Mohon tunggu...
Putu Djuanta
Putu Djuanta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Keen on capital market issues, public relations, football and automotive | Putu Arya Djuanta | LinkedIn | Yatedo | Twitter @putudjuanta | https://tensairu.wordpress.com/ | https://www.carthrottle.com/user/putudjuanta/

Selanjutnya

Tutup

Money

Belajar dari Warren Buffett : Jika Bisnis Berjalan Baik, Sahamnya Mengikuti

7 Juli 2014   16:17 Diperbarui: 3 Agustus 2015   14:30 1475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warren Buffett dikenal sebagai investor tersukses sepanjang masa. Pengalaman investasi dan kutipan beliau sering menjadi panduan bagi banyak pihak yang menggeluti bidang pasar modal, khususnya investasi saham. Dari banyaknya kutipan Warren Buffett yang populer, terdapat satu yang ideal untuk direfleksikan dengan mekanisme pasar yang membentuk harga saham emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu "If a business does well, the stock eventually follows.”

Dalam praktiknya, apakah benar bahwa harga saham biasanya linear dengan perkembangan bisnis? Jawabannya tidak selalu. Investor baik institusi maupun perorangan bisa saja terkecoh oleh saham-saham yang dianggap menjanjikan karena kerap diperdagangkan dengan volume stabil dan likuiditas yang tinggi atau memiliki faktor popularitas. Hal tersebut bisa saja terjadi apabila investor mengesampingkan beberapa poin berikut ini:

    • identifikasi risiko usaha sebagaimana tercantum pada prospektus perusahaan
    • analisis fundamental perusahaan melalui laporan keuangan terbaru
    • due diligence terhadap pemegang saham perusahaan (shareholders) dan afiliasinya (jika ada)
    • due diligence terhadap direksi dan komisaris perusahaan
    • perbandingan kinerja perusahaan dengan kompetitor pada industri sejenis
    • rekam jejak dan histori Good Corporate Governance (GCG) perusahaan dalam mematuhi peraturan dan perundang-undangan pasar modal
    • kewaspadaan terhadap rumor dan potensi pembentukan harga saham oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, terutama saham dengan harga nominal kecil
    • perkembangan sentimen ekonomi terkini yang berperan dalam menentukan trend indeks saham, baik di dalam maupun luar negeri

Bila dicermati secara seksama, sepanjang semester I 2014, setidaknya terdapat 2 perusahaan yang bisa dijadikan contoh studi kasus yaitu PT Trada Maritime Tbk (TRAM) dan PT Cipaganti Citra Graha Tbk (CPGT), berikut penjelasannya:

Suspensi Saham TRAM Sejak 6 Juni 2014

Sepanjang tahun, saham TRAM yang bergerak di bidang jasa pelayaran selalu diperdagangkan dengan volume lebih tinggi dari perusahaan lain di bidang usaha sejenis. Secara teknikal, TRAM cukup stabil dan konsisten. Namun demikian, TRAM mengalami musibah kebakaran yang menimpa salah satu kapal perusahaan dan menghadapi masalah dalam pembayaran hutang kepada International Finance Corporation (IFC) senilai US$30,57 juta beserta tunggakan bunga dan biaya lainnya senilai US$774.360. Atas fakta material tersebut, TRAM membuat pengumuman keterbukaan informasi pada tanggal 5 Juni 2014 yang ditindaklanjuti BEI dengan melakukan suspensi perdagangan. Dalam hal ini, bisnis TRAM yang mulai lesu seakan kurang terprediksi karena mekanisme pasar lebih dominan daripada fundamental dan mengakibatkan technical wins against fundamental.

[caption id="attachment_346674" align="aligncenter" width="536" caption="http://www.reuters.com/finance/stocks/chart?symbol=TRAM.JK (1 yr)"][/caption]

Penurunan Drastis Harga Saham CPGT

Saham CPGT sebagai pendatang baru di bursa dianggap memiliki prospek yang cerah karena telah menjadi salah satu brand “top of mind” untuk jasa transportasi. Dilihat dari reputasinya, CPGT dapat dikatakan cukup menjanjikan karena sering menerima award di bidang enterpreneurship. Meskipun demikian, efek kasus hukum yang menimpa direktur utama dan 2 komisaris CPGT cukup mengejutkan hingga menghilangkan kepercayaan beberapa investor untuk memegang saham ini. Saham CPGT turun drastis dan belum pulih sepenuhnya untuk kembali mencapai level perdagangan normal (sebelum terjadinya kasus), walaupun tidak mengalami suspensi perdagangan seperti TRAM.

[caption id="attachment_346675" align="aligncenter" width="544" caption="www.reuters.com/finance/stocks/chart?symbol=CPGT.JK (1 yr)"]

1404698858614357597
1404698858614357597
[/caption]

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat terlihat bahwa investasi saham selalu melekat dengan risiko bisnis perusahaan. Dalam hal ini, tentu benar bila dikatakan bahwa setiap keputusan investasi adalah mutlak milik investor. Meskipun demikian, akan lebih bijaksana jika investor bisa mempelajari profil risiko masing-masing sebelum menentukan saham apa saja yang cocok untuk dikoleksi agar tidak menyesal di kemudian hari, senada dengan apa yang pernah dikatakan Warren Buffett berikut “Anything can happen in stock markets and you ought to conduct your affairs so that if the most extraordinary events happen, that you’re still around to play the next day“.

Salam Kompasiana.

Sumber Kutipan :

http://www.minterest.org/best-warren-buffett-quotes-on-investing/

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun