Mohon tunggu...
Putu Indira Pradnyani
Putu Indira Pradnyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya memiliki ketertarikan pada topik lifestyle dan pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kebosanan dan Benefitnya pada Kreativitas

31 Mei 2023   23:52 Diperbarui: 1 Juni 2023   00:10 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kapan terakhir kali Anda merasa bosan? Mungkin baru saja, mungkin tiga hari lalu, mungkin juga Anda sudah tidak ingat kapan terakhir kali merasa bosan. Hal ini tidak mengherankan dengan banyaknya hal yang dengan mudah dapat kita lakukan untuk mengatasi kebosanan. Benda persegi panjang berukuran 6 inci yang disebut ponsel pintar itu seringkali sudah sangat cukup untuk membuat kita sibuk dengan banyak hal... yang sebenarnya tidak penting-penting amat juga. Apalagi dengan semakin majunya perkembangan teknologi, ponsel pintar seakan menjelma benda ajaib yang dapat melakukan hampir apa saja. 

Lembaga riset Data.ai melaporkan, Indonesia bersama Singapura menjadi dua besar negara dengan penggunaan rata-rata durasi penggunaan ponsel pintar terlama, mencapai 5,7 jam per harinya. Penggunaannya pun bervariasi. Aplikasi yang banyak digunakan contohnya Tiktok, Facebook, Capcut, Instagram, Vidio, serta Line Webtoon. 

Dengan mudahnya akses terhadap konten-konten hiburan, rasanya sulit untuk merasa bosan di zaman sekarang. Seakan ada 1001 cara untuk mengatasi kebosanan hanya dengan membawa benda kecil bernama ponsel pintar. Hanya dengan modal koneksi internet dan daya listrik yang juga semakin mudah diakses, ponsel pintar pun bisa menjadi alat yang bisa membuat kita melakukan hampir apa saja. Namun, siapa sangka dengan semakin mudahnya mendapatkan hiburan melalui ponsel pintar, kita mengorbankan hal yang seringkali dikira merugikan, padahal benefitnya bisa sangat besar: kebosanan.

Mungkin di antara Anda ada yang bingung: "Apa bagusnya rasa bosan?" Tidak mengherankan memiliki pemikiran demikian. Selama ini memang kita sering berpikir rasa bosan adalah rasa yang sangat mengganggu dan harus dihilangkan. 

Padahal, Manoush Zomorodi dalam buku Bored and Brilliant mengemukakan argumen bahwa manusia dapat kehilangan momen penting yang berguna untuk pengembangan diri, refleksi, serta kreativitas bila kita tidak memberi diri kita waktu untuk merasakan rasa bosan. Terdengar aneh? Merasakan rasa bosan saat ini seringkali menjadi sebuah opsi, karena banyaknya opsi untuk mengusir kebosanan itu tadi. Mengapa kebosanan ini menjadi penting? Seperti rasa takut yang menjadi alarm bagi kita untuk menghindari bahaya, rasa bosan juga memiliki peran penting. 

David Burkus dalam artikelnya The Creative Benefits of Boredom mengatakan bahwa dalam level tertentu, rasa bosan sebenarnya dapat meningkatkan kualitas kreatif dari suatu pekerjaan. Jadi, terdapat hubungan antara perasaan bosan dan kreativitas. David juga mengemukakan penelitian mengenai implikasi rasa bosan pada kreativitas. Penelitian ini dilakukan oleh Sandi Mann dan Rebekah Cadman dari University of Central Lancashire yang dilakukan dalam dua tahapan. 

Tahapan pertama membagi partisipan menjadi dua kelompok dengan kelompok pertama diberi tugas yang membosankan untuk menyalin nomor telepon dari buku telepon, dan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol yang tidak menyalin buku telepon. Semua peserta kemudian diminta untuk menghasilkan sebanyak mungkin kreasi atau kegunaan dari sepasang gelas plastik. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa, partisipan yang melakukan tugas membosankan dengan menyalin buku telepon menghasilkan lebih banyak kreasi untuk sepasang gelas plastik. Tahapan kedua penelitian ini untuk melihat apa yang akan terjadi jika orang benar-benar mengalami kebosanan. 

Dalam studi tahap ini Mann dan Cadman membagi partisipan menjadi tiga kelompok. Satu kelompok kontrol, satu kelompok penyalin nomor telepon, dan satu kelompok sekadar membaca buku telepon. Ketiga kelompok ini kemudian diminta menyelesaikan tugas lain yang membutuhkan kreativitas. 

Dalam studi ini juga ditemukan kelompok yang mendapat tugas paling membosankan yakni pembaca buku telepon dinilai sebagai yang paling kreatif sehingga disimpulkan bahwa semakin pasif  aktivitas yang dilakukan, semakin besar kemungkinan untuk melamun, dan semakin kreatif Anda setelahnya. 

Penelitian ini menunjukkan bahwa rasa bosan yang biasa kita rasakan sehari-hari sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas kita yang dapat membantu kita menyelesaikan pekerjaan. David berpendapat, bila kita membutuhkan ide untuk memulai proyek tertentu, mungkin kita bisa memulainya dari melakukan pekerjaan yang membosankan terlebih dahulu. Cobalah membuat salinan data, atau menjawab email, atau menonton pertandingan olahraga yang tidak Anda mengerti. Dari penelitian yang sudah-sudah, kita mungkin akan lebih baik dalam memikirkan lebih banyak hal dan lebih kreatif. Mungkin karena hal ini juga, banyak di antara kita menemukan ide-ide menarik dan kreatif saat sedang berada di kamar mandi?

Referensi:

Data.ai. Mobile Users in Two Regions Now Spent 5.7 Hours A Day In Apps. Diakses pada 2022

Harvard Business Review. The Creative Benefits of Boredom. Diakses pada 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun