempat sampah umum. Sepanjang jalan Suromenggolo, hanya sedikit ditemukan tempat sampah umum. 

Hanya ada sedikit tempat sampah umum di area foodcourt dan beberapa tempat sampah kecil di rumah makan. Tentunya hal ini tidak sebanding dengan jumlah orang yang datang ke Car Free Day. 

Jadi, sepertinya diperlukan penambahan jumlah tempat sampah umum agak tidak ada sampah yang berserakan dan menimbulkan pemandangan tidak enak. 

  • Kurangnya pengawasan dari pemerintah

Saya rasa, Pemerintah Kabupaten Ponorogo juga perlu memberikan tindakan tentang sampah setelah CFD ini. Karena pengawasan yang kurang, masyarakat bisa dengan mudah menyepelekan masalah sampah ini. 

Pemerintah mungkin bisa larangan membuang sampah sembarangan selama CFD berlangsung.

Setelah larangan diturunkan, diperlukan juga pengawasan yang mumpuni. Biasanya, hanya akan ada beberapa anggota polisi yang mengamankan CFD dari kerusuhan yang mungkin terjadi. 

Namun, sepertinya diperlukan beberapa anggota polisi dan anggota pegawai Dinas Lingkungan Hidup yang perlu diterjunkan untuk mengawasi jalannya CFD agar bebas sampah.

Atau paling tidak, ada petugas kebersihan yang mengangkut semua sampah setelah CFD selesai. Perlu digaris bawahi, setelah CFD selesai, bukan keesokan harinya.

Menurut kalian bagaimana jika CFD yang menjadi acara untuk mengurangi polusi udara malah menjadi ajang polusi tanah?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun