Oleh Puspita Putri Kurniasari dan Laili Rofiati Zulfa
Universitas Nahdlatul Ulama Blitar
Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang baik dapat mendorong dan memperlancar proses pembangunan ekonomi. Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.
Menurut Prof. Meier (Adisasmita,2005:205), pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Sedangkan pengertian pertumbuhan ekonomi adalah sebuah upaya dalam meningkatkan jumlah produksi barang atau jasa pada sebuah negara.
Adanya pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan pembangunan berkelanjutan serta perkembangan pada tiap daerah yang dialokasikan. Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan pembangunan ekonomi ialah suatu usaha yang dilakukan secara terencana yang didapat dari proses pertumbuhan ekonomi yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan perkapita dari penduduk di suatu negara. Sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kegiatan ekonomi dari barang ataupun produk dari suatu negara dari tahun ke tahun.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, salah satunya tenaga kerja. Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 15 tahun atau lebih yang bekerja, mencari pekerjaan, dan sedang melakukan kegitatan lain, seperti sekolah maupun mengurus rumah tangga dan penerima pendapatan.
Menurut BPS penduduk berumur 15 keatas terbagi sebagai tenaga kerja, dikatakan tenaga kerja bila mereka melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 (satu) jam secara berlanjut selama satu minggu.
Pertumbuhan tenaga kerja dan pertumbuhan penduduk dapat dikatakan sebagai faktor positif yang akan memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar.
Namun pertumbuhan tenaga kerja juga dapat memberikan dampak yang negatif. Hal ini akan terjadi bila system perekonomian daerah tersebut tidak mampu menyerap secara produktif peningkatan tenaga kerja.
Misalnya di era pandemi ini, system perekenomian Indonesia belum mampu menyerap secara produktif tenaga kerja karena banyak perusahaan dan pabrik yang menghentikan produksinya untuk mengurangi penularan Virus Covid-19. Sehingga banyak calon tenaga kerja yang kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dan tenaga kerja tetap yang berhenti untuk sementara waktu.
Dengan hadirnya pandemi Covid-19 dapat mengakibatkan pertumbuhan perekonomian negara menjadi negatif. Pandemi Covid 19 ini sangat berpengaruh pada perkembangan dan pembangunan ekonomi di Indonesia dan juga negara-negara lain.
Adanya pandemic Covid-19 menyebabkan banyak kerugian mulai dari pusat perbelanjaan yang sepi, pariwisata serta tempat rekreasi dengan pengunjung yang minim, perusahaan yang menunda ekspor impor barang sehingga berakibat terhadap menurunnya perekonomian negara.Â
Tidak hanya perekonomian negara yang terkena dampak ini, tapi juga masyarakat. Banyak dari mereka yang kehilangan pekerjaan karena penerapan lockdown. Angka pengangguran akan meningkat dan kesejahteraan akan menurun. Perekonomian Indonesia jelas akan mengalami penurunan dalam beberapa bulan ini dimulai dari Maret 2020 hingga pandemi Covid-19 berkurang.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal berada di kisaran 2,3 persen. Bahkan skenario terburuknya bisa menyentuh negatif 0,4 persen. Skenario terburuk itu bisa terjadi jika pandemi virus corona atau Covid-19 terus berlangsung dalam jangka panjang. Dengan demikian secara otomatis akan menghantam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kami, Bank Indonesia, LPS, OJK memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia turun 2,3 pesen bahkan bisa negatif 0,4 persen," kata menteri Sri Mulyani dalam video conference di Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Salah satu sector perekonomian yang terkena dampak dari Virus Covid-19 ini yaitu peternakan ayam petelur. Penurunan harga telur, dan penundaan ekspor adalah sebagian dari dampak Virus Covid-19.
Salah satu kepala peternakan di wilayah Blitar, Wahyu Ega mengatakan, "Di masa pandemi ini harga telur ayam mengalami penurunan selama hampir 2 bulan, sedangkan kenaikannya cukup lama. Ekspor ke luar kota juga ditunda karena pemerintah menerapkan lockdown untuk mencegah penyebaran covid-19. Meskipun ekspor ke luar kota ditunda, tidak mengurangi pemasaran telur karena pemerintah juga membeli telur untuk disumbangkan kepada warga yang membutuhkan. Jadi pemasarannya tetap seimbang. Yang menjadi permasalahan yaitu harga pakan ayam tetap normal dan harga telur menurun, ini pasti membuat kami mengalami kerugian. Tapi kerugian itu tidak terlalu besar sehingga kami tetap bisa menggaji karyawan dengan layak. Di area peternakan juga diterapkan protokol kesehatan seperti wajib memakai masker, wajib menjaga kebersihan, dan ada penyemprotan desinfektan setiap hari."
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai sektor, seperti tempat wisata, perusahaan, peternakan, rumah makan, dan yang lainnya mengalami penurunan profit selama beberapa bulan.
Para produsen harus pandai-pandai mendistribusikan barangnya melalui online (media social), karena itu jalan mereka untuk tetap menjalankan usahanya. Pandemi covid-19 ini tidak hanya berpengaruh negative, tapi juga berpengaruh positif yaitu para produsen dapat memanfaatkan teknologi baru dengan baik, jadi setelah new normal nanti produsen bisa menggunakan 2 jalur untuk pemasarannya, yaitu jalur online dan jalur offline (pendistribusian secara langsung).
Daftar Pustaka
Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Penerbit Graha Ilmu.
Freycinetia Fitriani, Feni. 2020. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hanya 2,9 Persen Kuartal I/2020.https://m.bisnis.com/amp/read/20200505/9/1236510/parah-pertumbuhan-ekonomi-
indonesia-hanya-29-persen-kuartal-i2020 (online). Diakses 20 Juli 2020
Ravindran, Ranjith. 2020. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi dan Teorinya Menurut Para Ahli. https://m.diadona.id/moneytalk/pengertian-pertumbuhan-ekonomi-dan-teorinya-menurut-para-ahli-200612i.html (online). Diakses pada 20 Juli 2020
Sukirno, Sadono, 1996. Pengantar Teori Makro Ekonomi . PT Raja Grafindo. Jakarta
Wiranuari Andri. 2020. Skenario Terburuk Dampak Corona. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4216385/skenario-terburuk-dampak-corona-ekonomi-indonesia-tumbuh-negatif-04-persen (online). Diakses 20 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H