3. Penggunaan Teknologi Komunikasi untuk Meningkatkan Kordinasi
  Pihak sekolah, aparat kepolisian, dan pemerintah lokal bisa menggunakan aplikasi berbasis pesan instan atau platform koordinasi digital untuk saling berbagi informasi tentang potensi tawuran yang terjadi. Misalnya, jika ada informasi bahwa dua kelompok akan bertemu di suatu lokasi, tindakan preventif bisa segera dilakukan.
 4. Pembinaan dan Pendidikan Sosial
  Teknologi juga dapat digunakan untuk memberikan pelatihan atau edukasi online kepada pelajar dan masyarakat mengenai dampak buruk tawuran. Program edukasi melalui video atau modul pembelajaran daring dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya resolusi konflik secara damai.
5. Peningkatan Pengawasan di Media Sosial
  Banyak tawuran yang dipicu oleh provokasi di media sosial. Dengan menggunakan teknologi pemantauan media sosial, pihak berwenang dapat mendeteksi adanya ancaman tawuran yang dipicu oleh postingan atau grup tertentu. Langkah pencegahan dapat dilakukan dengan melibatkan moderator atau pihak berwenang yang dapat segera menindaklanjuti.
6. Penegakan Hukum yang Tegas
  Penggunaan teknologi dalam penegakan hukum juga dapat berperan. Misalnya, penggunaan drone untuk patroli atau alat pemantau lainnya di titik-titik yang rawan tawuran. Selain itu, hukuman yang jelas dan tegas yang memanfaatkan rekaman CCTV atau bukti digital dapat memperkuat efek jera.
 7. Penyuluhan Melalui Media Digital
  Program penyuluhan dan kampanye anti-tawuran bisa dilakukan melalui berbagai media digital seperti YouTube, Instagram, atau TikTok yang mudah diakses oleh kalangan muda. Konten-konten yang mengedukasi tentang kerugian tawuran dan pentingnya perdamaian dapat memperkecil peluang terjadinya kekerasan.
   Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI