Laporan keuangan tahun 2019 dari RGS kemudian disatukan ke dalam laporan keuangan tahunan ENVY pada tahun yang sama. RGS adalah anak usaha ENVY dengan 70% kepemilikan, yang berfokus pada jasa perdagangan online melalui aplikasi "KO-IN".Â
Sebelumnya, BEI telah mengirimkan permintaan penjelasan kepada ENVY melalui surat Nomor: S-05030/BEI/PP1/07.2021 tanggal 19 Juli lalu, terkait "Surat Somasi dari RGS kepada ENVY".
Dalam suratnya kepada ENVY, BEI menanyakan tentang angka-angka keuangan RGS yang dimasukkan ke dalam LKT 2019 ENVY, mengingat RGS tidak menyusun lapkeu tersebut secara terpisah. BEI meminta ENVY untuk memberikan tanggapan dan penjelasan terhadap tuduhan manipulasi data RGS dalam LKT 2019 perseroan.
Berdasarkan keterbukaan informasi, manajemen ENVY menegaskan bahwa laporan keuangan konsolidasi tersebut telah sepenuhnya disetujui oleh manajemen yang menjabat pada periode tersebut. Mereka juga menyatakan bahwa saat ini, manajemen tidak memiliki informasi pasti mengenai proses yang digunakan pada saat penyusunan laporan konsolidasi tersebut. Sebagai respons, manajemen ENVY mengajukan klarifikasi kepada pihak auditor terkait beberapa keraguan, termasuk mengenai laporan keuangan RGS.
Dalam proses klarifikasi ini, Corporate Secretary ENVY, Jovana S. Deil, menginformasikan bahwa pada tanggal 7 Juni 2021 telah diadakan pertemuan antara direksi perseroan dan manajemen RGS untuk membahas permasalahan tersebut.Â
"Manajemen perseroan yang bertanggung jawab atas kelangsungan perseroan saat ini sedang melakukan penelitian terhadap kebenaran LKT 2019 perseroan yang disusun oleh manajemen sebelumnya. Oleh karena itu, kami sedang mengumpulkan," ujar Jovana dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip pada Senin (26/7).
Terkait potensi dampak hukum, manajemen perseroan saat ini berkomitmen untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan LKT 2019, baik pada perseroan maupun RGS ke depannya.
Perseroan akan mengklarifikasi permasalahan ini dengan KAP Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan, yang bertindak sebagai akuntan publik pada saat itu.Â
"Manajemen saat ini tengah mengajukan klarifikasi kepada pihak auditor terkait beberapa keraguan, termasuk terkait laporan keuangan RGS," tambah Jovana.
Pertemuan dengan pihak auditor telah dilaksanakan secara daring melalui Zoom pada tanggal 30 Juni 2021. Manajemen juga telah mengirimkan surat resmi kepada pihak auditor pada tanggal 12 Juli 2021 untuk mengklarifikasi beberapa keraguan. Namun hingga saat ini, belum ada tanggapan yang diterima dari pihak auditor.
7. PT Kereta Api Indonesia (PT KAI)
Menurut Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I (IHPS I) Tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menjadi fokus perhatian karena berbagai permasalahan keuangan yang dihadapinya.