"Maling," jawab Rara seenaknya.
David mengernyit. "Ha?"
"Udah tau ini lagi ujan. Ya, di sini gue niuplah. Gimana, sih."
David terkekeh geli. Sedangkan Rara merasa tidak nyaman dengan kehadiran cowok itu. Bukan karena apa yang telah terjadi di antara mereka, tapi karena Rara tahu jika perasaan yang dulu terbuang sia-sia memang sepantasnya hilang begitu saja.
"Lo lucu, ya. Masih aja kayak dulu."
Rara berdeham. "Iya. Gue masih kayak dulu, cewek cupu yang lo tinggalin gitu aja."
Mungkin karena terkejut dengan perkataan Rara, David menoleh. Menatap Rara dengan sorot mata sayu. "Ra, gue minta maaf. Waktu itu gue khilaf, kok."
Rara tersenyum. "Gak pa-pa. Gue juga khilaf waktu itu bisa cinta sama lo."
Sebuah mobil yang Rara tunggu sudah berada di depannya. Rara melambaikan tangannya untuk meminta seseorang di dalam mobil itu menunggunya sejenak. Ia menoleh ke arah David. "Gue duluan." Langkahnya hendak ingin beranjak, tapi karena sesuatu, Rara kembali menoleh. "Makasih. Lo bener, cewek cupu emang gak akan pernah bisa berubah."
Kemudian cewek itu melangkah pergi, meninggalkan David yang teredam rasa bersalah di halte ini. Sendiri.
***