Mohon tunggu...
Ni Luh Putu Asthiti
Ni Luh Putu Asthiti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Penulis yang menggunakan tulisannya untuk membagikan pengalaman dan sudut pandangnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Tidak Akan "Menendang" Mereka yang Berkedudukan di Bawah

15 Agustus 2023   15:37 Diperbarui: 15 Agustus 2023   15:39 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Snapwire: https://www.pexels.com/photo/2-people-doing-karate-during-sunset-62376/ 

Pagi ini aku membaca salah satu bab yang menarik dari buku salah satu penulis favoritku, Dale Carnegie yang judulnya "Petunjuk menikmati hidup dan pekerjaan". karena merasa isi bab tersebut relate dengan kondisi saat ini, aku jadi ingin membuat tulisan yang membahas isi bab itu. Judul artikel ini pun sebenarnya adalah judul dari bab tersebut.

Bab itu sangat menarik karena, saat membacanya aku jadi teringat fenomena kritik kejam, fitnah dan bulying yang belakangan ini makin marak terjadi, baik di kehidupan nyata atau pun di sosial media. Ehm, kalau ini pelakunya siapa lagi kalau bukan dari netijen Indonesia? Hehehe...

Lucunya, bertepatan saat aku membaca bab tersebut tadi pagi, siaran TV di rumah kebetulan membahas soal netijen indonesia yang dinobatkan sebagai netijen paling tidak sopan di Asia oleh Microsoft, juga beberapa kasus lain mengenai celotehan tidak sopan oleh netijen Indonesia di mata dunia. Hmfh, ga bisa dibanggakan kan??

Di bab itu Dale Carnegie seperti biasanya memberikan beberapa contoh kejadian nyata yang dialami tokoh-tokoh dunia mengenai kritik pedas dan menjatuhkah yang mereka alami dari orang-orang yang membenci mereka.

Robert Hutchins, yang pada umur 30 tahun telah berhasil dilantik sebagai rektor Universitas ternama America - Universitas Chicago adalah contoh pertama anak muda berprestasi yang menerima gelombang kritikan dari berbagai pihak bahkan koran-koran pun ikut mengkritik. Namun, komentar ayah Hutchins terhadap kritikan itu amat mengesankan: "Kritiknya memang keras, tetapi ingat tidak pernah ada orang yang mau menjatuhkan orang yang ada di bawah."

Raja Edward VIII saat masih menjalani pendidikan angkatan laut pada usianya yang masih 14 tahun pernah sampai menangis karena ditendang (dalam arti sebenarnya) oleh seorang kadet. Saat komodor pelatihan tersebut menghukum para kadet dan menanyakan alasan dari perlakuan kasar tersebut, akhirnya para kadet mengakui alasan sebenarnya adalah mereka ingin saat nanti mereka telah menjadi komandan angkatan laut mereka dapat mengatakan bahwa mereka sudah pernah menendang raja!

Thomas jefferson, bapak demokrasi Amerika Serikat pun pernah mendapatkan kritik kejam dan mengada-ada saat mencalonkan diri menjadi presiden. Dikatakan bahwa kalau orang ini terpilih "istri dan anak-anak kita dapat menjadi korban pelacuran, tidak dihargai lagi dan dinodai".

Contoh di atas mungkin kelihatannya lucu dan "gila" ya? Tapi kejadian-kejadian yang dicontohkan oleh Dale Carnegie itu memang terjadi, dan contoh-contoh itu kurasa cukup menjelaskan kenapa banyak sekali terjadi kritikan dan bulying kejam dilontarkan pada seseorang.

Terutama di era medsos sekarang ini, dimana orang bisa dengan mudahnya memberikan komentar kejam pada orang lain lewat genggamannya.

Ingatlah bahwa, semakin penting kedudukan seseorang, semakin besarlah kepuasan orang yang menendangnya. Orang tidak akan "menendang" mereka yang berkedudukan rendah.

Maka saat kamu "ditendang" di kemudian hari, pikirkanlah ini, seringkali itu disebabkan karena si penendang merasa dirinya penting, dan mereka memperoleh kepuasannya--yang amat kasar tentu saja, dengan menendang atau menghancurkan orang yang berkedudukan lebih baik, tinggi atau berhasil darinya. Tentu saja terutama karena mereka merasa iri dan cemburu karena prestasimu.

Jadi saat kamu menerima kritikan kejam dan bulying,  itu bisa berarti kalau kamu saat ini telah mencapai kedudukan yang baik, tinggi dan lebih berhasil dari sebelumnya. Abaikan saja kritikan orang-orang dan tetaplah lakukan hal yang benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun