Kemajuan teknologi yang pesat mendorong manusia untuk memanfaatkannya dalam membantu aktivitas kehidupan sehari-hari. Digitalisasi merupakan suatu proses mengalih media informasi analog ke media digital. Secara garis besar bahwa digitalisasi adalah proses konversi bentuk tercetak ke dalam bentuk elektronik melalui proses pemindaian (scan)Â
untuk menciptakan halaman elektronik yang sesuai dengan penyimpanan, temu kembali dan transmisi komputer. Artinya bahwa digitalisasi adalah proses konversi data ke dalam bentuk digital untuk diproses melalui komputer.Â
Digitalisasi ini menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan manusia. Teknologi digital adalah peralihan dari operasional yang tidak lagi banyak memakai tenaga manusia. Namun, lebih cenderung pada sistem pengoprasian yang serba otomatis serta mutakhir dengan komputer.Â
Pesatnya perkembangan teknologi digital yang ditandai dengan kedatangan beberapa bermacam perlengkapan komunikasi canggih, di mana tiap orang bisa mengolah, memproduksi, dan mengirimkan ataupun menerima seluruh bentuk pesan komunikasi, di mana saja serta kapan saja, seolah-olah tanpa memahami batas ruang serta waktu,Â
dengan sendirinya sudah memacu terbentuknya pertumbuhan di sektor media massa, yang menggambarkan bagian dari komponen komunikasi.
Dari zaman ke zaman, tentunya banyak sekali perubahan-perubahan maupun perkembangan pada dunia yang terjadi. Dan menurut kami, hal yang paling terdekat dan tidak asing dengan perkembangan zaman adalah dari aspek digitalisasi.Â
Dari aspek ini, kami akan membahas atau menganalisis ulang perbedaan yang ada pada generasi Y dan generasi Z. Sebelum itu, generasi Y adalah orang-orang yang terlahir pada tahun 1981-1994. Sedangkan generasi Z, orang-orang yang terlahir pada tahun 1995-2010.
Dengan melihat perbedaan tahun kelahiran kedua generasi tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa dunia digitalisasi pada zaman itu jelas berbeda. Jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari kita dapat menemuinya tepat didepan mata.Â
Contoh kecilnya, jika seseorang hendak mencari pekerjaan. Pada zaman generasi Y, sebagian orang masih menggunakan pencarian secara langsung. Yang dimaksud disini adalah, calon pekerja tersebut harus mencari informasi dengan mendatangi satu-persatu perusahaan dan menawarkan diri jika ingin mencari pekerjaan.Â
Perbandingannya dengan generasi Z yang dimana generasi kita sendiri, kita tidak perlu menggunakan cara yang terbilang kuno seperti itu. Kita dapat memanfaatkan aspek era digitalisasi yang sangat berkembang pada generasi kita. Salah satunya memanfaatkan internet. Semua informasi apapun yang seseorang itu butuhkan pasti ada disana.Â
Apalagi kita saat ini ada di era pandemi yang tak ada ujung henti. Kita dapat meminimalisir pencegahan itu dengan hemat tenaga, waktu, dan energi agar tetap didalam rumah tetapi bisa melakukan apapun. Ya, dengan memanfaatkan aspek era digitalisasi ini.
Generasi milenial atau yg disebut dengan generasi Y yang merujuk pada orang-orang yang lahir pada tahun 1980-an hingga 2000-an. Ditengah teknologi digital milenial saat ini mengisi lebih dari setengah jumlah tenaga kerja.
 Tidak heran bila generasi Y ini sangat penting untuk mendukung perkembangan digitaisasi. Di indonesia saat ini ada 143 jutapengguna aktif internet atau media sosial. Pemerintah sendiri telah membuat berbagai program untuk meningkatkan kapasitas milenial untuk memasuki era baru ini.
Selain pemahaman teknologi yang baik, anak muda juga harus menguasai bahasa asing. Kedua hal tersebut merupakan kunci penting yang memungkinkan Indonesia mampu bersaing di kancah dunia. Program Peningkatan Kapasitas Milenial ini ditawarkan melalui pelatihan, akreditasi, dan kursus.Â
Lembaga pendidikan dan industri juga dituntut untuk secara sinergis mendukung proses peningkatan ini. Namun pada generasi Z ini sebenarnya tidak beda jauh dengan proses digitalisasi yang ada.Â
Pada era ini, generasi Z lebih lebih berkembang namun Generasi Z merupakan generasi yang aktif dalam penggunaan internet, mereka menerima media sosial sebagai sesuatu yang taken for granted dengan karakteristik generasi Z ini, maka generasi ini akan menjadi generasi yang memegang peranan penting dalam perkembangan Negara Indonesia.
Persoalannya generasi Z pengguna media sosial didominasi oleh remaja, dampak negatif dari penggunaan media sosial yang berlebihan oleh remaja dapat mengakibatkan perilaku kecanduan yang disebut sebagai social networking addiction.Â
Pada umumnya Gen Z hanya dikenal dengan generasi nunduk karena kecanduan dalam menggunakan smartphone. Kebiasaan tersebut mampu membawa dampak negatif seperti menciptakan konten negatif, bullying bahkan kriminalitas. Oleh karena itu, literasi digital menjadi penting agar Gen Z tidak tersesat dalam menggunakan teknologi digital. Dalam dunia 4.0 generasi Z diharapkan lebih unggul dari pada generasi Y.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H