Mohon tunggu...
Putri SitiWahyuni
Putri SitiWahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Putri Zaman

Mahasiswi Sejarah Peradaban Islam STIABI Riyadlul 'Ulum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Papyrus, Bahan Pembuatan Kertas pada Zaman Kuno

25 April 2021   12:51 Diperbarui: 25 April 2021   12:51 2067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret pohon papyrus yang sebenarnya/https://unsplash.com/


Papirus atau Papyrus dengan nama ilmiah Cyperus papyrus yaitu sejenis tanaman cairan yang dikenal sebagai bahan untuk membuat kertas pada zaman kuno.

Tanaman ini umumnya dijumpai di tepi dan lembah Sungai Nil. 

Kira-kira 3500 SM, bangsa Mesir Kuno sudah memanfaatkan papirus. Mereka pada masa itu membuat kertas dari kulit-kulit tipis atau kulit-kulit halus papirus, sebelum kertas seperti yang kita kenal sekarang ditemukan.

Ciri-ciri fisik dan kegunaan

Secara fisik, daun pohon ini mirip rambut terjurai. Tangkainya tumbuh setinggi 3-5 meter, hadir wujud segitiga secara bersilangan. Di sekeliling landasan tangkai tersebut tumbuh dedaunan berserabut pendek.

Watak pohon papirus sangat halus, tanpa bonggol-bonggol dan duri-duri yang menuju pada kumpulan bunga mulia, nyaman, dan hadir wujud rumbai. 

Konon karena perubahan geografis di kawasan sungai Nil dan mengembangnya pemakaian kulit binatang sebagai media untuk menulis, papirus di Mesir tidak lagi mengembang biak dengan suburnya. Penanaman menjadi sukar dan populasi papirus menurun dengan drastis.

Namun demikian, sekarang papirus banyak tumbuh di tepi-tepi danau kecil dan sungai-sungai di Afrika.

Menurut Dr. Kamaluddin al-Batanuni, guru mulia ekologi, tumbuhan papirus tumbuh di kawasan lembap dan basah.

Daun-daunnya panjang, tinggi, dan seperti kulit. Panjangnya sampai satu setengah meter dan daun-daun tumbuhan ini banyak dipakai untuk membuat tikar.

Di wilayah jazirah Arab, pada masa Nabi Muhammad SAW, tanaman ini selain dimanfaatkan untuk tikar, juga dipakai untuk menulis Al Qur'an serta bahan obat-obatan tradisional. Sebagai bahan untuk menulis, papirus diolah sedemikian rupa sampai menyerupai kertas, lazimnya hadir ukuran 1020 cm sampai 1030 cm atau bahkan semakin dari 1050 cm. Namun, berpihak kepada yang benar kepingan yang dicantumkan atau dijahit sampai menghasilkan lembar papirus yang panjangnya 12 sampai 30 meter.

Papirus dalam agama Islam

Papirus dikenal sebagai sebuah obat, dalam agama Islam dicatat dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, berlandaskan informasi dari Abu Hazm bahwa dia mendengar Sahl bin Sa'd As Sa'idi menanyakan tentang obat yang dipakai untuk mengobati luka Nabi Muhammad SAW pada waktu Perang Uhud. Karenanya dia berkata : "Wajah dia terluka, gigi serinya pecah dan helm di kepala dia hancur. Fatimah az-Zahra membersihkan darah, dan Ali bin Abi Thalib menuangkan padanya cairan dengan perisai. Ketika Fatimah melihat bahwa cairan tidak menahan darah kecuali semakin banyak, karenanya dia mengambil sepotong tikar, lalu membakarnya sampai menjadi abu, dan lalu melekatkannya pada luka itu, karenanya berhentilah darah yang mengalir".

Al Kahal bin Tharkan menjelaskan hadits ini. Menurutnya, tikar yang dimaksudkan di dalam hadits tersebut yaitu tikar yang terbuat dari papirus. Pada masa itu tikar banyak terbuat dari tumbuhan ini. Abu yang berasal dari papirus hadir pengaruh yang bagus dalam menahan darah karena dia mengandung zat pengering yang kuat dan kurang menyengat. Abu ini, bila ditiupkan sendiri atau bersama cuka ke dalam hidung orang yang mimisan, hendak menghentikan mimisan.

Di samping itu, seperti dituturkan Abdul Mun'im Q dalam bukunya At-Tadawy bil Qur'an (Pengobatan dalam Al-Qur'an), di dalam tumbuhan ini terkandung garam mineral dengan kadar yang besar, zat inilah yang hendak menjadi abu setelah daun-daunnya dibakar. Abu ini sangat halus butir-butirannya sampai sampai derajat yang mulia dan ukuran butir-butirannya bisa sampai ukuran tepung perekat yang bisa menahan pendarahan berkelanjutan. Inilah yang menambah kelapangan permukaannya. Di selang khasiat terpenting dari permukaan ini yaitu sifatnya yang remeh menyerap. Artinya, dia mengumpulkan pada permukaannya unsur-unsur lain dari kondisi yang berpihak kepada yang benar padanya. Karena itu, membakar tumbuhan ini hendak menghasilkan abu yang steril serta hadir khasiat untuk menolong membersihkan luka dan menghentikan pendarahan juga hendak membentuk penutup dan pembalut yang mencegah menyusupnya mikroba dan jasad-jasad renik lainnya.

Karakteristik media papirus ini memang dikenal oleh banyak bangsa. Di India, misalnya, minyak mentah yang terbuat dari papirus banyak dipakai untuk memperlancar cairan seni. Semakin dari itu, kulit bunganya dimanfaatkan sebagai pembalut luka dan obat untuk jaringan yang hidup.

Sejarah

Dok https://commons.wikimedia.org/ Masyarakat Mesir menggunakan hieroglif kursif untuk sastra keagamaan pada papyrus
Dok https://commons.wikimedia.org/ Masyarakat Mesir menggunakan hieroglif kursif untuk sastra keagamaan pada papyrus

Peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papirus sebagai media tulis menulis. Penggunaan papirus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada peradaban Mesir Kuno pada masa wangsa firaun kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa, meskipun penggunaan papirus masih dirasakan sangat mahal. 

Tercatat dalam sejarah, peradaban Cina yang menyumbangkan kertas bagi Dunia. Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah diperoleh di seantero China pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini terus menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan mengembangnya peradaban di daerah itu meskipun pada permulaannya prosedur pembuatan kertas adalah hal yang sangat rahasia.

Teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ke tangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Talas pada tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan perang mengajarkan prosedur pembuatan kertas bagi orang-orang Arab sehingga pada zaman Abbasiyah, munculah pusat-pusat industri kertas adun di Bagdad maupun Samarkand dan kota-kota industri yang lain, kemudian menyebar ke Italia dan India, lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.

Kini, papyrus tidak hanya digunakan sebagai bahan kertas. Papyrus juga banyak diperjual belikan sebagai tanaman hias di online shop.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun