Mohon tunggu...
Putu Mahatma Satria Wibawa
Putu Mahatma Satria Wibawa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMAN 1 Denpasar

Seorang pemuda yang tengah mencari jati diri; Mencintai Geografi dan Antropologi Kebudayaan Manusia; Penulis amatiran

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Tetap Elegan dengan Gaya Lukis Kamasan

22 Desember 2023   13:00 Diperbarui: 22 Desember 2023   13:40 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara lain tidak terjaminnya kehidupan mereka. Kemana peran pemerintah? Bagaimana nasib para seniman yang telah masa pensiun? Apakah negara menjamin kehidupan orang-orang yang telah menjaga kesenian tradisionalnya? Nalarku bertanya-tanya. Sore hari, matahari hampir tenggelam. Di pinggir jalan, aku melihat seorang wanita tua menjual serombotan. Aku menghampirinya. Membeli dagangannya yang masih segar dan memakan serombotan khas Klungkung dengan lahapnya. Nalarku masih bertanya-tanya. Bagaimanakah kesenian tradisional bisa dilestarikan di Indonesia, apabila para senimannya tidak mendapat apresiasi dan tidak didukung? Kita harus mulai mengapresiasi kesenian tradisional yang mulai tersisihkan di zaman globalisasi. 

Salah satunya lukisan gaya Kamasan. Dewasa ini, aku mendengar bahwa ada banyak workshop kelas melukis yang banyak dilakukan di Taman Budaya Provinsi Bali. Ini merupakan upaya yang bagus dan diharapkan akan tetap bisa dipelajari dengan baik oleh para generasi muda Indonesia, khususnya para remaja Bali. Upaya pelestarian budaya jelas tidak akan berhasil apabila tidak ada kesadaran sendiri dari masyarakatnya. Kita sebagai generasi muda Bali harus menyadari betapa kayanya tradisi dan budaya kita. Bahwa budaya merupakan hasil cipta, rasa dan karsa dari budi luhur manusia. Bahwa budaya tidak tercipta selama semalam. Bahwa budaya adalah proses pemikiran panjang manusia selama berabad-abad. Pelestarian budaya adalah cara bagi kita untuk menghargai pemikiran nenek moyang. 

Senja telah hilang. Taman kota Kertha Gosa mulai ramai dikunjungi para wisatawan yang ingin menyaksikan pertunjukan air mancur yang dilaksanakan seminggu sekali. Serombotan yang saya beli sudah habis. Saatnya menengguk sesapan kopi terakhir. Petualangan hari ini berakhir. Saatnya bagi saya kembali ke kota saya. Selamat tinggal, Klungkung! Semoga tradisi dan kesenianmu tetap terjaga untuk selamanya. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun