Tanam Apa yang Kau Suka Makan
Sore itu saya kunjungan kerumah KPM PKH di Desa Pasirharjo Talun, sengaja melihat dari dekat gerakan ketahanan pangan dilapangan. Benarkah KPM telah  menanam tanaman pangan di lahan kosong sekitar rumah?.
Saat dirumah Mbah Uminatun (71 tahun), peserta PKH dengan komponen lansia. Saya melihat beragam tanaman pangan di samping dan belakang rumah, mulai dari tanaman sayur, buah, empon-empon semuanya ada.
Ternyata beliau sudah lama memiliki kebiasaan menanam di lahan kosong sekitar rumah, jauh sebelum gerakan ketahanan pangan keluarga PKH di progamkan. Tetapi, dengan adanya gerakan ini beliau sangat mendukung dan antusias. Karena telah merasakan sendiri manfaat dari kebiasaan menanam.
"Mbah, kok katah sanget jenis tanemane jenengan?", tanyaku dalam bahasa jawa.
"Nopo mawon sing kulo doyan, kulo tanem pak", jawab mbah Umi sambil tawanya terkekeh.
Diam diam saya belajar banyak dari beliau, tentang semangat menanam dengan segala keterbatasan. "Taneman bentis niki padose bibit teng pundi mbah?", sambil ku tunjuk pohon setinggi dua meteran itu, tumbuh di sela sela tanaman tomat dan telang unggu.
"Lo, jenengan kerso nanem nopo pripun pak, niko wonten tukulan" jawab mbah Umi sambil berjalan ke belakang rumah, dan langsung mencabut bibit bentis. " Niki langsung di tanem mawon pak, insyaallah urip" ujar nya.
"Nembah suwun mbah, niki mangke langsung kulo tanem", jawabku sambil kuterima bibit tersebut. Konon katanya buah bentis ini memiliki banyak manfaat untuk pengobatan.
Tidak jauh dari rumah mbah Umi, saya juga mampir ke rumah Bu Siti Atiah. Disana saya melihat tanaman beliau juga banyak jenisnya, ada terong, tomat, sawi, kemangi, salam, jeruk purut, bayam, sere, lombok, jahe, kunir, kencur, laos, kunci dan sebagainya.
Meski sedikit, namun begitu beragam jenisnya. "Alhamdulillah kalau butuh bisa langsung petik milik sendiri, tidak perlu jauh jauh ke warung pak", tutur Bu Siti.