Mohon tunggu...
Putro
Putro Mohon Tunggu... Cleaning Service -

Kesederhanaan dalam kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemimpin Muda, Sukses, dan Berpengaruh

11 Maret 2015   14:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:49 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1426065870402873647

Muda, sukses dan berpengaruh. Itulah ciri yang melekat pada sosok Irman Gusman, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2014 - 2019. Pria kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, pada 11 Februari 1962 tersebut memiliki rekam jejak yang sarat kisah sukses.

Dari segi pendidikan, ia berhasil menyandang gelar MBA dari salah satu universitas di Amerika. Sedangkan dari sisi organisasi, Irman Gusman banyak terlibat sebagai 'aktivis' dan pimpinan di berbagai organisasi, mulai Muhammadiyah, HMI, HIPMI hingga ICMI. Sementara dari dunia bisnis, ia juga sukses memimpin sejumlah perusahaan.

Sebelum 'terjun' ke dunia politik, Irman Gusman merupakan seorang pebisnis murni yang mendasarkan perjalanan dan pengelolaan usahanya pada etika agama, atau nilai-nilai Islami sesuai agama yang dianutnya. Di antara perusahaan yang sukses dikelolanya itu adalah industri pengolahan kayu terpadu berorientasi ekspor di Sumbar, perkebunan kopi, dan pemimpin sejumlah media massa.

Dalam dunia politik, Irman Gusman merintis karirnya sebagai anggota Fraksi Utusan Daerah (FUD) MPR pada 1999. Ketika FUD dibubarkan akibat perubahan konfigurasi politik dan sistem ketatanegaraan sebagai imbas tuntutan reformasi, Irman Gusman tampil sebagai salah satu tokoh sentral yang membidani lahirnya Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Tatkala mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI, ia mendapatkan suara dukungan yang meyakinkan  dari daerah pemilihannya di Sumbar. Dengan modal itu, ia kemudian maju di bursa pemilihan Ketua DPD RI. Irman Gusman juga sebagai inisator terbentuknya Kaukus Sumatra yang punya tujuan sebagai wahana membangun soliditas dan sinergi di antara mereka untuk memperjuangkan aspirasi bersama.

Salah satu aspirasi yang mencuat dari deklarasi yang ditandatangani segenap anggota DPD RI dari 10 provinsi yang ada di  Sumatera itu adalah bertekad mengusung wakil-wakil terbaik dari Sumatera untuk menduduki tampuk kepemimpinan, baik di DPD maupun MPR.

Senator asal Sumbar ini akhirnya terpilih sebagai Ketua DPD periode 2009-2014 setelah menyisihkan saingannya, anggota DPD asal Sultra, Laode Ida dalam pemungutan suara tahap tiga untuk memilih pimpinan lembaga. Irman Gusman berhasil meraih suara meyakinkan 81 suara dan Laode Ida mendapat 46 suara.

Pada pemungutan suara tahap terakhir itu, anggota DPD asal Yogyakarta GKR Hemas menyatakan mundur dari persaingan untuk posisi Ketua DPD sehingga akhirnya hanya tersisa Irman Gusman dan Laode Ida saja yang bertarung. Namun demikian, dalam komposisi kepemimpinan DPD periode 2009-2014, GKR Hemas tetap menjadi Wakil Ketua DPD bersama Laode Ida mendampingi Irman Gusman yang terpilih melalui voting sebagai Ketua DPD.

Sepanjang kepemimpinannya, Irman Gusman berhasil melakukan sejumlah terobosan untuk meningkatkan kewenangan DPD RI yang secara konstitusional masih lemah.

"DPD RI yang dipimpin Irman, pada periode 2009-2014, terbukti semakin diperhitungkan keberadaannya yang berupaya sejajar dengan DPR RI dan Presiden," menurut Saldi, Pakar hukum tata negara Universitas Andalas, Saldi Isra.


Menurut Saldi, di tengah keterbatasan kewenangan DPD RI, kepemimpinan Irman Gusman sudah efektif dan perannya cukup menonjol dalam dunia politik nasional.

"Peran DPD RI di bawah kepemimpinan Pak Irman, beberapa gagasannya telah menjadi inspirasi Presiden SBY," ujarnya.


Masa Kemempimpinan Irman Gusman:

DPD RI pada kepemimpinan Irman Gusman, lanjut Saldi, telah berhasil membatalkan pasal-pasal dalam Undang-undang Nomor 27 tahun 2009 tentang MD3 yang membelenggu fungsi DPD RI di bidang legislasi. Pembatalan beberapa pasal dalam Undang-undang MD3 tersebut melalui uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK) yang dikabulkan oleh MK.

Pada tahun 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak Irman Gusman untuk menjadi peserta dalam konvensi calon Presiden dari partai Demokrat. Beliau pun menerima tawaran tersebut, dan menyatakan konvensi adalah salah satu cara menumbuhkan budaya demokrasi yang sehat, karena melalui proses seleksi yang kredibel dan transparan.

"Serta memberikan  pendidikan politik yang sehat, sehingga kursi kepemimpinan di semua bidang nantinya terisi oleh putra-putri terbaik bangsa," ujar Irman Gusman.


Pada Oktober 2014, Irman Gusman kembali menyalonkan diri sebagai Ketua DPD untuk periode periode 2014-2019. Dan tanpa terduga, ia kembali terpilih  dengan memperoleh 66 suara. Beliau berhasil unggul atas lawannya Farouk Muhammad yang mendapatkan 53 suara. Sementara suara abstain sebanyak 3 suara.

Pada putaran pertama, Irman Gusman memperoleh 54 suara, mengalahkan dua pesaingnya, Farouk Muhammad dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Keduanya memperoleh 38 dan 32 suara. Ketiga nama tersebut, masuk menjadi nominator Pimpinan DPD RI, setelah melewati proses pemilihan di wilayahnya masing-masing.

GKR Hemas berhasil mengungguli Oesman Sapta di Wilayah Tengah, Farouk Muhammad berhasil mengungguli Nono Sampono di wilayah Timur, dan mantan Ketua DPD, Irman Gusman berhasil mengungguli Istiawati dari Wilayah Barat.  Ini sebuah catatan prestasi yang membanggakan, karena dalam sejarah lembaga legeslatif, terpilihnya kembali calon incumbent belum pernah terjadi.

Tentu saja, ini adalah catatan sejarah bagi republik ini, pimpinan lembaga legeslatif terpilih dua kali.  Setelah terpilih, Irman Gusman mengatakan, terpilihnya kembali ia sebagai ketua DPD RI merupakan sejarah demokrasi di Indonesia. Sebab, belum pernah ketua parlemen dipercaya memimpin dalam dua periode.

"Biasanya ketua parlemen sekali, ini bisa dua kali. Tentu buat saya harus amanah," ucap Irman.


Terpilihnya, ayah tiga anak dari pernikahannya dengan Liestyana Rizal Gusman itu sebagai bukti bahwa Irman Gusman adalah tokoh negarawan yang berpangalaman. Dengan 'baju' yang disandangnya sebagai Ketua DPD RI, Irman Gusman dapat berperan strategis di kancah global untuk kepentingan daerah dan nasional.

Beliau menegaskan tekadnya memimpin bukan semata ambisi, namun karena kecintaanya terhadap negeri ini. Terlebih kepentingan daerah dan otonomi saat ini. Karena dalam pandangannya, bukan dikarenakan adanya kepentingan partai politik dari dalam, namun karena desakan dari luar dengan adanya globalisasi.

Karena itu, di mata Irman Gusman, DPD Ri memiliki cita-cita untuk memperjuangkan dan memajukan daerah serta berperan strategis dalam mengatasi ketimpangan pusat dan daerah, sehingga daerah mampu mengejar ketertinggalannya selama ini. Walaupun dengan kewenangan DPD RI yang sangat terbatas.

"Sangat penting untuk menghilangkan dualisme kota-desa, jawa-luar jawa, dan daerah-pusat. Dualisme itu merupakan sumber ketidakadilan sehingga perlu adanya perubahan paradigma. Perlu diwujudkan daerah sebagai pusat industri dan pertumbuhan dengan basis kelokalannya," menurut Irman Gusman.


Lewat 'baju' yang disandangnya sebagai Ketua DPD RI 2014-2019, Irman Gusman dapat berperan strategis di kancah global untuk kepentingan daerah dan nasional. Walau memiliki banyak tantangan, Irman Gusman sukses melakukan sejumlah terobosan yakni mengusulkan sejumlah peraturan perundang-undangan.

Belum satu tahun periode ini berjalan, Irman Gusman berhasil meningkatkan fasilitas kerja anggota DPD RI lewat gedung baru yang dihibahkan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Penulis sendiri sangat berharap oleh adanya pemimpin yang memang memiliki spirit membangun, bukan malah ingin mementingkan diri sendiri maupun partainya. Semoga oh semoga... Bismillah... :)

*dikutip dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun