"Dendam Saya Sudah Terlampiaskan" Strategi Jitu Mengatur Emosi

Muhammad Husen (28), pelaku pembunuhan dan disertai mutilasi terhadap Irwan Hutagalung (53) di Semarang. Husen ditangkap di Banjarnegara usai melakukan aksinya. 

Muhammad Husein, tersangka pembunuhan dengan cara mutilasi dan mengecor tubuh bosnya, Irwan Hutagalung, mengaku puas dan tidak menyesal telah melakukan perbuatan sadis tersebut. Alasan Husein puas setelah membunuh Irwan Hutagalung adalah, karena selama ini, ia dendam pada korban. Husein mengaku sering dipukul dan dicacimaki oleh korban. Husen sendiri baru bekerja selama satu bulan dengan Irwan Hutagalung. Husen mengaku puas karena dendamnya sudah terlampiaskan.

"Saya potong kepalanya karena sering memaki saya, mau motong mulut susah, potong tangan karena buat mukul saya, puas nggak nyesel." 

"Dendam saya sudah terlampiaskan," kata Husen.

Eittts.. tunggu dulu perilaku tersebut bukan jalan keluar melainkan menuju jeruji besi hingga neraka. 

Perilaku membunuh pada kasus ini merupakan dampak dari perilaku kekerasan yang dilakukan bos nya kepada Husein. Sehingga Husein memupuk rasa dendam dan cenderung akan balas dendam dengan hal yang lebih kejam..

Kalau anda masih merasakan kenyamanan kasur dan tidak ingin tidur dikelilingi jeruji besi, hindari perilaku tersebut ya.. 

Simak dulu penjelasan berikut agar anda lebih paham terkait pentingnya kasus ini!

Emosi ibarat bumbu dalam hidup, kadang bikin hidup asik, kadang bikin rumit. Emosi sebenarnya perasaan yang muncul dalam diri kita, mulai dari sedih marah kesal, senang. Kita semua pasti pernah mengalami emosi ini kan? Emosi itu ibarat gelombang yang datang dan pergi, tanpa permisi, bikin bingung gimana cara menanganinya.

Faktor penyebab yang memicu muncul emosi:

Tekanan di tempat kerja, seperti tuntutan pekerjaan yang tinggi, deadline yang ketat, atau konflik dengan rekan kerja bisa menjadi pemicu emosi negative ; konflik antar pribadi, seperti perbedaan pendapat; tuntutan hidup yang kompleks, ketika berbagai aspek kehidupan seperti pekerjaan, keluarga, dan keuangan menumpuk, tekanan ini bisa berdampak pada emosi yang tidak stabil masih banyak lagi yang membuat anda tidak nyaman

Jadi, jangan heran kalau emosi bisa melonjak tinggi dan menguasai dirimu. Tapiiii.. gausah khawatir ada cara ampuh buat menghadapi emosi yang kadang bikin jengkel di tempat kerja. Yuk, kita pelajari cara mengarahkan dan mengatur emosi dengan baik melalui regulasi emosi!

Tips regulasi emosi yang bisa anda lakukan di tempat kerja :

• Kesadaran Emosi: Kenali dan identifikasi emosi positif maupun negatif yang muncul dalam diri. Dengan begitu, kita bisa lebih cepat tanggap dan mengatasinya.
• Pemanfaatan Pernapasan: Jika anda merasa stres atau marah, ambil napas dalam-dalam dan hembuskan secara perlahan. Ini bisa bantu menenangkan pikiran dan mengurangi ketegangan.
• Jeda dan Istirahat: Keluar dari ruangan, berjalan-jalan sebentar, atau minum air putih bisa membantu melonggarkan ketegangan dan memberikan kesempatan buat lu me-reset pikiran.
• Komunikasi Efektif: Bicarakan masalah dengan tenang dan jangan biarkan emosi menguasai percakapan. Bekerja sama mencari solusi adalah kunci untuk mengatasi konflik.
• Dukungan Sosial: Berbagi cerita atau curhat bisa membantu meringankan beban emosional yang anda rasain. Jangan lupa, jalin hubungan yang baik dengan tim kerja, sehingga ada sumber dukungan ketika diperlukan.

Dampak yang bakal anda rasakan kalau berhasil dalam regulasi emosi di tempat kerja, dijamin dehh hidup kerjaan anda bakal jadi lebih produktif dan enjoyable!

Renungkan sejak dini, ketika belum memiliki regulasi emosi yang baik. Saatnya mengambil langkah untuk menerapkan regulasi emosi di tempat kerja. Jangan biarkan emosi negatif menghambat kesuksesan dan kepuasan hidup kerjaan anda! Mulailah dengan kesadaran diri, dan lakukan langkah-langkah kecil untuk mengelola emosi dengan baik. Jadilah orang yang cerdas dalam mengatur diri sendiri, sehingga kita bisa memberikan yang terbaik di tempat kerja.

Mari kita bersama-sama menghadirkan suasana kerja yang positif dan penuh energi di tempat kerja.

Oleh: Kadek Putri Lestari Wardani