Pada saat test ride, manuver zigzag juga bukan kendala berarti berkat turning angle sebesar 34 derajat yang bisa diajak untuk bermacet ria. Tidak kalah penting, pengereman berfungsi baik karena menggunakan cakram belakang sebesar 225 mm.
[caption id="attachment_361340" align="aligncenter" width="420" caption="bermanuver zigzag dengan R25, dok. pribadi"]
[caption id="attachment_361351" align="aligncenter" width="420" caption="test ride, dok. pribadi"]
[caption id="attachment_361353" align="aligncenter" width="420" caption="selesai test ride, dok. pribadi"]
Kesimpulannya, rasa penasaran ini terbayar lunas saat sudah merasakan performa R25. Seperti test rider lainnya, saya sependapat bahwa motor ini cocok untuk digunakan sehari-hari. Seandainya ada yang menanyakan kesan terhadap R25, saya bisa mengatakan bahwa R25 adalah motor terkeren yang pernah saya kendarai selama 9 tahun punya SIM C. Jika merasakan langsung fitur dan teknologi R25, dapat dijumpai bahwa motor ini memiliki DNA MotoGP. Konsep fastest – lightest – advanced terbukti setelah test ride dilakukan. Sehingga tidak berlebihan jika R25 dianggap sebagai Baby YZR-M1 yang musim ini digunakan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo di gelaran MotoGP.
[caption id="attachment_361344" align="aligncenter" width="320" caption="screenshot path tentang sensasi MotoGP, dok. pribadi"]
Terima kasih kepada Kompasiana dan Yamaha Indonesia, semoga semakin di depan bersama Yamaha YZF R25!
Silahkan kunjungi tulisan saya sebelumnya di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H