Mohon tunggu...
putu Novita Dewi
putu Novita Dewi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pemersatu SMK Negeri 2 Seririt Calon Gubernur Bali 2045 Ig:Wik_taaa06

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Meja Kayu Jati

23 Mei 2024   10:53 Diperbarui: 23 Mei 2024   11:02 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Devin, itu lihat. Bagus sekali mejanya, semoga nanti ada rejeki untuk beli itu supaya gaperlu di bawah lagi makannya," ibu tersenyum sambil terus memandang meja itu penuh harap.

Padahal kala itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk mewujudkan impian ibu dan ayah yang terhalang olehku. Namun, dengan mudahnya aku kesal hanya karena ibu ingin membeli meja itu. Meja itu memang kuno, karena ibu menginginkan itu dulu namun tak sanggup membeli dan baru diberi rejeki sekarang. Sekarang meja itu memang tak lagi sesuai zaman.

Sedih, sekeras itu mereka berjuang. Bahkan untuk baju baru tak mampu mereka beli. Tapi, bajuku selalu baru. Selalu dengan bahan terbaik, selalu cantik. Malam di saat aku mengingat semua ini, aku menangis sejadi-jadinya, merasa bersalah sekaligus bersyukur. Mereka utuh bahkan ketika angin kencang sekali, bahkan ketika banyak jalan berbatu, bahkan ketika dunia tak lagi memihak pada peruntungan kita. Mungkin meja itu selamanya akan menjadi simbolik terima kasih, untuk ayah dan ibuku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun