Mohon tunggu...
Ni Luh Putu Asthiti
Ni Luh Putu Asthiti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Penulis yang menggunakan tulisannya untuk membagikan pengalaman dan sudut pandangnya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Danau Biru Lombok Tengah, Surga Tersembunyi di Balik Jalan Berbatu

22 Juni 2024   10:31 Diperbarui: 22 Juni 2024   12:12 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Sabtu pagi itu cerah, aku dan pasanganku memutuskan untuk mengeksplorasi daerah yang belum pernah kami jelajahi: Lombok Tengah. Biasanya kami hanya berkeliling di sekitar Lombok Barat, tapi kali ini kami tertarik untuk mengunjungi Danau Biru di Desa Karang Sidemen, Batukliang.

Kami memilih tempat ini karena jaraknya tidak terlalu jauh dan tertarik dengan rekomendasi teman di grup WA yang mengatakan tempat ini bagus dan tenang. Berbekal rasa penasaran dan panduan dari maps, kami pun berangkat naik motor.

Awalnya, kami PD saja melaju hingga pertigaan menuju Teraktak tanpa melihat maps. Baru di sana aku mulai memandu perjalanan dengan aplikasi. Kami melaju ke arah timur, tetapi karena kecepatan motor lumayan kencang, kami beberapa kali terlewatkan pertigaan yang seharusnya kami belok. Tapi aku terus yakin dengan jalur alternatif yang ditunjukkan maps.

Setelah beberapa kali salah jalur, akhirnya kami menemukan jalan yang benar, walaupun harus melewati jalan kecil dan rusak yang melewati sawah. "Aduh, motorku!" keluhku beberapa kali, tapi akhirnya kami sampai di pertigaan dengan papan petunjuk "Danau Biru".

Begitu belok kiri, hawa sejuk langsung menyambut kami. Jalan semen yang lebih baik menyambut kami hingga ke gerbang masuk Danau Biru. Di sini, kami dikenakan biaya masuk sebesar 12 ribu rupiah yang sudah termasuk parkir. Karena kami hanya membawa uang 50 ribuan dan penjaga tidak ada kembalian, kami bayar nanti saja saat pulang.

dokpri
dokpri

Di dalam area Danau Biru, terlihat deretan toko yang masih tutup. Meskipun fasilitasnya cukup baik, dengan bangku taman, pepohonan rindang, mushola, dan toilet yang bersih, suasana tetap sepi. Kami menikmati kopi dari salah satu lapak pedagang yang buka sambil beristirahat setelah perjalanan yang cukup melelahkan.

Danau Biru sendiri tampak tenang dengan air yang tidak terlalu jernih. Melihat seseorang berenang di tepian, aku jelas saja tidak berani ikut. Selain karena tidak bisa berenang, aku juga takut dengan permukaan danau yang terlalu tenang, siapa tahu ada ular atau buaya? Hehehe...

Setelah kopi habis, kami menjelajahi sekitar danau. Berfoto di menara pandang dan jembatan warna-warni yang menjorok ke tengah danau, kami menikmati pemandangan aliran air dari atas. Kemudian, kami turun ke bagian terendah dan berfoto di ayunan dengan tulisan "Danau Biru".

dokpri
dokpri
Setelah puas menikmati suasana segar di pagi hari, kami memutuskan untuk pulang. Bayar kopi dan mengambil kembaliannya untuk bayar parkir, kami pun motoran lagi. Meski harus melewati jalan rusak, perjalanan pulang terasa lebih ringan.

Menurutku, mengunjungi Danau Biru paling enak di pagi hari. Pulangnya bisa sebelum siang agar tidak terjebak di jalan rusak menjelang malam. Jadi, apakah kamu tertarik untuk mengunjungi Danau Biru juga? Atau mungkin kamu punya pengalaman seru di sana? Share dong!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun