Setiap agama memiliki keyakinan masing-masing, keyakinan sudah menjadi dasar
pokok di setiap umat yang beragama. Dalam agama hindu Keyakinan merupakan dimensi
terkuat bagi umat Hindu, yang bertujuan untuk melakukan segala aktivitas keberagamaan
dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, agama itu sendiri merupakan bentuk dari sebuah
keyakinan. Khususnya umat Agama Hindu memiliki keyakinan lima kepercayaan, lima
kepercayaan itu disebut dengan Panca Sradha. Masyarakat Hindu percaya bahwa adanya
Panca Sradha akan membuat mereka lebih mengetahui mana hal yang baik dan buruk.
Secara etimologi Panca Sradha memiliki dua unsur kata, yaitu Panca yang artinya "lima"
dan Sradha yang artinya "kepercayaan atau keyakinan". Jadi, Panca Sradha adalah lima
keyakinan/kepercayaan yang melandasi umat hindu dalam menjalani kehidupan di dunia.
Banyak ajaran-ajaran dalam umat beragama Hindu dan yang paling dasar adalah Panca
Sradha. Lima dasar kepercayaan Panca Sradha, yaitu percaya adanya Brahman Sradha,
percaya adanya Atman Sradha, percaya adanya Karma Phala Sradha, percaya adanya
Punarbhawa Sradha dan percaya adanya Moksa Sradha. Panca Sradha memiliki lima
bagian, yaitu:
1. Brahman Sradha
Brahman Sradha, yaitu keyakinan kepada Tuhan. Umat Hindu sangat yakin
dengan adanya Tuhan, umat Hindu selalu menyembah sujud dan taat dengan ajaran-
ajaran suci melalui kitab-kitab suci. Oleh karena itu, umat Hindu memiliki rasa yang
bakti kepada kemahakuasaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta ini.
2. Atman Sradha
Atman Sradha, yaitu sinar suci dan bagian terkecil dari Brahman yang
menghidupi seluruh makhluk hidup. Atman merupakan jiwa atau roh yang ada di
dalam tubuh kasar semua makhluk hidup. Atman mempunyai sifat yang sangatkekal, dimana saat di kehidupan Atman dikenal dengan reinkarnasi. Di alam
semesta ini, setiap makhluk hidup merupakan ciptaan Tuhan. Sifat atman dijelaskan
didalam Bhagawad Gita, yaitu:
Acehdya, tidak bisa terlukai oleh senjata.
Adahya, tidak bisa terbakar oleh api.
Akledya, tidak terkeringankan oleh agina.
Acesyah, tidak terbasahkan oleh air.
Nitya, kekal abadi.
Sarwagatah, berada dimana-mana.
Sthanu, tidak berpindah-pindah.
Acala, tidak bergerak.
Sanatana, selalu sama.
Awyakta, tidak dilahirkan.
Acintya, tidak terpirkirkan.
Awikara, tidak berubah dan sempurna.
3. Karma Phala Sradha
Karma Phala berasal dari bahasa sansekerta, yaitu karma yang artinya
perbuatan dan "phala" yang artinya hasil atau didapatnya. Jadi Karma Phala adalah
hasil dari perbuatan seseorang. Karma Phala dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
Sancita Karma Phala merupakan hasil dari perbuatan kita dalam kehidupan
dahulu yang belum habis dinikmati, sehingga dinikmati didalam kehidupan
kita sekarang.
Parabda Karma Phala merupakan perbuatan yang dilakukan sekarang dan
kita akan menerimannya atau menikmatinya pada saat di kehidupan yang
tanpa ada sisanya.
Kriyamana Karma Phala merupakan perbuatan yang dilakukan sekarang
dan akan di nikmati didalam kehidupan selanjutnya.
4. Punarbhawa Sradha
Punarbhawa/Samsara, yaitu keyakinan terhadap lahirnya kembali, lahirnya
kembali ini terjadi karena belum bisa menyatu dengan Brahman, disebabkan oleh
Atman yang masih terkait dengan sifat-sifat duniawi dan hukum Karma. Jikakarmanya buruk maka akan lahir kembali menjadi manusia atau hewan. Kelahiran
yang berulang-ulang kembali membuat dimana suka dan duka yang terjadi karena
Jiwatman yang dipengaruhi oleh kenikmatan diduniawi dan diikuti oleh
kelahirannya kembali.
5. Moksa Sradha
Moksa Sradha, yaitu keyakinan terhadap kebebasan yang tertinggi, yaitu
bersatunya dengan Atman dan Brahman. Kata Moksa berasal dari bahasa
Sansekerta, yaitu "muc" yang artinya membebaskan, mengeluarkan dan
melepaskan. Kemudian menjadi kata mukta/moksa yang artinya kelepasan atau
kebebasan. Tujuan tertinggi atau terakhir dari ajaran agama Hindu yang dimana
dapat dikatan sebagai "Moksatham Jagadhita ya ca iti Dharma" yang berarti untuk
mencapai moksa dari kesenangan dunia. Setelah Karma Phala dan Samsara, Moksa
bisa mencapai saat manusia meninggalkan kehidupan didunia, tetapi juga bisa
dilakukan pada saat dalam keadaan manusia masa hidupnya. Moksa adalah akhir
dari tujuan hidup. Jiwa sudah sepenuhnya bebas dari rasa suka dan duka yang
berasal dari duniawi. Mereka sudah mencapai Moksa jiwanya sudah mengalami
kebahagiaan dan ketenangan yang kekal. Moksa memiliki tingkatan-tingkatan,
sebagai berikut:
- Sampiya, yaitu kebebasan yang dapat dicapai seseorang yang dimasa hidupnya di dunia (Jiwa Mukti).
- Â Sarupya, yaitu kebebasan (moksa) yang didapat karena kelahirannya, contohnya awatara (Jiwa Mukti).
- Salokya, yaitu kebebasan yang dicapai oleh atman dikarenakan atman telah mencapai dari kesadarannya tertinggi sama dengan Tuhan (Wideha Mukti).
- Sayujya, yaitu tingkat kebebasan tertinggi dimana atman telah dapat Bersatu dengan Brahma (Purna Mukti).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H