Kekayaan intelektual orang Bali dalam seni, filsafat, bahasa dan perilaku telah terbukti dalam sejarah dan bahkan sampai hari ini. Dan pengekspresian itu sebagiannya terakumulasi melalui bahasa ibunya.Â
Dengan kepemilikan sumber daya manusia ini, orang Bali pantas untuk merasa superior. Namun kembali lagi kepada nilai 'ke dalam' budaya mereka; kerendahhatian sebagai pegangan utama moral orang Bali.
Gerakan revitalisasi Bahasa Bali saat ini adalah momentum yang signifikan di tengah kepungan dan gempuran turisme Bali yang telah sempat melenakan orang-orang Bali.Â
Kita telah cukup banyak kehilangan tanah sawah, mabok pada hedonisme modernitas, termanja oleh produk-produk zaman yang menjebak dan kelengahan untuk mengejar ketertinggalan. Kesadaran kebersamaan dalam upaya penyelamatan kebudayaan masih belum terlambat dilakukan dan masih sangat mungkin dikerjakan secara masif.
Dan langkah 'penyelamatan' Bahasa Bali sebagai gerakan kultural adalah tindakan yang sangat tepat, bijak dan bermanfaat. Bahasa adalah lambang kehadiran entitas suatu suku bangsa.
Bangsa-bangsa besar seperti Prancis, Inggris, Jepang, untuk menyebut beberapa, sangat membanggakan bahasa bangsanya. Mereka ingin sekali, terutama Prancis, mengukuhkan bahasanya menjadi salah satu bahasa dunia. Beberapa bahasa di luar bahasa Inggris, seperti Jepang, Mandarin dan Jerman pun kini banyak orang-orang mempelajarinya.
Jika kebudayaan ialah seluruh ekspresi akal budi manusia, maka bahasa menjadi salah satu 'pengantar' dan pembawanya' dalam relasi pergaulan umat manusia. Inilah mengapa Bahasa Bali harus terus dilanjutkan dalam peradaban Bali.
Dengan penyadaran bahwa kebudayaan Bali demikian kompleks dan kaya, demikian agung dan dinamis, maka tak ada alasan apa pun bagi orang Bali untuk tidak melanjutkan dan mewarisi bahasa ibunya dari generasi ke generasi. Karena dalam Bahasa Bali bukan saja sebagai ekspresi jati diri manusia Bali, melainkan juga wahana menyimpan dan 'mencatat' kebudayaannya. (PS/05/2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H