Tri Hita Karana adalah konsep filosofis yang berasal dari ajaran Hindu Bali, yang mengedepankan tiga penyebab kebahagiaan: hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan), hubungan antar sesama manusia (Pawongan), dan hubungan manusia dengan lingkungan (Palemahan). Dalam konteks perkembangan industri, terutama di era Revolusi Industri 5.0, penting untuk mengevaluasi relevansi ajaran ini. Revolusi Industri 5.0 ditandai oleh integrasi teknologi dengan perhatian yang lebih besar terhadap keberlanjutan dan kesejahteraan sosial.
Tri Hita Karana mengajarkan pentingnya keseimbangan dalam kehidupan. Setiap elemen dari Tri Hita Karana berkontribusi pada pencapaian kebahagiaan dan kesejahteraan seperti Parahyangan yang menekankan hubungan manusia dengan Tuhan, yang menciptakan kesadaran spiritual dan moral, Pawongan yang menekankan hubungan antar manusia, yang menekankan pentingnya solidaritas dan kerjasama dalam masyarakat, serta Palemahan yang menekankan Hubungan manusia dengan lingkungan, yang mengharuskan kita untuk menjaga dan melestarikan alam demi generasi mendatang
Revolusi Industri 4.0 membawa perubahan signifikan dengan digitalisasi dan konektivitas yang tinggi, namun juga menimbulkan tantangan baru seperti pengurangan interaksi sosial dan dampak negatif terhadap lingkungan. Di sisi lain, Revolusi Industri 5.0 berusaha mengatasi masalah ini dengan mengedepankan kolaborasi antara manusia dan mesin, serta fokus pada keberlanjutan sosial dan lingkungan
Dalam konteks industri 5.0, Tri Hita Karana kembali menjadi relevan karena dengan meningkatnya penggunaan teknologi, penting untuk menjaga interaksi sosial yang sehat di antara individu dalam organisasi dan masyarakat. Konsep Pawongan dapat menjadi panduan untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan kolaboratif. Selain itu, fokus pada Palemahan sejalan dengan upaya industri untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Konsep ini mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan dalam operasional mereka. Selanjutnya Parahyangan mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai spiritual dalam pengambilan keputusan bisnis, yang dapat meningkatkan etika dan tanggung jawab sosial perusahaan karena perusahaan-perusahaan harus sepatutnya mulai memperhatikan dampak lingkungan dari proses produksi mereka dengan menerapkan praktik ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan dan pengelolaan limbah yang lebih baik
Meskipun ada kemajuan dalam penerapan Tri Hita Karana di industri, masih ada tantangan yang harus dihadapi seperti perubahan nan cepat dalam teknologi dapat mempengaruhi nilai-nilai tradisional. Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara agar nilai-nilai Tri Hita Karana tetap relevan di tengah perubahan tersebut serta tidak semua individu atau perusahaan menyadari pentingnya menerapkan prinsip-prinsip ini. Pendidikan dan sosialisasi tentang Tri Hita Karana perlu ditingkatkan agar lebih banyak orang memahami manfaatnya.
Namun demikian, Tri Hita Karana tetap relevan dalam konteks Revolusi Industri 5.0 sebagai panduan untuk mencapai keseimbangan antara kemajuan teknologi, keberlanjutan lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Dengan integrasi nilai-nilai ini ke dalam praktik industri, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih harmonis bagi masyarakat dan alam. Maka dari itu, untuk memastikan bahwa Tri Hita Karana terus berperan dalam perkembangan industry, diperlukan peningkatan pemahaman tentang Tri Hita Karana melalui program pendidikan di sekolah-sekolah dan pelatihan bagi professional serta kolaborasi antara sektor yang mendorong kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga masyarakat untuk mempromosikan praktik berkelanjutan dengan pengembangan inovasi teknologi yang tidak hanya fokus pada efisiensi tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan. Sehingga dengan langkah-langkah ini, kita dapat memastikan bahwa nilai-nilai luhur dari Tri Hita Karana tidak hanya dipertahankan tetapi juga diterapkan secara efektif dalam menghadapi tantangan modernisasi di era Industri 5.0.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H