Mohon tunggu...
Putri Wulandari
Putri Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - English Tutor | Freelance Content Writer

Random Thought About Lifestyle, Movies, K-drama, Beauty, Health, Education and Social Phenomena | Best Student Nominee Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merasa Butuh Istirahat dari Sosial Media? Ini Tanda-Tandanya

8 Januari 2022   19:00 Diperbarui: 8 Januari 2022   19:03 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kecanduan Sosial Media (Sumber: Yoursay-Suara)

Dewasa ini, sosial media menjadi hal yang penting. Pembentukan citra diri, menambah relasi, hiburan, dll. Selain beberapa hal diatas, ada sisi buruk sosial media yang membuat kita seringkali merasa sosial media itu toxic dan melelahkan.

Berikut beberapa tanda bahwa kamu perlu istirahat dari sosial media.

  • Sudah terlalu sering mengecek sosial media

Apakah kamu melihat sosial media tepat setelah bangun tidur? Well, ini salah satu tanda kalau kamu mulai kecanduan sosial media. Apalagi jika kamu terus terusan melihat sosial media disela-sela kesibukanmu. Kamudian, estimasi waktumu melihat sosial media lebih banyak daripada melakukan hal produktif. Tentunya, hal ini dapat mengganggu produktifitas. Oleh karena itu, coba menahan diri untuk tidak melihat sosial media sementara waktu.

  • Merasa tertinggal jika tidak online

Fear of missing out (FOMO) merupakan perasaan cemas dan takut merasa "tertinggal" yang timbul karena sesuatu yang menarik dan menyenangkan sedang terjadi, sering disebabkan karena unggahan di media sosial. Kemudian jua dilanjutkan dengan perasaan ingin untuk terus menerus mengetahui informasi terbaru dan hasrat untuk menyebarkannya lebih dahulu. Walaupun terkesan sederhana, perasaan-perasaan ini menjadi tanda bahwa kamu sudah kecanduan sosial media.

  • Produktivitas terganggu

Jika produktivitasmu mulai terganggu, segera kurangi pnggunaan sosial media. Contohnya, terlalu sering melihat postingan Instagram, selalu memonitor dengan ketat tulisan di twitter, aku terlalu sering scroll TikTok. Selalu buat skala prioritas dan jauhkan ponsel dari jangkauanmu saat bekerja agar lebih berkonsentrasi.

  • Semua hal yang dilakukan demi kepentingan sosial media

Misalnya, saat ada suatu baju yang sudah kamu gunakan ter-posting di media sosial, kamu memutuskan untuk membeli baju baru agar mendapat kesan bervariatif di sosial media. Atau kamu berusaha sangat keras untuk mengunjungi tempat yang sedang viral di sosial media dan mengorbankan jam kerja. Tentu ini bukanlah hal yang baik. Kamu harus mencoba mengurangi penggunaan sosial media dan berkata "tidak apa-apa" untuk tidak melakukan segala sesuatu terlalu keras kepada dirimu sendiri.

  • Terlalu memikirkan jumlah likes, komentar, dan followers

Perasaan kesal apabila mendapatkan jumlah likes yang sedikit, kesal saat kehilangan beberapa followers, dan perasaan iri saat orang lain mendapat likes lebih banyak. Kalian pernah merasakannya? Ini tanda bahwa kamu sudah kecanduan sosial media. Hal ini membuat kamu sulit bahagia dan dapat memengaruhi aktivitasmu di dunia nyata.

  • Kurang interaksi di dunia nyata

Last but not least, kurangnya interaksi di dunia nyata. Karena terlalu sibuk dengan ponsel, orang-orang cenderung untuk fokus pada percakapan di dunia maya. Saat bersama orang lain, kebanyakan dari mereka cenderung fokus pada ponsel atau bahkan tidak berbicara sama sekali. Walaupun hal ini lumrah dilakukan saat ini, tetapi ini menjadi tanda bahwa kamu tidak menghargai orang lain yang ada di sekitarmu. Oleh karena itu, usahakan untuk menjauhkan ponselmu dan fokus berinteraksi dengan orang yang ada di sekitarmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun