Selain itu, JTBC juga berencana membuka layanan obrolan waktu nyata di situs portal resmi untuk mendengarkan berbagai pendapat dan suara dari pemirsa drama.
Selain drama snowdrop, salah satu drama korea yang dituding melakukan distorsi sejarah adalah Joseon Exorcist. Drama tersebut mendapat kecaman saat mereka menggambarkan Raja Taejong sebagai pembunuh orang yang tak bersalah dan menggunakan banyak property serta unsur budaya China dalam berbagai adegan. Banyak warganet yang mengkritik drama tersebut karena mendistorsi sejarah.Â
Alhasil banyak perusahaan yang menarik sponsor mereka dari drama tersebut. Akibat dari kontroversi tersebut, SBS selaku stasiun tv yang menayangkan drama tersebut akhirnya memutuskan untuk membatalkan penayangan drama 'Joseon Exorcist'.
Penulisan Cerita Fiksi Sejarah
Fiksi itu tidak harus mendidik. Kebanyakan, orang-orang membaca cerita fiksi memang untuk melepas stress dan memvisualisasikan fantasi. Jadi, apabila seseorang membaca cerita fiksi dalam berbagai genre itu sah-sah saja karena yang terpenting adalah rasa penat yang berkurang. Walaupun fiksi tidak harus mendidik, penulis atau kreator itu wajib mempertanggungjawabkan tulisan atau karyanya.
Memang benar bahwa kisah yang ditulis itu fiktif dan tidak nyata, tetapi kebanykan topik atau tema besar dalam hal fiksi adalah hal nyata. Misalnya, saat kreator ingin membuat karya tentang mental illness, mungkin cerita tentang tokoh tersebut adalah fiktif, tetapi hal-hal mengenai mental illness itu adalah nyata. Oleh karena itu, kreator wajib bertanggungjawab dalam menggambarkan mental illness yang sesuai dengan kenyataan.
Atau misalnya dalam cerita tema sejarah. Betul bahwa kisah fiktif tokoh yang dibuat itu fiktif, tapi sejarah itu nyata. Oleh karena itu, perlu diperhatikan lagi mengenai pertanggungjawaban pada topik atau tema yang nyata tersebut.Â
Banyak alternatif lain yang bisa diambil oleh kreator, salah satunya adalah meminjam 'universe' atau latar belakang sejarahnya saja dan tidak menggunakan nama tokoh asli yang ada dalam sejarah. Misalnya dalam film Enola Holmes. Film ini berlatar belakang kehidupan di Inggris pada tahun 1800an.
 Dalam hal ini, kisah tokoh dalam film ini adalah fiktif. Namun, penulis berhasil membawa latar belakang sejarah Inggris pada tahun 1800an dengan apik, seperti gerakan feminisme, kehidupan bangsawan, cara berpakaian, cara berbicara, dll.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H