Waduh, gimana ya? Tugasku yang ini belum kelar. Mending aku tanya teman-teman yang lain aja, siapa tau sama, masih ada yang belum; batin salah satu siswa.
Cuplikan WA kelas siswa tersebut
He guys, kalian sudah kelar tugas resume matkul Filsafat?
Sudah kemarin dong.
Sudah ini baru selesai.
Kok kayaknya aku doang yang belum kelar, mana lagi masih ada tugas yang lain, yang masih belum aku kerjakan. Kok bisa sih tugasku doang yang belum kelar? Padahal teman-temanku sudah kelar semua. Kemarin-kemarin emang aku ngapain aja sih?Â
Dari cuplikan yang dialami oleh siswa tersebut, sebenernya apa yang terjadi dibalik kejadian tersebut? Ia merasa resah, galau, sedih, karena melihat semua temannya sudah selesai semua tugas dengan tepat waktu, nah sedangkan ia? Ia belum selesai sama sekali? Ada apa? Mari kita bahasÂ
Ditengah-tengah maraknya virus Corona yang meresahkan semua penduduk Indonesia,. Sebagaimana kita ketahui, saat virus Corona muncul di Wuhan, China pada Desember lalu, banyak pihak yang mempertanyakan darimana asal virus tersebut.
Pemerintah China telah mengklaim bahwa virus yang cepat menular itu kemungkinan berasal dari hewan eksotis yang dijual dipasar hewan di Wuhan. Pada bulan Maret kemarin, virus ini sudah makin menyiksa dan meresahkan warga. Salah satunya yaitu seorang pelajar.
Akhirnya pemerintah memutuskan untuk pihak sekolah maupun pihak universitas agar pembelajaran dilakukan secara online yang dilakukan dirumah masing-masing. Pihak kampus harus memulangkan semua mahasiswa-mahasiswi kekampung halamannya atau diliburkan. Tentu kejadian ini sungguh sangat tidak terduga sebelumnya, liburan akan secepat ini.
Tetapi perlu diketahui bahwa liburan kali ini sungguh sangat berbeda dengan liburan yang biasanya. Ini bukan liburan akhir semester, ini bukan juga liburan dimana pelajar telah melaksanakan UAS. Melainkan liburan ini hanya pengalihan tempat, suasana, dan media pembelajaran yang biasanya.
Memang betul, berkumpul dengan keluarga dan menghabiskan waktu bersama keluarga tentu sangat bahagia dan dimana momen ini dinantikan oleh pelajar yang merantau, tetapi diwaktu liburan ini masih diselingi untuk belajar atau kuliah daring.
Pembelajaran daring membuat pelajar tidak bisa totalitas atau tidak bisa sepenuhnya menikmati waktu liburan dengan keluarga, dikarenakan mungkin ada beberapa pendidik (guru, ustadz/h, dan dosen) yang mengalihkan pembelajaran dengan mengganti yaitu dengan memberi tugas.
Pembelajaran secara online dapat dilakukan dengan berbagai macam media internet maupun lewat televisi dengan menggunakan salah satunya yaitu, e-learning, google classroom, via WhatsApp, zoom, dan masih banyak lagi.
Tentu hal tersebut sangat berpengaruh dari dampaknya internet, yaitu dari dampak positifnya; internet bisa digunakan sebagai acuhan pembelajaran, kita bisa mengakses internet untuk mencari rujukan dan referensi dari berbagai macam sumber internet yang terpercaya.
Hal tersebut membuat internet jauh lebih bisa bermanfaat bagi kita, tetapi ada juga dampak negatifnya; ditengah-tengah pembelajaran mereka malah beralih kepada hal yang lainnya, salah satunya game online. Terutama bagi anak-anak, tidak hanya anak-anak tetapi juga terjadi dikalangan remaja.
Pembelajaran daring yang dilakukan oleh anak-anak tentu harus dalam pantauan orang tua, karena bisa jadi mereka tidak berkonsentrasi kepada pembelajarannya tetapi malah mengalihkan ke game online. Hal tersebut mungkin didorong oleh rasa bosan terhadap pembelajaran daring, tidak juga dikalangan anak-anak, dikalangan remaja juga merasakan rasa bosan, akhirnya mereka melakukan pembelajaran ketika dimulai, mereka hanya muncul atau hadir ketika hanya sesi absen.
Ketika sudah diabsen, mungkin mereka melanjutkan dengan beberapa hal lain, yaitu dengan menonton Drama Korea, menonton film di YouTube, main game online, ditinggal mandi, makan, memasak, dan lebih parahnya ada yang sampai ditinggal tidur dengan sengaja meninggalkan pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena manusia belum bisa mengatur dirinya sendiri.
Dia tidak bisa membuat jadwal sendiri dengan baik dan benar akibatnya mereka tergesa-gesa ketika dalam deadline yang sudah dalam waktu dekat, dan akhirnya mereka memang mengejarkan tetapi dari hasil yang tergesa-gesa, hasilnya juga tidak maksimal, dan kurang baik.Â
Agar tertata dengan rapi, dan tidak tergesa-gesa, kita harus menerapkan dengan baik Self Management yaitu manajemen diri. Memang apa sih, Self Management itu?
Pengertian Self Management
Self management yaitu mengatur diri sendiri. Menurut KBBI, manajemen itu sendiri yaitu penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan. Tuhan menciptakan manusia dengan berbeda-beda agar mereka saling mengenal dan saling menghargai satu sama lain.Â
Ada manusia yang membutuhkan orang lain untuk memanajemen dirinya sendiri, ada yang tidak memerlukan bantuan dari orang lain, ada yang pintar dan memanajemen diri, ada yang tidak pandai dalam memanajemen diri atau bahkan ada juga yang dirinya sama sekali tidak bisa mengatur dirinya sendiri.
Hal tersebut mungkin menjadi salah satu faktor yang menyebabkan seseorang tertingg dibelakang daripada teman-temannya yang telah berhasil mencapai tujuan mereka masing-masing.Â
Ada banyak pengertian tentang Self Management, salah satunya yang dijelaskan dalam bukunya Nicholas Yoder pH. D yang berjudul "Teaching Of Whole Child" bahwa manajemen diri keterampilan yang memungkinkan individu untuk mengatasi tekanan sehari-hari dan mengendalikan emosi mereka dalam situasi yang sulit.
Manajemen diri merupakan suatu kemampuan atau usaha seseorang yang dimilikinya untuk mengatur serta mengarahkan perilaku manusia sendiri dalam melakukan setiap aktivitas, mereka mampu bertanggung jawab terhadap perilaku yang telah dilakukannya, agar waktu yang dimilikinya tidak terbuang sia-sia.
Keterampilan atau kemampuan ini menjadikan setiap manusia lebih mandiri dan independen dalam menentukan tindakan yang akan diambil; tidak bergantung pada bantuan orang lain.
Memang benar, bahwa manusia hidup sebagai makhluk sosial yang memerlukan bantuan orang lain yang kembali pada hakekat manusia bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, tetapi juga tidak bisa menggantungkan semuanya pada manusia yang lain, setidaknya sebelum kita dapat bantuan orang lain, ada usaha terlebih dahulu.
Jika sudah dapat memanajemen diri, manusia mempunyai pilihan sendiri dan lebih tertata dengan penuh rencana yang disusun dengan rapi dan baik. Alangkah baiknya jika kita menerapkan Self Management dalam kehidupan sehari-hari, terutama ditengah maraknya wabah covid-19, yang mengharuskan pembelajaran daring dari rumah masing-masing dan terutama juga mahasiswa yang harus sepintar-pintarnya memanajemen diri, agar tidak tertinggal. Kita harus bisa mengatur diri kita sendiri.
Dengan kemampuan tersebut hidup kita lebih tertat dan lebih baik. Kita bisa bertanggung jawab atas perbuata kita. Apabila sudah dapat memanajemen diri, kita bisa merasa lebih tenang, tidak tergesa-gesa. Hal mudah yang dapat kita lakukan untuk memanajemen diri yaitu
1. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
2. Mencatat setiap tugas yang diberikan oleh pendidik.
Dengan adanya jadwal kita bisa mengatur diri kita sendiri. Jika tidak sesuai jadwal atau melenceng bahkan keluar melanggar dari jadwal yang kita buat, kita bisa memberikan hukuman kepada diri kita sendiri, agar diri kita merasa jera dan tidak mengulanginya lagi.
Nah, jika pekerjaan kita selesai terlebih dahulu sebelum deadline, kita bisa memberikan apresiasi dengan memberi hadiah kepada diri kita sendiri, agar kita bisa lebih bersemangat untuk mengerjakan sesuatu diawal-awal dan tidak menundanya.
Dari hal tersebut kita bisa ingat, dan mengetahui apa saja tugas yang belum kita kerjakan atau belum kita laksanakan dengan begitu diri kita jauh dari tergesa-gesa dikarenakan dikejar deadline yang membuat hasil kurang baik dan kurang maksimal.
Self management tentu bisa dilakukan oleh siapapun, terutama bisa kita mulai ketika semenjak waktu kecil. Orang tua setidaknya mengajarkan sedikit demi sedikit caranya untuk memanajemen diri.Â
Contohnya dengan membiasakan dengan bangun pagi, mengerjakan sesuatu diawal-awal. Dengan membiasakan hak tersebut anak dapat terlatih disiplin yang akan terbawa hingga dewasa nanti. Tentunya orang tua harus mengetahui kunci dari manajemen diri.
Ada beberapa elemen-elemen kunci manajemen pada anak terhadap dirinya
1. Mengontrol Impulse = dimana anak mengetahui cara memilah dan memilih mana perilaku yang baik dan buruk sehingga dorongan perilaku anak akan terkontrol.
2. Manajemen Stres (Stress Management) = anak akan terlatih untuk mengontrol stress pada dirinya.Â
3. Disiplin Diri (Self-Descipline)= membantu anak untuk memiliki manajemen diri dan memberikan kontribusi positif kepada anak.
4. Motivasi Diri (Self Motivation)= memberikan dorongan, dukungan energi, dan kekuatan untuk mereka agar mereka dapat mencapai apa yang mereka inginkan dalam hidup mereka.
5. Mencapai Tujuan (Goal-Setting) = dapat mengembangkan kepekaan terhadap tujuan kemampuan untuk mengatur prioritas dan pengambilan keputusan.
6. Kemampuan Berorganisasi (Organizational Skills)= organisasi harus menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan dalam lingkungannya, agar supaya tetap hidup dan dapat saling menguntungkan.
Sekian terimakasih dan semoga bermanfaat :).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H