Mohon tunggu...
Putri YumnaSalsabila
Putri YumnaSalsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Jember Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Prodi Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Devaluasi dan Depresiasi: Bagaimana Perbedaannya dan Dampaknya bagi Negara

14 Maret 2023   20:00 Diperbarui: 14 Maret 2023   20:10 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap negara memiliki perbedaan dalam hal mata uang. karena perbedaan tersebut, sering kali terjadi ketidakstabilan nilai mata uang di suatu negara. Ketidakstabilan tersebut seperti kenaikan atau penurunan nilai mata uang pada suatu negara dengan negara lain. dalam hal ini penurunan nilai mata uang dapat disebut dengan devaluasi dan depresiasi. Keduanya memiliki arti yang sama namun terdapat perbedaan yang jelas.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Devaluasi merupakan penurunan nilai uang yang sengaja dilakukan terhadap uang luar negeri atau emas dengan tujuan menstabilkan kembali perekonomian suatu negara. Sedangkan Depresiasi merupakan penyusutan atau penurunan nilai (mata uang) yang terjadi bukan karena peraturan negara.

Dapat disimpulkan bahwa devaluasi merupakan penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Devaluasi juga berkaitan dengan kebijakan pemerintah atau dapat dibilang terjadi secara sengaja dan dikendalikan. Penyebab dari devaluasi sendiri adalah kegiatan impor yang tinggi, ekspor dilakukan hanya pada bahan pangan dan biota laut, serta jumlah pengangguran yang sangat tinggi. Devaluasi harus dilakukan guna meningkatkan jumlah ekspor dan mengurangi jumlah impor sehingga akan memperbaiki balance of payment (BOP merupakan laporan sistematis yang berisi transaksi ekonomi internasional dengan negara lain), Kemudian devaluasi dilakukan untuk meningkatkan pemakaian produk dalam negeri dengan meningkatkan harga barang-barang impor sehingga barang lokal dapat menjadi alternatif, dan tercapainya keseimbangan BOP yang membuat kurs mata uang asing menjadi relatif stabil, dan devisa negarapun dapat meningkat.

Sedangkan depresiasi merupakan penurunan nilai mata uang yang disebabkan oleh mekanisme pasar dan tidak sengaja dibuat oleh pemerintah. Contoh dari mekanisme pasar tersebut adalah dengan banyaknya permintaan uang dolar atau dengan banyaknya orang indonesia yang menginginkan dolar maka harga dolar akan naik. Sehingga harga satu dolarnya akan lebih mahal dari sebelumnya. Hal ini akan menyebabkan orang indonesia sendiri keinginannya menurut untuk pergi keluar negeri. Berikut sejumlah perbedaan antara Devaluasi dan Depresiasi yang perlu diketahui.

Yang pertama adalah penyebabnya. Devaluasi nilai mata uang terjadi karena keputusan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan ekspor. Sedangkan depresiasi merupakan penurunan yang disebabkan oleh permintaan dan penawaran yang tinggi di pasar mata uang. Jika hal itu terjadi pemerintah biasanya melakukan intervensi guna menstabilkan nilai mata uang dalam negeri. Kemudian yang kedua adalah sistem pertukaran mata uangnya. Devaluasi dapat terjadi di negara degara dengan nilai tukar tetap (fixed exchange rate). Bank sentral atau otoritas moneterdari negara dengan nilai tukar tetap akan menetapkan atau menyesuaikan nilai mata uangnya kepada mata uang asing tertentu. Bank sentral disini bertugas untuk menjaga cadangan devisa di pasar valuta asing dengan menjual atau bahkan membeli mata uang sendiri. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga nilai mata uang negara sendiri dalam kisaran yang sangat sempit dan tidak membiarkannya mengambang terhadap mata uang lain. Maka dari itu, bank sentral terkadang mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan nilai mata uangnya sewaktu-waktu. Contohnya rupiah sendiri sudah dipatenkan secara tetap terhadap dollar Amerika, hal ini disebut dengan fixed exchange rate. Sedangkan depresiasi dapat terjadi pada negara yang menggunakan sistem real effective exchange rate atau nilai tukar mengambang. Sistem tukar engambang merupakan sistem yang paling banyak digunakan oleh berbagai negara. Nilai mata uang dengan sistem ini naik turunnya ditentukan oleh pasar mata uang dan nilainya tergantung pada tingginya permintaan dan penawaran mata uang asing tertentu.

Kemudian kita akan membahas dampak dalam perdagangan luar negeri dan ekonomi dalam negeri. Devaluasi sendiri memiliki dampak seperti meningkatnya nilai ekspor, mengurangi jumlah impor barang, produk dalam negeri sendiri akan semakin meningkat dan bersaing, dan meningkatkan defisa negara. Sedangkan depresiasi akan memiliki dampak mahalnya barang impor, menurunnya harga barang ekspor, perubahan volume ekspor impor terjadi secara lambat sehingga defisit pada perdagangan akan semakin meningkat atau surplus perdagangan yang menurun. Jangka waktu dalam devaluasi mata uang sangatlah pendek. Tetapi, devaluasi dinilai dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang terjadi disuatu negara. Sedangkan depresiasi akan memakan waktu yang sangat lama karena terjadinya depresiasi berada di luar kendali pemerintah sehingga sulit dikendalikan. Oleh karena itu, depresiasi menimbulkan efek jangka panjang.

Seringkali ada pertanyaan mengenai bukannya semakin kuat mata uang maka akan semakin bagus ?. jawabannya adalah tidak, karena kita dapat menyimpulkan bahwa menurunnya nilai mata uang tidak selalu menimbulkan hal -- hal yang buruk, justru seringkali dapat menolong keadaan ekonomi suatu negara dan banyak sekali negara-negara yang secara sengaja melemahkan mata uang untuk keuntungan ekonomi. Dengan menurunnya nilai mata uang kita justru malah menarik para turis atau orang -- orang diluar sana untuk membeli barang barang Indoesia karena harganya yang murah. Secara umum setiap negara ingin memiliki keunggulan dalam perdagangan Internasional. Dengan penyediaan harga yang barang yang murah negara-negara lain akan berlomba untuk membeli dagangan negara tersebut. Artinya produksi negara kita dapat terserap oleh negara lain. contohnya china yang membatasi nilai tukar mata uangnya supaya bisa stabil bahkan dilemahkan. Hal ini dilakukan supaya barang-barang produksi China dapat membanjiri pasar perdagangan internasional dengan harga yang sangat murah. Hasilnya produsen dan para eksportir di China untung besar karena menguasai perdagangan internasional dan menyebabkan kenaikan ekonomi bagi negaranya sehingga dapat menyaingi perekonomian Amerika Serikat. 

Dari sini kita dapat memahami bahwa ekonomi itu harus dilihat dari dua sisi, dimana pemelahan mata uang bukan berarti negaranya menjadi lemah karena daya belinya berkurang buat beli barang-barang negara lain. tetapi, bisa diartikan bahwa teknologi produsen negaranya sudah sangat canggih dan efisien sehingga dapat menciptakan produk dengan kualitas sangat baik dengan harga yang murah yang menyebabkan daya tawarnya unggul. Kemudian devaluasi juga dapat meringankan hutang negara apabila beban bunganya tetap. Contohnya apabila negara kita memilki beban bungan sebesar 10 Triliun perbulan dan jumlahnya tetap tiap bulan. Namun, terjadilah penurunan nilai mata uang rupiah sebesar 50% maka nilai sebenarnya dari 10 Triliun Rupiah itu adalah 5 Triliun Rupiah. Hal ini tidak hanya berlaku pada hutang negara saja, namun hutang perusahaan   atau hutang pribadi dalam mata uang negara asal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun