Mohon tunggu...
Putu Ayudhia Pratami Putri
Putu Ayudhia Pratami Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bali

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tingkat Pengangguran Tertinggi di ASEAN. Bagaimana Kondisi Pasar Kerja Indonesia?

16 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 15 Januari 2025   18:31 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengangguran terbuka didefinisikan sebagai penduduk usia produktif yang tidak bekerja, tetapi berharap untuk mendapat pekerjaan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk usia produktif adalah penduduk dengan rentang usia 15-64 tahun, yang dianggap mampu secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan nilai persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Nilai TPT yang tinggi dapat menjadi gangguan atau masalah dalam perekonomian karena dapat menyebabkan berkurangnya produktivitas dan pendapatan masyarakat.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia pada November 2024 adalah 4,91%. Nilai TPT di bulan November 2024 ini mengalami peningkatan sekitar 0,09% dari bulan Februari 2024. International Monetary Fund (IMF) melalui World Economic Outlook pada April 2024 menyebutkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia berada di angka 5,2% dan menjadikan Indonesia menjadi negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di ASEAN. Pada peringkat kedua diduduki oleh Filipina dengan angka pengangguran mencapai 5,1% dan disusul oleh Brunei Darussalam dengan angka pengangguran mencapai 4,9%.

Grafik Tingkat Pengangguran Negara ASEAN (Sumber Gambar: https://www.instagram.com/goodstats.id/p/C9uWT6yz-qC/?img_index=1)
Grafik Tingkat Pengangguran Negara ASEAN (Sumber Gambar: https://www.instagram.com/goodstats.id/p/C9uWT6yz-qC/?img_index=1)

Tingginya angka pengangguran di Indonesia bukanlah tanpa alasan. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan Indonesia menjadi negara dengan angka pengangguran tertinggi di Indonesia. Jumlah lapangan pekerjaan yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk di Indonesia menyebabkan banyak penduduk yang tidak terserap dalam pasar kerja. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk usia produktif di Indonesia pada Februari 2024 mencapai 213.997.845 jiwa. Lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia tidak dapat memenuhi seluruh permintaan pekerjaan dari penduduk usia produktif yang ada. Hal ini menyebabkan banyak penduduk usia produktif yang menganggur dan menyebabkan meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 55% tenaga kerja di Indonesia bekerja di sektor informal. Pekerja informal mencakup pedagang kaki lima, buruh lepas, petani kecil, hingga pekerja rumah tangga. Persentase penduduk yang bekerja di sektor formal lebih kecil dibanding sektor informal, tetapi terus tumbuh seiring dengan urbanisasi dan modernisasi ekonomi. Lapangan kerja formal biasanya berada di sektor industri, layanan profesional, pemerintahan, dan perusahaan besar. Lapangan kerja formal menawarkan lebih banyak keamanan kerja dan akses terhadap jaminan sosial.

Tingkat pendidikan juga menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan oleh setiap perusahaan atau pasar kerja ketika merekrut pekerja. Berdasarkan tabel statistik yang telah dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik, pada tahun 2024 terdapat sekitar 2,88% penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah, sekitar 24,72% penduduk tamatan SD sederajat, dan sekitar 22,79% penduduk hanya menyelesaikan sekolahnya hingga jenjang SMP. Tingkat pendidikan yang rendah ini dapat disebabkan oleh banyaknya penduduk yang tidak mampu melanjutkan pendidikan karena tingginya biaya pendidikan di Indonesia. Saat ini, sebagian besar perusahaan atau lapangan pekerjaan hanya membuka lowongan pekerjaan untuk mereka dengan tingkat pendidikan minimal sarjana (S1), hal ini menyebabkan penduduk dengan tingkat pendidikan yang rendah akan kesulitan untuk mencari pekerjaan.

Persyaratan yang diberikan oleh suatu perusahaan atau lapangan kerja juga dapat menyulitkan penduduk untuk mencari ataupun diterima dalam suatu pekerjaan. Saat ini terdapat banyak sekali lowongan pekerjaan yang lebih mengutamakan penampilan atau visual wajah ketika akan merekrut pekerja. Hal ini tentunya menjadi salah satu faktor banyaknya penduduk yang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Persyaratan ini juga dapat menyebabkan mereka merasa tidak percaya diri untuk mendaftar karena merasa bahwa visual wajahnya tidak akan dapat diterima dalam pekerjaan tersebut.

Faktor yang dapat menjadi penyebab tingginya angka pengangguran di Indonesia adalah kesenjangan antara pendidikan dan juga keterampilan. Banyak sekali lulusan-lulusan perguruan tinggi yang tidak memiliki keterampilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Hal ini dikarenakan kurangnya minat masyarakat untuk membangun atau meningkatkan keterampilan yang mereka miliki. Dalam suatu pekerjaan pastinya dibutuhkan keterampilan yang sesuai. Setia perusahaan atau lapangan kerja juga akan mempertimbangkan keterampilan yang dimiliki oleh para pelamar pekerjaan karena dengan keterampilan yang memadai pastinya orang tersebut akan dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik.

Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Program-program pelatihan vokasi untuk meningkatkan keterampilan teknis masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja masih terus dilakukan. Pemerintah juga menarik investasi asing dan domestik untuk menciptakan lapangan kerja baru, sehingga dapat menyerap lebih banyak penduduk ke dalam pasar kerja. Masyarakat juga didorong untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan melaksanakan program pelatihan kewirausahaan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM. Segala upaya ini terus dilakukan dan dikembangkan oleh pemerintah dengan harapan tingkat pengangguran di Indonesia dapat menurun pada waktu mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun