Mohon tunggu...
PUTRI ZAHRA SUFI MAHARANI
PUTRI ZAHRA SUFI MAHARANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1-Kebidanan Universitas Airlangga

Saya mempunyai hobi yaitu suka membaca dan gemar sekali menulis, saya adalah seorang yang rajin dan bertanggung jawab. Beberapa konten yang ingin saya unggah disini saya ingin berbagi ilmu dibidang kesehatan terutama agar masyrakat mengetahui apa upaya preventif yang harus mereka lakukan setelah membaca konten saya ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Konsumsi Junk Food Beresiko Besar terhadap Obesitas Mahasiswa

9 Mei 2024   19:50 Diperbarui: 9 Mei 2024   20:09 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/40eRa2P2b

Gaya hidup mahasiswa dan dampaknya terhadap kesehatan. Gaya hidup modern sering kali menyertakan konsumsi junk food sebagai bagian dari pola makan sehari-hari mahasiswa. Namun, kebiasaan ini membawa risiko besar terhadap peningkatan kasus obesitas di kalangan mahasiswa. Penyebab peningkatan konsumsi junk food di kalangan mahasiswa. Faktor-faktor seperti ketersediaan junk food yang mudah diakses, promosi agresif oleh industri makanan cepat saji, dan gaya hidup yang sibuk menyebabkan mahasiswa cenderung memilih opsi makanan yang tidak sehat.

  • Dampak Negatif Konsumsi junk food pada Kesehatan Mahasiswa. Pola makan yang tinggi lemak, gula, dan garam dari junk food meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya pada mahasiswa. Tinjauan solusi untuk mengurangi konsumsi junk food. Inisiatif untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan sehat, menggalakkan pilihan makanan yang lebih sehat di kampus, serta memberikan edukasi tentang konsekuensi kesehatan dari konsumsi junk food dapat membantu mengurangi prevalensi obesitas di kalangan mahasiswa.
  • Peran Pemerintah dan Institusi Pendidikan. Dukungan pemerintah dan lembaga pendidikan dalam memberlakukan kebijakan untuk mengurangi akses mudah terhadap junk food di lingkungan kampus dan mendorong promosi gaya hidup sehat dapat menjadi langkah penting dalam menangani masalah ini. Pentingnya perubahan pola makan dan gaya hidup. Mengubah kebiasaan konsumsi makanan menjadi lebih sehat serta mengadopsi gaya hidup aktif akan membantu mahasiswa mengurangi risiko obesitas dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

PEMBAHASAN

Peningkatan konsumsi junk food di kalangan remaja disebabkan oleh ketersediaan yang mudah, cita rasa yang menggoda, layanan yang cepat, dan menjadi bagian gaya hidup remaja masa kini. Nutrisi pada makanan bukan lagi faktor yang dipertimbangkan oleh para penggemar junk food, meskipun makanan ini mengandungfg lemak dan kalori tinggi, tetapi kurang serat, vitamin, dan nutrisi penting lainnya yang diperlukan oleh tubuh.  Pola konsumsi makanan pada anak obesitas dan non obesitas biasanya berbeda. Anak -- anak yang non obebsitas cenderung jarang mengkonsumsi makanan cepat saji, sedangkan anak obesitas biasanya yang mengkonsumsi junk food  lebih dari satu kali dalam sehari. Strategi mengurangi konsumsi junk food di kalangan mahasiswa, diperlukan langkah-langkah preventif yang efektif untuk mengurangi konsumsi junk food, termasuk edukasi tentang pentingnya pola makan sehat, promosi makanan yang lebih sehat di kampus, pembatasan iklan junk food, peningkatan akses terhadap makanan sehat dan peningkatan aktivitas fisik.

Peran pemerintah dan lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk memberlakukan kebijakan yang mendukung pola makan sehat di lingkungan kampus, seperti larangan menjual junk food di kantin sekolah, memperkenalkan program pendidikan gizi, dan menyediakan fasilitas olahraga yang memadai.

Pentingnya kesadaran akan dampak negatif konsumsi junk food, dengan edukasi tentang konsekuensi kesehatan yang ditimbulkan oleh konsumsi junk food perlu ditingkatkan, baik melalui program-program pendidikan formal maupun kampanye kesadaran masyarakat. Mahasiswa perlu diberi pemahaman yang jelas tentang hubungan antara pola makan sehat dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Pentingnya aktivitas fisik yang dilakukan. Aktivitas fisik yang rendah menjadi faktor yang meningkatkan kegemukan. Aktivitas fisik berperan penting dalam pengeluaran energi sehingga dapat mencegah timbulnya obesitas. Pengeluaran energi merupakan akibat dari penggunaan energi untuk aktivitas fisik maupun hubungannya dengan metabolisme basal. Dalam kaitan dengan metabolisme basal, dijelaskan bahwa aktivitas fisik berperan dalam memelihara dan membentuk massa otot yang akan mempengaruhi metabolisme basal. Meningkatnya jumlah massa otot akan meningkatkan jumlah metabolisme basal sehingga pengeluaran energi semakin besar dan dapat membakar sel lemak dalam tubuh. Selain itu, seseorang yang aktif mempunyai angka metabolisme basal 5-10% lebih tinggi dibanding dengan orang yang tidak aktif (Katznarzyk P., 2014). Dengan melakukan aktivitas fisik juga membantu mengurangi pertumbuhan sel lemak. Pada anak-anak dan remaja, disarankan untuk melakukan aktivitas fisik selama sekitar 30 menit setiap hari, seperti bermain lompat tali, bersepeda, berjalan kaki, atau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Pentingnya perubahan pola makan dan gaya hidup. Mengubah kebiasaan konsumsi makanan menjadi lebih sehat serta mendorong gaya hidup aktif akan membantu mahasiswa mengurangi risiko obesitas dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Ini tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga pada produktivitas akademis dan kualitas hidup secara keseluruhan.

KESIMPULAN

Dalam konteks tantangan kesehatan yang dihadapi oleh mahasiswa, konsumsi junk food telah menjadi ancaman yang signifikan terhadap kesejahteraan mereka. Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak, gula, dan garam telah membawa konsekuensi serius terhadap peningkatan kasus obesitas di kalangan mahasiswa.

Namun, melalui kesadaran akan dampak negatif konsumsi junk food dan upaya-upaya preventif yang dilakukan, masih ada harapan untuk mengatasi masalah ini. Dengan meningkatkan edukasi tentang pentingnya pola makan sehat, menggalakkan pilihan makanan yang lebih sehat di lingkungan kampus, serta memperkuat kesadaran akan hubungan antara pola makan dan kesehatan, kita dapat melangkah menuju perubahan yang lebih baik.

Pemerintah dan institusi pendidikan juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat, dengan memberlakukan kebijakan yang mengurangi akses mudah terhadap junk food di kampus dan menyediakan fasilitas untuk olahraga dan kegiatan fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun