Mohon tunggu...
Putri Yulianingsih
Putri Yulianingsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Sosiologi UNJ 2020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Kemiskinan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Indonesia

25 Desember 2021   14:41 Diperbarui: 25 Desember 2021   15:10 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa menurut data resmi sensus penduduk tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan penduduk di Indonesia setiap tahunnya akan terus bertambah atau meningkat. Keadaan ini tentunya akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah permasalahan kemiskinan.

Kemiskinan merupakan masalah yang cukup rumit dan kompleks terutama bagi negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Kemiskinan di Indonesia menjadi salah satu permasalahan yang masih dihadapi dan belum ada solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini. Selama ini, pemerintah Indonesia sudah banyak mengeluarkan program-progam untuk mengatasi permasalahan kemiskinan, namun usaha yang dilakukan oleh pemerintah belum menunjukkan hasil yang signifikan. Masih banyak masyarakat Indonesia yang merasakan kemiskinan dan pahitnya kehidupan. 

Berdasarkan data kemiskinan di Indonesia yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 hingga 2021, menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami naik dan turun. Pada bulan September 2013, Indonesia sempat mencapai 11,46% atau sebesar 28,61 juta penduduk yang mengalami kemiskinan. Namun, pada tahun-tahun selanjutnya tingkat kemiskinan di Indonesia dapat berkurang, dan dibuktikan pada bulan September 2019 tingkat kemiskinan di Indonesia berkurang hingga mencapai 9,22% atau 24,79 juta jiwa. Nyatanya, tingkat kemiskinan ini tidak selalu berkurang, melainkan pada tahun 2020 tingkat kemiskinan mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni pada bulan Maret 2020 sebesar 9,78% atau 26,79 juga jiwa dan pada bulan September 2020 sebesar 10,19% atau 27,55 juta jiwa. Pada bulan Maret 2021 tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan yang tidak terlalu besar dari tahun sebelumnya, yakni sebesar 0,05%.  Hal ini lah yang membuat penulis ingin menganalisis kemiskinan di Indonesia dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kemiskinan tersebut.

Analisis Kasus

Menurut BAPPENAS, kemiskinan merupakan situasi yang serba kekurangan karena keadaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang dengan kekuatan yang dimilikinya. Kemiskinan ini sering ditandai dengan ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti tempat tinggal, pangan, pakaian, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan ditambah dengan tidak adanya pekerjaan dan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kehidupannya.

Menurut perspektif fungsionalisme struktural, kemiskinan timbul karena adanya disfungsi salah satu bagian sistem sosial yang ada di masyarakat. Karena menurut perspektif ini masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa bagian yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lainnya, jika salah satu bagian mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka akan mempengaruhi struktur masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, tiap bagian  sistem sosial yang ada di masyarakat memiliki perannya masing-masing dan tidak dapat bekerja secara sendiri-sendiri.

Sumodiningrat (1999) membagi tipe kemiskinan dalam tiga kategori, yaitu:

  • Kemiskinan absolut, yakni keadaan seseorang yang penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan berada di bawah batas garis kemiskinan.
  • Kemiskinan relatif, yakni kemiskinan yang berasal dari perbandingan antara penduduk dan lingkungannya. Meskipun kondisi seseorang sudah berada di atas batas garis kemiskinan, tetapi tetap terlihat miskin karena rata-rata penghasilan lingkungannya lebih tinggi dari yang ia dapatkan.
  • Kemiskinan struktural, yakni kemiskinan yang berasal dari struktur sosial masyarakat tertentu dan mereka enggan untuk memperbaiki kondisi hidupnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ravi Dwi Wijayanto (2010) menjelaskan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia, diantaranya tingkat pertumbuhan ekonomi (PDRB), upah minimum, tingkat pengangguran, pendidikan, kesehatan, dan upah minimum Kabupaten/Kota. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia menurut BPS, yaitu perubahan rata-rata upah buruh per hari, kenaikan nilai tukar petani (NTP), rendahnya angka inflasi, adanya penurunan harga eceran tertinggi beberapa komoditas pokok, seperti penurunan harga beras, telur, ayam, dan sebagainya, dan rata-rata pengeluaran perkapita pada desil satu meningkat, serta meningkatnya kuota penerima pelaksana program bantuan pangan non-tunai (BPNT) apabila dibandingkan dengan triwulan pertama di tahun 2019.

Jika dikaitkan dengan perspektif fungsionalisme struktural, dapat dilihat bahwa faktor-faktor di atas merupakan penentu tingkat kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, faktor-faktor di atas harus saling bekerja sama agar tingkat kemiskinan di Indonesia dapat menurun, terutama masyarakat yang bekerja atau berpengaruh terhadap faktor-faktor tersebut. Karena yang dapat mengendalikan faktor-faktor tersebut adalah masyarakatnya sendiri. Jika masyarakatnya mampu mengendalikan sistem sosial yang ada di masyarakat, maka permasalahan kemiskinan dapat teratasi dan diselesaikan.

Solusi 

Solusi yang ditawarkan oleh penulis, yakni untuk mengatasi permasalahan kemiskinan ini tidak bisa dilakukan oleh salah satu pihak saja, melainkan semua pihak juga harus berkontribusi, baik pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dengan baik, misalnya jika pemerintah memberikan bantuan dana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, maka masyarakatnya juga harus patuh akan aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah. Selain itu, sebagai masyarakat yang baik, harus dapat memanfaatkan bantuan dana yang diberikan oleh pemerintah untuk hal-hal yang penting sesuai kebutuhannya.

Solusi lain untuk mengatasi kemiskinan ini, yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat yang belum memiliki pekerjaan dan memberikan upah yang layak sesuai dengan yang dikerjakannya. Jika setiap masyarakat sudah memiliki pekerjaan dan memiliki penghasilan yang layak, maka mereka dapat membiayai dan memenuhi  kebutuhan dasar hidupnya. Dengan demikian, masalah kemiskinan yang ada di Indonesia dapat teratasi dan terselesaikan.

Penutup

Kemiskinan merupakan permasalahan bagi tiap negara, khususnya negara berkembang. Pengentasan kemiskinan dan menciptakan kesejahteraan rakyat menjadi tujuan ahir suatu negara. Oleh karena itu, sesuai dengan perspektif fungsionalisme struktural semua sistem sosial yang ada di masyarakat harus bekerja sama agar tidak menimbulkan disfungsi, salah satu akibatnya adalah kemiskinan. Dengan adanya kerja sama yang baik dalam sistem sosial masyarakat, maka permasalahan kemiskinan ini dapat diselesaikan, sehingga kesejahteraan bagi rakyat pun dapat tercapai.

Daftar Pustaka

Anjaeni, Rahma. (2020). Enam Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan versi BPS. Diakses pada 23 Desember 2021, dari https://amp.kontan.co.id/news/enam-faktor-yang-mempengaruhi-tingkat-kemiskinan-versi-bps

Badan Pusat Statistik. (2021). BPS:270,20 juta Penduduk Indonesia Hasil SP2020. Diakses pada 23 Desember 2021, dari https://www.bps.go.id/news/2021/01/21/405/bps--270-20-juta-penduduk-indonesia-hasil-sp2020.html

Jamaludin, Adon Nasrullah. (2015). Sosiologi Perkotaan: Memahami Masyarakat Kota dan Problematikanya. Bandung: Pustaka Setia.

Pratama, Y.C. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 4(2), 210-223.

Rabbani, Aletheia. (2017). Pengertian Kemiskinan Menurut Ahli. Diakses pada 23 Desember 2021, dari https://www.sosiologi79.com/2017/04/pengertian-kemiskinan-menurut-ahli.html

Wijayanto, Ravi Dwi. (2010). Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan, dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Kabupaten/Kota Jawa Tengah. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun